WAROENG BELAJAR

Jumat, 26 Oktober 2012

UTS Manajemen Sumberdaya pendidikan

UTS Manajemen Sumberdaya pendidikan Program S2 Manajemen Pendidikan IKIP PGRI Semarang Tahun akademik 2012-2013 Kelas III A, B, C dan D 1. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Ssidiknas dan PP no 48 tentang pembiayaan pendidikan disebutkan bahwa terdapat empat prinsip pengelolaan pendidikan yaitu Keadilan, Efisiensi, Transparansi dan Akuntabilitas publik. a. Jelaskan satu persatu keempat prinsip tersebut secara ringkas namun jelas b. Berikan contoh pengelolaan dana pendidikan yang berdasarkan masing-masing prinsip tersebut 2. Jelaskan bahwa pendidikan merupakn investasi sumberdaya manusia, hubungkan pengaruh pendidikan terhadap pembangunan ekonomi 3. Empat metode dalam mengukur manfaat pendidikan, Sebutkan ke empat metode tersebut dan jelaskan secara singkat masing2 metode tersebut 4. Dalam mengukur manfaat pendidikan dapat dilihat dari manfaat pribadi dan manfaat sosial; a. Berikan penjelasan apa saja yang disebut dengan manfaat pribadi pendidikan dan manfaat sosial tersebut b. Berikan contoh konkritnya 5. Faktor yang mempengaruhi biaya pendidikan antara lain; (a) perubahan tingkat harga, (b)pertumbuhan jumlah anak (c)peningkatan standar kualitas pendidikan, (d) lama siswa belajar dan (e) biaya satuan pendidikan yang lebih besar pada jenjang pendidikan yang lebih tinngi. Berikan penjelasan dan contohnya 6. Lima Elemen Kunci dalam Sistem Pendidikan adalah: (a) Objectives, sebagai kompas internal proses.(b) output,(c) benefits, (d) internal process, dan (e) input. Jelaskan masing-masing elemen tersebut secara singkat dan jelas, berikan contoh bila perlu. Ketentuan: a. Jawaban sebaiknya diketik dan dicetak, dan sofcopy jawaban juga di emailkan ke alamat e-mail yang telah disampaikan (noormyn) b. Nama file : Nama mhs- klas- utssdp (Noormiyono-3C-utssdp) c. Jawaban lewat e-mail ditunggu selambatnya tanggal 2 Nopember 2012 pkl.24.00. untuk cetak dapat dikumpulkan tgl 3 nopember atau 4 nopember 2012 pada waktu kuliah. (tidak perlu dijilid, cukup distaples pojok kiri atas) d. Terima kasih, selamat mengerjakan
READ MORE - UTS Manajemen Sumberdaya pendidikan

Selasa, 23 Oktober 2012

Memahami Pesan Film ‘Innocence of Muslims’

Saya baru sempat menonton film penghinaan terhadap Rasul/Islam itu, Selasa 18 September 2012. Tentu menyakitkan. Sebab bagi kita Rasul itu adalah tauladan di atas segala tauladan. Dan tentunya pada tataran ‘imani’ terjaga dari prilaku ‘syaithani’ yang ingin digambarkan pada film itu. Tapi saya kemudian mencoba berpikir, lalu terbetiklah dibenak saya hal-hal berikut: Pertama. Jangankan di film ini, dalam Kitab Suci mereka sekalipun, para nabi dan rasul telah menjadi bulan-bulanan dengan prilaku yang tidak manusiawi. Nabi Daud merebut menyeleweng dengan isteri prajuritnya yang lagi berperang membela agama. Nabi Sulaiman dengan imajinasi wanita-wanita cantik. Nabi Luth yang menghamili putri sulungnya, dan seterusnya. Jadi perilaku ini memang menjadi bagian dari ‘kejiwaan’ atau bahkan ‘iman’ mereka. Kedua. Ini semakin menguatkan keyakinan kita akan kebenaran Al Qur’an bahwa ‘istihzaa’ (pengolok-olokkan) Rasul dan penentangan kepada cahaya Allah itu bersifat abadi. Ingat kata: “yuriiduuna li yuthfiuu..” menggambarkaan bahwa upaya-upaya seperti ini berketerusan. Apapun umat lakukan saat ini, tidak akan menghentikan upaya-upaya ini. Dari Salman Rushdie, kartun Nabi di Denmark, pembakaran Al-Qur’an, hingga yang ini, hanya bukti kebenaran Al Qur’an. Ketiga. Pembuatan film yang sangat ‘tidak profesional’ ini menggambarkan bahwa cara-cara yang rasional tidak lagi mampu menghentikan laju pergerakan da’wah Islam. Sehingga dengan sendirinya, film ini merupakan bukti ‘keputusasaan’ terhadap perkembangan da’wah Islam yang semakin bersinar di berbagai penjuru dunia, bahkan di masyarakat yang paling ‘hostile’ sekalipun. Keempat. Mereka tahu bahwa orang-orang Islam sekarang ini mengalami masa ‘emosi mental’ yang tinggi karena berbagai hal, antara lain, konflik internal dan eksternal, khususnya di Timur Tengah dan Asia Selatan. Dengan sengaja mereka menyulut emosi itu lalu dijadikan justifikasi bahwa Islam memang mengajarkan ‘kemarahan dan kekerasan’. Di sini, umat harus mampu mengendalikan diri dan bersikap sebaliknya. Dengan ini mereka akan semakin sakit hati… Pada akhirnya, satu hal yang perlu disadari umat ini adalah bahwa setiap ‘aksi dan reaksi’ yang kita ambil dalam menyikapi apapun akan memiliki dampak kepada Islam/Muslim itu sendiri. Oleh karenanya, mari belajar untuk lebih pintar, arif, dan dewasa dalam melihat dan menyikapi berbagai hal, termasuk film tersebut. Wallahu a’lam!
READ MORE - Memahami Pesan Film ‘Innocence of Muslims’

Akhir Tragis Sang Penyelamat Republik

Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tanggal 30 September 1965 tidak terlepas dari melemahnya kekuatan Islamis dan semakin condongnya rezim Soekarno pada komunisme. Kesempatan besar itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Partai Komunis Indonesia untuk merebut tampuk kekuasaan dalam rangka mencengkeram Republik dengan paham atheisme dan komunisme. Jauh sebelum memiliki kesempatan untuk memberontak secara nasional, PKI memiliki musuh yang tangguh, yakni kelompok yang membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PDRI dan PRRI) . Kami nukilkan secara utuh sejarahnya dari Majalah Suara Hidayatullah edisi November 2008. PDRI terbentuk, ketimpangan antara daerah dan pusat malah mencolok. Pusat acuh tak acuh kepada daerah. Protes pun menjadi marak Dalam untaian sejarah Indonesia, PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) dan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) tak bisa dipisah satu sama lain. Kedua peristiwa ini bagai mata rantai yang saling melengkapi. PDRI dibentuk pada 19 Desember 1948 di Bukittingi, Sumatera Barat, oleh Syafruddin Prawiranegara. Sedang PRRI dicetuskan 10 tahun kemudian, tepatnya tanggal 15 Pebruari 1958, di Padang, Sumatera Barat, oleh Ahmad Husein. Syafruddin sendiri kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri dalam pemerintahan yang baru ini. Ihwal terbentuknya PDRI bermula ketika Belanda melancarkan agresi kedua dengan menduduki ibukota negara yang saat itu berkedudukan di Yogyakarta. Ketika itu, Belanda juga menawan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Beberapa jam sebelum ditawan, Soekarno sempat menyurati Syafruddin selaku Menteri Kemakmuran RI yang saat itu sedang menjalankan tugas di Bukittinggi, Sumatera Barat. Surat itu berisi mandat kepada Syafruddin agar segera membentuk PDRI. Tanpa ada hambatan, sehari setelah itu, pemerintahan darurat terbentuk. Perjalanan PDRI selanjutnya jelas tak mulus. Syafruddin dan kawan-kawan terus diburu Belanda yang tak senang dengan berdirinya pemerintahan baru. Roda pemerintahan terpaksa digerakkan dengan cara bergerilya di hutan-hutan Sumatera Barat. Upaya Syafruddin menyelamatkan bangsa dari ketiadaan pemerintahan boleh dikata berhasil. Melalui pemancar radio di Koto Tinggi, PDRI telah membukakan mata internasional untuk mengakui kedaulatan RI. Agresi militer Belanda berhenti. Soekarno dan Hatta dibebaskan. PBB mengakui kedaulatan Indonesia. Seiring keberhasilan ini, cerita tentang PDRI juga ditutup dengan happy anding yang mengharu-biru. Setelah dijemput oleh Muhammad Natsir ke Payakumbuh, Syafruddin berangkat ke Yogyakarta untuk mengembalikan mandat pemerintahan kepada Presiden Soekarno. Di Lapangan Koto Kaciak, keberangkatan Syafruddin dilepas dengan tangis haru ribuan masyarakat dan para pejuang yang telah berbulan-bulan keluar masuk hutan demi menyelamatkan PDRI. Selama berada di hutan, mereka mengandalkan budi baik masyarakat yang kerap mengirimi mereka nasi bungkus untuk menunjang hidup. Sejarawan Dr Mestika Zed menyatakan, negara dan pemerintahan Indonesia tidak akan ada tanpa PDRI. “PDRI adalah pemerintah darurat yang dipimpin Syafruddin Prawiranegara sebagai bentuk kesuksesan orang daerah menyelamatkan negara dari ancaman disintegrasi bangsa dan kembali menyerahkan tampuk kekuasaan setelah tugasnya selesai.” kata Mestika. Pengembalian mandat PDRI oleh Syafruddin kepada Soekarno ternyata bukan awal bagi terwujudnya pemerintahan yang sesuai dengan cita-cita proklamasi. Sebaliknya, ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah kian menganga. Ketika Presiden Soekarno menggulirkan proyek pembangunan Tugu Monas serta berhala-berhala lain di Jakarta, rakyat di daerah, baik di Jawa maupun di luar Jawa, justru kian dibelenggu oleh kemiskinan, kelaparan, dan didera penyakit tukak dan cacing tambang. Akibat ketimpangan itu, gelombang ketidakpuasan di daerah mulai membesar. Di Bukittinggi, bekas ibukota PDRI, misalnya, untuk pertamakali terjadi unjuk rasa yang diikuti 10 ribu orang. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan “Demontrasi Nasi Bungkus”. Istilah “Nasi Bungkus” menggambarkan simbol bahwa rakyatlah yang dulu mendukung tentara dengan logistik sehingga tetap bisa mempertahankan PDRI hingga bangsa ini bisa terselamatkan. Berawal dari Dewan Banteng Bersamaan dengan kian memuncaknya protes atas ketimpangan pembangunan wilayah pusat dan daerah, pada Desember 1956 berdirilah Dewan Banteng di Sumatera Tengah, Dewan Gajah di Sumatera Utara, dan Dewan Garuda di Sumatera Selatan. Bermunculannya dewan-dewan itu merupakan wujud ketidakpuasan daerah kepada pemerintah pusat atas penciutan struktur militer dan kian diberi tempatnya PKI di pemerintahan. Saat itu Soekarno dinilai lebih condong ke “kiri“. Menurut Kahin (1979), Resimen 6 Devisi IX Banteng sebelumnya merupakan pasukan terbaik di Sumatera. PRRI kala itu menunjuk Ahmad Husein sebagai panglima pasukan ini. Namun, nasib Divisi Banteng menjadi kucar-kacir ketika pemerintah Soekarno melaksanakan penyerderhanaan struktur militer secara nasional. Kemudian, perwira Akademi Militer Hukum di Jakarta, Jusuf Nur dan Djamhuri Djamin, pengusaha Ramawi Izhar, serta Badar Gafar dari pusat pendidikan infanteri, berencana menggelar reuni mantan Divisi Banteng, baik yang masih aktif maupun yang tidak. Rencana reuni dimatangkan dalam dua kali pertemuan. Pertama, di Jakarta pada 21 September 1956. Kedua, di Padang, Sumatera Barat, pada 11 Oktober 1956. Reuni akhirnya terlaksana di Padang tanggal 20 hingga 24 Nopember 1956. Reuni ini membahas masalah politik dan sosial ekonomi rakyat di Sumatera Tengah. Reuni dihadiri sekitar 612 perwira aktif dan pensiunan. Reuni membuat sejumlah rekomendasi, yakni perbaikan masalah kepimpinan negara secara progresif dan radikal, perbaikan kabinet yang telah dimasuki unsur komunis, penyelesaian perpecahan di tubuh Angkatan Darat, pemberian otonomi seluas-luasnya kepada Sumatera Tengah, serta menghapuskan birokrasi sentralistik. Rekomendasi ini dinamakan tuntutan Dewan Banteng. Selain itu dibentuk pula dewan yang bertugas menindaklanjuti dan memperjuangkan hasil reuni ini. Dewan tersebut bernama Dewan Banteng, terdiri dari unsur militer, pemerintah daerah, alim ulama, dan pemuka adat. Jumlahnya ada 17 orang, mengacu pada semangat proklamasi 17 Agustus 45. Tetapi oleh PKI dan sebagian tokoh PNI, rumusan perjuangan Dewan Banteng itu dicap sebagai pemberontakan. Ahmad Husein, ketua Dewan Banteng, langsung membantah tuduhan ini. Ia berpidato di depan corong Radio Republik Indonesia Padang, mengutarakan bahwa perjuangan Dewan Banteng bukan untuk memberontak, justru untuk membela keutuhan Republik Indonesia dan menegakan konstitusi. Dewan Banteng menilai Soekarno telah mengkhianati konstitusi dengan membubarkan konstituante. Soekarno juga dikecam karena kian memihak kepada komunis. Puncaknya adalah mundurnya Bung Hatta sebagai Wakil Presiden RI pada 1 Desember 1956. Ia tidak setuju dengan cara Soekarno mengatasi keadaan negara. Sayangnya, peristiwa itu tak membuat Soekarno mengoreksi sikapnya. Malah, aksi pelemparan granat pada malam 30 Nopember 1957, di saat Soekarno menghadiri ulang tahun sekolah Cikini, tempat anaknya bersekolah, dijadikan alasan untuk menangkapi lawan-lawan politiknya dan mengeluarkan Dekrit Presdien 5 Juli 1959. Dekrit ini berisi permintaan agar konstituante hasil Pemilu 1955 dibubarkan. Pasca peristiwa Cikini, Jakarta menjadi bara api yang setiap saat siap membakar para lawan politik Soekarno, terlebih bagi siapa saja yang sejak awal telah menentang keberadaan PKI. Surat kabar yang menjadi corong PKI seperti Harian Rakyat, Warta Bhakti, Bintang Timur dan Harian Pemuda menuding sejumlah tokoh politik dari partai Masyumi dikait-kaitkan dengan peristiwa Cikini. Mereka kemudian diteror dan diancam akan dihabisi. Rumah Mohammad Rum sempat dikepung massa. Untunglah Rum dan keluarganya selamat. Demikian juga rumah Natsir. Para politisi dari partai Masyumi merasa tidak aman lagi tinggal di Jakarta. Satu demi satu mereka ‘hijrah’ ke daerah. Bahkan, Prof. Soemitro Djojohadikoesoemo, politisi Partai Sosialis Indonesia (PSI), turut hijrah ke Padang. Jadi, kedatangan Muhammad Natsir, Syafruddin Prawiranegara, dan Burhanuddin Harahap ke Padang sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan terbentuknya Dewan Banteng atau berbagai gerakan protes yang sedang marak di daerah. “Pak Natsir dan sejumlah tokoh Masyumi murni mengungsi ke daerah untuk menyelamatkan diri dari aksi penculikan,” ungkap Dt Tankabasaran, pengawal Natsir pada waktu itu. Namun, Soekarno tidak peduli. Para tokoh Masyumi tetap dianggap ikut memberontak. Pemberontakan Setengah Hati Tokoh Masyumi mampu meredam keinginan masyarakat untuk memisahkan diri dari NKRI. Namun, Soekarno tetap menilainya sebagai pemberontak. Gagasan melawan Soekarno yang dituduh kian condong pada PKI semakin menguat ketika para tokoh militer dan politisi sipil mengadakan rapat rahasia di Sungai Dareh, Sumatera Barat. Rapat rahasia itu berlangsung dalam dua putaran. Putaran pertama tanggal 8 Januari 1958, dihadiri tokoh-tokoh militer plus seorang politisi sipil Soemitro Djojohadikoesoemo. Rapat putaran pertama ini penuh semangat ‘kemarahan’ kepada pemerintah pusat. Bahkan, sempat terlontar beberapa kali ancaman akan memisahkan diri dari NKRI dan mendirikan negara Sumatera jika pemerintah pusat tak mau berbenah. Untunglah, dalam rapat kedua tanggal 10 Januari 1958, tokoh sipil seperti Muhammad Natsir, Syafruddin Prawiranegara, dan Boerhanuddin Harahap, bisa meredam keinginan itu. Pertemuan tertutup yang disebut rapat rahasia Sungai Dareh itu cuma menyempurnakan susunan pengurus Dewan Perjuangan. Sebulan setelah rapat rahasia berlangsung, tepatnya tanggal 10 Pebruari 1958, Ahmad Husein, selaku Ketua Dewan Perjuangan, menyampaikan ultimatum kepada pemerintahan Soekarno melalui Radio Republik Indonesia Padang. Ultimatum yang disebut Piagam Perjuangan ini berisi 8 poin tuntutan. Intinya, menuntut agar dalam waktu 5 x 24 jam sejak diumumkannya ultimatum ini, presiden segara membubarkan Kabinet Djuanda. Tuntutan lainnya, pemerintah harus membentuk Zaken Kabinet Nasional yang jujur dan bersih dari unsur-unsur PKI. Kemudian, Soekarno harus memberi dukungan kepada Zaken Kabinet, dan Hatta bersama Hamengku Buwono harus diberi mandat untuk bertugas di Zaken Kabinet ini. Jika ternyata Soekarno enggan memenuhi tuntutan ini dan tidak memberikan kesempatan kepada Zaken Kabinet untuk bekerja, maka Dewan Perjuangan menyatakan terbebas dari kewajiban taat kepada Soekarno sebagai kepala negara. Tak ada satu kalimat pun dalam ultimatum yang menyatakan bakal memisahkan diri dari Republik Indonesia. Saat ditanya oleh Kapten Zaidin Bakry apa yang akan dilakukan Dewan Perjuangan ke depan, Husein sama sekali tak menjawab bakal mendirikan negera sendiri. Ia hanya menjawab, “Kita buat organisasi. Kita gertak Soekarno sampai kelak dia undang kita untuk membicarakan nasib bangsa ini.” Namun, ultimatum yang hanya sekadar ”gertakan sambal” itu tidak membuahkan hasil. Esok harinya, 11 Februari 1958, di Jakarta, Djuanda mengumumkan menolak ultimatum Dewan Perjuangan. Bahkan, ia memerintahkan KSAD untuk memecat Letkol Ahmad Husein dan Kolonel Simbolon dari kemiliteran, membekukan Komando Daerah Militer Sumatera Tengah (KDMST), serta memutuskan hubungan darat dan udara dengan Sumatera Tengah. Sikap yang ditunjukkan Djuanda ini jelas memberi jawaban bahwa ultimatum tak akan dipenuhi. Bahkan, Djuanda memberikan reaksi yang sangat keras. Itu berarti, tak ada lagi jalan menuju negosiasi. Tindakan harus segera dilakukan. Maka, pada tanggal 15 Pebruari 1958, Husein segera membentuk ”kabinet tandingan” yang berkedudukan di Padang. Mereka juga mengumumkan tak mengakui lagi kabinet Djuanda. Kabinet baru itu bernama Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Dalam kabinet itu, Mr Syafruddin Prawiranegara diamanahi sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan. Maludin Simbolon menjabat Menteri Luar Negeri., Kolonel Dahlan Djambek menjabat Menteri Dalam Negeri. Mr Burhanuddin Harahap menjadi Menteri Pertahanan sekaligus Menteri Kehakiman. Dr Soemitro Djojohadikoesemo menjabat Menteri Perhubungan dan Pelayaran. Adapun Menteri Agama dijabat Saleh Lintang. Menteri Penerangan dijabat Saleh Lahade. Menteri Sosial dijabat A. Gani Usman. Menteri Pertanian dijabat S. Sarumpaet. Menteri Pembangunan dijabat JF Warouw. Dan, Menteri PP&K dijabat Mohammad Syafei. Tak lama kemudian terjadilah ”tragedi”. Tragedi ini berawal saat Presiden Soekarno pulang dari lawatan ke Eropa Timur dan Peking pada 16 Pebruari 1958. Djuanda langsung menghadap Soekarno dan melaporkan gerakan yang ia sebut ‘pemberontakan’ PRRI di Sumatera Tengah dan Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta) di Sulawesi. Hari itu juga keluar perintah Soekarno agar menangkap para tokoh PRRI dan Permesta. Ancaman penangkapan “dijawab” oleh Ahmad Husein dengan mengelar Rapat Umum PRRI di Padang pada 20 Pebruari 1958. Di hadapan peserta rapat, Husein menyatakan tidak gentar dengan ancaman Soekarno. Sambil melemparkan tanda pangkatnya ke tanah, Husein berkata, “Apabila saudara-saudara tidak mendukung perjuangan PRRI, maka saat ini juga saudara-saudara boleh menangkap saya dan menyerahkan saya ke pemerintahan Soekarno.” Beberapa tokoh lalu menenangkan Husein. Tanda pangkat yang tadi dilempar, diambil lagi dan dilekatkan kembali ke tempatnya. Sejak saat itu dukungan terus mengalir kepada PRRI. Bahkan dilaporkan, sekitar 400 mahasiswa dan pelajar Minang yang sedang kuliah di Jawa memutuskan pulang untuk bergabung bersama Tentara Pelajar (TP), sebuah kekuatan penyeimbang terhadap OPR (Organisasi Pemuda Rakyat) dan OKR (Organisasi Keamanan Rakyat) bentukan PKI. Dukungan mayoritas dari masyarakat Sumatera Tengah dan Sumatera Barat terhadap PRRI adalah wajar. Sebab, wilayah ini merupakan basis Masyumi. Tokoh-tokoh Masyumi sendiri banyak yang menjadi tokoh PRRI. Lagi pula, di Sumatera Tengah, partai Masyumi meraih kemenangan mutlak (58 persen) pada Pemilu 1955, jauh meninggalkan PNI, apa lagi PKI. Para tokoh PRRI di daerah Sumatera Tengah juga ‘menjawab’ ultimatum Soekarno dengan melancarkan operasi penangkapan terhadap ratusan tokoh ‘kiri’ dan anggota PKI. Mereka ditahan di tiga tempat: Muaro Labuh, Situjuh, dan Suliki. Keesokan harinya, tanggal 21 Pebruari 1958, Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) mulai melancarkan operasi penumpasan PRRI dengan kekuatan penuh. Operasi ini diberi sandi “Operasi 17 Agustus”, dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Pesawat AURI langsung menghujani Kota Padang dan Bukittinggi dengan bom. Bersamaan dengan itu, puluhan kapal perang membombardir Pantai Padang. Anehnya, tak ada perlawan dari pihak ”pemberontak”. Tak ada serangan balasan meski mereka bertubi-tubi diserang APRI. Tak ada satu pun ”pemberontak” yang berusaha meletuskan senjatanya. Ada apa gerangan? Rupanya sehari setelah ”rapat rahasia Sungai Dareh” ditutup, Natsir memberi perintah agar PRRI menerapkan ‘gerakan tanpa perang’ untuk melawan pemerintah Soekarno. Seruan ini betul-betul diikuti. PRRI bukannya membalas serangan tapi justru mundur ke kampung-kampung, terus ke hutan-hutan. Rute gerakan mundur ini tak jauh berbeda dengan rute perjuangan PDRI dulu, yaitu belantara di sekitar Agam, Pasaman, Payakumbuh, dan Solok. Inilah adegan ”pemberontakan setengah hati” PRRI. Balas Dendam Si Palu Arit Karena PRRI sangat memusuhi komunis, PKI ikut serta dalam operasi penumpasan garakan ini. Korban pun berjatuhan. Sejatinya, bukan hanya faktor kesenjangan yang menyebabkan PRRI lahir. Namun, hadirnya komunis di Indonesia juga menjadi salah satu sebabnya. Ini bisa diketahui dari ultimatum PRRI yang dikeluarkan tanggal 10 Februari 1958. Isi ultimatum tersebut antara lain menuntut agar pemerintah pusat membersihkan kabinetnya dari unsur-unsur PKI. Nuansa anti-PKI juga terlihat dari respon pribadi para tokoh PRRI terhadap gerakan komunisme. Simbolon, panglima Tentara dan Teritorium I (TT-I) Bukit Barisan, yang menjabat Menteri Luar Negeri PRRI, misalnya, sejak awal sudah menyadari bahaya komunis mengintai Sumatera Timur. Perkebunan-perkebunan raksasa yang saat itu berada di bawah pengawasannya rawan untuk disusupi komunis. Sebab, para buruh merupakan ”ladang emas” bagi mereka untuk digarap. Para buruh yang sudah terasuki paham komunis ini mendirikan organisasi bernama SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia). Organisasi ini bertugas melumpuhkan usaha perkebunan, transportasi, dan pelabuhan di Belawan, Sumatera Utara, sehingga pemasukan negara terhambat dan pemerintah mengalami kesulitan ekonomi. Rencana berikutnya, mereka akan menuntut kekuasaan. Begitu pula Saleh Lahade yang menjabat Menteri Sosial di kabinet PRRI. Kewaspadaan perwira yang mendapat tugas mengurusi transmigrasi ini terhadap gerakan komunis sudah ia perlihatkan lewat sebuah tulisan pada 15 Oktober 1957. Dalam tulisan itu ia tumpahkan semua konsep mengenai cara mengatasi problem yang menimpa Angkatan Darat. Cara itu, menurutnya, menumpas sumber masalah yang menyebabkan pertikaian dalam militer terjadi. Sumber masalah itu tak lain adalah komunis. Tulisan itu selanjutnya ia sampaikan ke Panitia 7 di Jakarta. Sedangkan Syafruddin Prawinagera yang menjabat Perdana Menteri PRRI, Burhanuddin Harahap yang menjabat Menteri Pertahanan, serta Natsir, adalah tokoh-tokoh Masyumi yang memang amat keras menentang komunis. Jadi, bisa dimaklumi jika mereka semua kemudian bergabung dengan PRRI ketika “hijrah” ke Padang. Bahkan, PRRI pernah pula mendapat bantuan persenjataan dari CIA (Central Intelligence Agency) Amerika Serikat karena memusuhi komunis. RZ Leirissa dalam buknya PRRI Permesta, Strategi Membangun Indonesia Tanpa Komunis menilai hubungan ini terbangun karena PRRI dan CIA sama-sama memiliki kepentingan. PRRI memerlukan senjata untuk menghadapai serangan pemerintah pusat, sedangan CIA perlu saluran untuk menggertak Soekarno. Ini bisa dipahami karena Barat sangat memusuhi komunis. Akan tetapi, setelah AS melihat masih ada sekelompok orang yang anti-komunis di jajaran pemerintahan, dukungan terhadap PRRI dialihkan kepada kelompok ini. Balas dendam Dendam PKI kepada PRRI kian lama kian membuncah. Kesempatan untuk membalaskan dendam ini terbuka lebar ketika terjadi operasi penumpasan PRRI. Apalagi setelah Kolonel Pranoto diangkat menggantikan Kolonel Ahmad Yani sebagai Panglima Kodam III dan Komandan Operasi 17 Agustus. Syafrudin Bahar, dalam Kaharoeddin Gubernur di Tengah Pergolakan, 1998, memaparkan bagaimana Pranoto mengerahkan sekitar 6.341 OKR (Organisasi Keamanan Rakyat) dan OPR (Organisasi Pemuda Rakyat) untuk menyerang PRRI. Jumlah ini hampir setara dengan sembilan batalyon tentara. Kenyataannya, OKR menjelma menjadi Pemuda Rakyat yang dijadikan ujung tombak PKI melakukan berbagai teror, intimidasi, dan tindakan brutal. Banyak korban berjatuhan di Minang. Mereka semua pendukung PRRI. Kebiadaban kian menjadi-jadi dengan ikutnya Mayor Latif sebagai Perwira Seksi I/Intelijen, Letnan Untung (kelak memimpim kudeta G30S/PKI) sebagai Komandan Kompi, dan anggota Biro Khusus Komite CC-PKI, Djajusman. Jadilah penumpasan PRRI sebagai ajang balas dendam menghabisi mereka yang dulu gencar menuntut pembubaran PKI. Tiap daerah punya cerita hampir sama tentang kekejaman PKI. Pendukung PRRI yang tidak lari ke hutan sering ditemukan dalam karung tanpa kepala atau mata. Di Matur Mudik, tentara pelajar yang dijemput malam oleh OPR banyak yang tak pernah kembali lagi. Di Mahek Suliki, anggota PRRI yang bersiap kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi ditembaki hingga tewas. Di desa Lariang, Bonjol Pasaman, Kolonel Dahlan Djambek yang bersiap turun gunung memenuhi panggilan pemerintahan Soekarno pada 13 September 1961 diberondong sampai tewas. Dengan adanya kasus-kasus itu, Amnesti Umum berupa pengampunan dan jaminan keselamatan bagi anggota PRRI yang bersedia keluar hutan, seperti diumumkan Presiden Soerkarno melalui Kepres No 332 tanggal 22 Juni 1961, omong kosong. Kebiadaban demi kebiadan yang dialami masyarakat Minang benar-benar menimbulkan trauma yang mendalam sampai hari ini. Masyarakat Minang kehilangan inisiatif dan daya kritis. Demikian parahnya rasa trauma itu sampai-sampai tradisi pemberian nama yang berbau Minang sempat dihapus. Banyak putra Minang yang lahir pasca penumpasan PRRI diberi tambahan nama Prayitno, Sutarjo, atau Hamiwanto. Setelah PRRI jatuh, posisi PKI semakin menguat. Pada tahun 1965, tepatnya tanggal 30 September, partai komunis semakin berani bergerak. Enam pejabat tinggi militer dan seorang pengawal mereka bunuh. Peristiwa ini tersohor dengan sebutan Gerakan 30 September. Rupanya, inilah akhir dari cerita kekejaman ”Si Palu Arit”.
READ MORE - Akhir Tragis Sang Penyelamat Republik

7 KEBAIKAN HARI RAYA IDUL ADHA

Sebentar lagi kita akan kedatangan tamu istimewa, Hari Raya ‘Idul Adha, dimana di hari itu dan hari tasyrik dilakukan penyembelihan hewan qurba. Jika Anda belum memutuskan untuk berkurban tahun ini, ada baiknya Anda menyimak hikmah dan keutamaan qurban pada hari-hari tersebut: 1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah] 2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah] 3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib] 4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa “Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim] 5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.” “Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162] Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…” 6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34] 7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107]
READ MORE - 7 KEBAIKAN HARI RAYA IDUL ADHA
Sebentar lagi kita akan kedatangan tamu istimewa, Hari Raya ‘Idul Adha, dimana di hari itu dan hari tasyrik dilakukan penyembelihan hewan qurba. Jika Anda belum memutuskan untuk berkurban tahun ini, ada baiknya Anda menyimak hikmah dan keutamaan qurban pada hari-hari tersebut: 1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah] 2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah] 3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib] 4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa “Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim] 5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.” “Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162] Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…” 6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34] 7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107]
READ MORE -

MISTERI KEISLAMAN PATIH GAJAH MADA DAN MAJAPAHIT

Sebelum kelahiran negara-bangsa bernama Indonesia, sudah ada sebuah kerajaan di nusantara yang hebat bernama Majapahit. Maka ingatan kita langsung tertuju pada seorang Patih Gajah Mada yang terkenal dengan “Sumpah Palapa”-nya. Ia berjanji tidak akan berhenti ber-lara-lapa atau berpuasa, sebelum bisa mempersatukan seluruh kerajaan-kerajan di Nusantara. Sejarah yang dihubung-kaitkan dengan sastra merupakan suatu sudut pandang seseorang yang pembuatnya, bahkan sangat sangat tergantung dengan motivasisi pembuat itu sendiri. Hal ini berkaitan pula dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah dan karya sastra tersebut. Mungkin ini pula yang terjadi dengan Majapahit, sebuah kerajaan maha besar disuatu mandala masa lampau. Kekuasaannya membentang luas hingga mencakup sebagian besar wilayah Asia Tenggara sekarang. Selama ini, upaya pemahaman karya sastra dan sejarah seakan melupakan beragam bukti arkeologis, sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika dicerna dan dipahami secara arif akan mengungkapkan fakta yang mengejutkan. Viddy AD Daery sekarang sedang berencana menerbitkan novel PSD Misteri Gajah Mada Islam, dan kalau saya baca draftnya itu, dalam novelnya, sang penulis mencoba mematahkan pemahaman yang sudah berkembang selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara. Gajah Mada pada waktu pengangkatannya mengucapkan Sumpah Palapa, yakni ia baru berhenti berpuasa “berlara-lapa” atau justru akan menikmati palapa atau rempah-rempah yang merupakan kenikmatan duniawi jika telah berhasil menaklukkan Nusantara. Kitab Pararaton menyatakan, bahwa: “Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa.” Meskipun sejumlah orang yang meragukan sumpahnya, Patih Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Bedahulu (Bali) dan Lombok (1343), Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Temiang, Samudra Pasai, dan negeri-negeri lain di Swarnadwipa (Sumatra) telah ditaklukkan. Lalu Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, dan Sampit. Banyak pula yang bertanya, apakah memang Gajah Mada beragama Islam? Viddy AD Daery tidak mengulas hal itu dalam Novelnya secara langsung, melainkan menyisipkan dalam beberapa dialog para pelaku utama dalam novel, namun menarik juga untuk merujuk kepada penelitian dan kajian Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) telah melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit. Hasil kajian tersebut diterbitkan dengan judul Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan, bahwa; Telah ditemukan koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah, Muhammad Rasulullah’. Batu nisan Syaikh Maulana Malik Ibrabim (Sunan Gresik) terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah seorang Qadhi (hakim agama Islam) kerajaan Majapahit. Lambang kerajaan Majapahit berupa delapan sinar matahari dengan beberapa tulisan arab yakni Sifat, Asma, Ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, Tauhid dan Dzat. Raden Wijaya pendiri kerajaan Majapahit besar kemungkinan seorang muslim. Beliau adalah cucu dari Prabu Guru Dharmasiksa, seorang Raja Sunda sekaligus ulama Islam Pasundan. Sedangkan neneknya merupakan seorang muslimah keturunan penguasa Kerajaan Sriwijaya. Patih Gajah Mada sebagai Patih kerajaan Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapa juga seorang muslim. Nama aslinya adalah Gaj Ahmada. Setelah mengundurkan diri dari kerajaan, Patih Gaj Ahmada lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Mada oleh masyarakat sekitar. Pernyataan ini diperkuat dengan bukti fisik yaitu pada nisan makam Gajah Mada di Mojokerto terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Bahwa pada 1253 M, tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Timur Tengah pun berada dalam situasi konflik yang tidak menentu. Terjadilah eksodus besar-besaran (pengungsian) kaum muslim dari Timur Tengah. Mereka menuju kawasan Nuswantara (atau Nusantara) yang kaya akan sumber daya alamnya. Mereka menetap dan melanjutkan keturunan yang sebagian besar nantinya menjadi penguasa kerajaan-kerajaan di nusantara, termasuk kerajaan Majapahit. Fakta tersebut menjelaskan, bahwa Gajah Mada dan Kerajaan Majaphit besar kemungkinan sudah menganut agama Islam. Bukti koin emas yang merupakan sebuah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan, maka sungguhlah mustahil jika dikatakan bahwa sebuah kerajaan Hindu memiliki koin yang bertuliskan kalimah Tauhid, sebagaimana juga batu nisan yang menandakan bahwa Agama Islam merupakan agama resmi kerajaan tersebut. Tidak pula mungkin, sebuah kerajaan non Muslim menggunakan lambang resmi bertuliskan kata-kata arab dan Al Quran. Selain itu, meskipun Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana (bahasa sansekerta), hal ini tidak lantas menjadikan seseorang itu otomatis pemeluk Hindu. Gelar seperti ini masih digunakan oleh raja-raja Muslim Jawa zaman sekarang seperti Hamengkubuwono dan Paku Alam. Kerajaan Majapahit mencapai puncak keemasan pada masa Patih Gaj Ahmada, bahkan kekuasaannya sampai ke semenanjung Melayu (Malaka/Malaysia). Membaca (draft) novel Misteri Gajah Mada Islam karya Viddy, kita seolah-olah terlibat dengan masa lalu pada sebuah kerajaan yang dibingkai dalam warna kemegahan dan kekuatan penyebaran Islam. Viddy AD Daery berhasil membawa pembacanya hanyut dalam dialog, gerakan dan tingkah-laku tokoh dalam novelnya. Sebagai pembaca kita dibawa ke masa lalu yang megah dengan kekuatan agama Islam sungguh-sungguh ditonjolkan. Paling tidak, pembaca akan mempunyai kekuatan diri tentang penyebaran dan ketaatan penganut agama Islam.
READ MORE - MISTERI KEISLAMAN PATIH GAJAH MADA DAN MAJAPAHIT

Minggu, 21 Oktober 2012

Zikir sesudah sholat fardlu

Termasuk sunnah apabila seorang muslim setiap selesai shalat fardhu membaca: أَسْتَـغْـفِـرُ الله َ .( 3 kali ) ( Saya memohon ampun kepada Allah ) اَللَّــهُمَّ أَنْتَ السَّلامُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا اْلجَلالِ وَاْلإكْرَامِ (Ya Allah Engkau Maha Sejahtera, dari-Mu kesejahteraan, Maha Berkah Engkau wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan ). لاَ إِلَهَ إِلا الله ُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله.لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ. لَهُ النِّعْمَةُ وَ لَهُ اْلفَضْلُ وَ لَهُ الثَّنَاءُ اْلحَسَنُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ مُخْلِصِـيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ. اَللَّــهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا اْلجَدِّ مِنْكَ اْلجَدُّ. (Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya seluruh kerajaan dan milik-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah. Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, milik-Nya segala nikmat, milik-Nya segala keutamaan dan milik-Nya segala sanjungan yang baik. Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dengan mengikhlaskan agama (ketundukan) untuk-Nya walaupun orang-orang kafir benci. Ya Allah tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi dan tidak bermanfaat bagi orang yang memiliki kekayaan (dari siksaan-Mu) akan kekayaannya" . Dibaca pula setelah shalat Subuh dan shalat Maghrib do'a seperti diatas dan ditambah pula dengan do'a ini: لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ يُـحْيِي وَيُـمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. ×10. (Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nyalah segala pujian, Dialah Dzat Yang Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu). Kemudian setelah itu membaca: "سُبْحَانَ الله" 33x dan "اَلْـحَمْدُ ِلله" 33x dan" ُأَكْـَبرُ الله 33x, Kemudian disempurnakan yang keseratus dengan membaca: لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. (Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) . Kemudian membaca ayat Kursi:(terjemahan bebasnya kurang lebih) (Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) kecuali Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa seizin-Nya? Allah Mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar ). Kemudian membaca: surat an-nas surat al-falaq surat al-ikhlas Dan ketiga surat di atas khusus dibaca sesudah shalat Subuh dan shalat Maghrib serta di ulang-ulang tiga kali. Inilah yang terbaik … semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
READ MORE - Zikir sesudah sholat fardlu

Keutamaan Zikir

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Wa Ba’du: Sesungguhnya di antara amal shaleh utama dan mudah dikerjakan oleh seorang muslim untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Azza Wa Jalla adalah berdzikir. Dan Allah Ta'ala telah memuji orang yang berzikir dengan sebutan yang mulia. (Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. QS. Ali Imron: 190-191.) Di dalam ayat yang lain Allah SWT menjelaskan tentang keutamaan berdzikir. Berdzikir menjadikan hati ini tenang. Allah SWT berfirman: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. QS. Al-Ra'du: 28 Dan Allah menjadikan balasan bagi orang yang berdzikir kepada Allah bahwa Allah akan menyebutnya (dengan sebutan yang mulia), maka apakah ada sebuah kedudukan yang lebih mulia dari kedudukan seseorang mu'min yang disebut oleh Allah dengan sebutan kemuliaan?. Firman Allah SWT: . " Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. " (QS. Al-Baqarah: 152) Dari Abi Hurairah ra sesungguhnya Nabi saw bersabda: Sesungguhnya Aku seperti apa yang persangkakan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya pada saat dia mengingatKu, jika dia mengingatKu pada dirinya maka Akupun mengingatNya pada diriKu, dan jika dia mengingatKu pada sebuah perkumpulan maka Akupun mengingatNya pada perkumpulan yang lebih baik darinya.[1] Ibnul Qoyyim rahimhullah berakta: Seandainya tidak ada keutamaan berdzikir kecuali keutamaan yang disebutkan di atas maka hal itu sudah cukup sebagai sebuah keutamaan dan kemuliaan".[2] Renungkanlah hadits yang mulia ini tentang keutamaan berdzikr dan orang yang berdszikir. Dari Ibi Hurairah ra sesungguhnya Nabi saw bersabda: Tidakkah kalian mau jika aku memberitahukan kepada kalian tentang amal perbuatan yang paling baik dan paling suci di sisi Tuhan kalian serta derajat kalian yang paling tinggi, juga lebih baik bagi kalian dari pada menginfakkan emas dan perak, dan lebih baik bagi kalian dari pada bertemu musuh lalu kalian memunuh mereka dan mereka membunuh kalian?". Maka para shahabat berkata: Kami mau wahai Rasulullah?. Rasulullah saw bersabda: Berdzikir kepada Allah Azza Wa Jalla".[3] Dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw berjalan menuju Mekkah. Dan beliau melewati sebuah gunung yang bernama: Jamadan. Lalu beliau bersabda: Berjalanlah, ini adalah gunung Jamadan telah mendahului Al-Mufridun. Para shahabat beraka: Siapakah Al-Mufridun itu wahai Rasulullah?: Dia berkata: Orang yang berdzikir banyak kepada Allah baik laki-laki atau perempuan".[4] Dari Anas ra berkata: Rasulullah saw: Sesungguhnya aku duduk bersama kaum yang berdzikir kepada Allah sejak shalat subuh sehingga matahari terbit lebih aku sukai dari pada memerdekakan empat orang budak dari anak Isma'il, dan sungguh aku duduk bersama kaum yang berdzikir kepada Allah dari sejak shalat asar sehingga matahari terbanam lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak".[5] Abu Bakar berkata: Orang-orang yang berdzikir kepada Allah akan mendapatkan semua pahala kebaikan[6] Abu Darda' berkata: Setiap sesuatu punya pembersih dan pembersih hati adalah berdzikir kepada Allah Azza Wa Jalla[7] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: Berdzikri kepada Allah bagi hati seperti air bagi ikan, lalu apakah ikan bisa hidup tanpa air?.[8] Ibnul Qoyyim berkata: Dzikr yang paling utama dan bermanfaat adalah dzikir yang yang bersesuain antara hati dan lisan dan termsuk dari dzikir nabawi dan orang yang berdzikir tersebut mengetahui makna dan tujuan dzikir tersebut".[9] Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang membaca: Tiada tuhan yang disembah dengan sebenarnya kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, bagiNya segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu dalam satu hari seratus kali maka seakan dia telah memerdekan sepuluh orang budak, ditulis baginya seratus kebaikan, dihapuskan baginya seratus keburukan dan dia akan dijaga dari setan pada siang hari itu sehingga waktu sorenya. Dan tidak ada seorangpun yang lebih baik darinya kecuali seorang yang berbuat lebih baik darinya. Dan barangsiapa membaca: (Maha Suci Allah dan Segala puji bagiNya dalam satu hari seratus kali maka dihapuskan dosa-dosanya seklipun sebanya buih dilautan".[10] Dari Abi Hurairah ra berkata: Orang-orang miskin datang kepada Nabi saw dan mereka berkata: Orang-orang yang kaya dengan harta telah menang dengan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi, mereka menjalankan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka memiliki kelebihan harta yang mereka pergunakan untuk berhaji, berumroh, berjihad dan bersedekah. Maka Nabi saw menjawab: Maukah kalian jika aku memberitahukan kepada kalian suatu amalan yang apabila kalian ambil maka kalian pasti menyamai orang yang telah mendahului kalian dan kalian tidak akan didahului oleh siapapun setelah kalian dan kalian adalah orang yang paling suci di sisi rajamu (Allah) kecuali orang yang beramal seperti itu, kalian bertasbih kepada Allah, memuji Allah dan bertakbir kepadaNya setelah selesai menjalankan shalat wajib sejumlah tiga puluh tiga kali".[11] Dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabbda: Sungguh aku membaca: Maha Suci Allah dan segala puji bagiNya, dan tiada tuhan kecuali Allah, Yang Maha Besar lebih aku cintai dari terbitanya matahari".[12] Dan Allah telah telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berdzikr yang banyak kepada Allah. Allah SWT berfirman:" Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang." (QS. Al-Ahzab: 41-42.) Dan Nabi saw mensyari'atkan bagi umatnya banyak dzikir dalam berbagai waktu dan masa, di mana pada setiap masa dan waktu terdapat dzikir-dzikir khusus padanya, pada waktu pagi terdapat bacaan-bacaan dzikir waktu pagi, begitu juga ada dzikir pada waktu sore, ada dzikir menjelang tidur, saat bangkit dari tidur, pada saat masuk dan keluar rumah, ada dzikir pada saat makan dan minum dan saat-saat lainnya. Dan tidak diragukan lagi bahwa orang yang selalu menjaga dzikir-dzikir ini akan tergolong orang yang selalu berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang banyak, dan dengannya pula seseorang aman dari sifat-sifat yang dimiliki oleh orang-orang munafi, seperti yang disebutkan di dalam firman Allah SWT: . 142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. QS. Al-Nisa': 142 Di natara dzikir-dzikir yang bersifat umum yang bisa diucapkan pada setiap waktu adalah dzikir yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Juwairiyah bahwa Nabi saw keluar dari sisinya di saat pagi, pada waktu shalat subuh, dan dia berada di tempat shalatnya, kemudian Nabi saw kembali pulang setelah waktu dhuha tiba. Lalu Nabi saw bertanya kepadanya: Apakah kamu masih berada di tempatmu seperti semula aku meninggalkanmu pada waktu pagi?. Maka dia menjawab: Benar, maka Nabi saw bersabda: Aku telah membaca empat kalimat setelah aku meninggalkanmu sejumlah tiga kali, di mana jika kalimat tersebut ditimbang dengan semua bacaan yang telah engkau baca sejak permualaan siang tadi maka dia pasti menandinginya, yaitu: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ. (Maha Suci Allah dan segala puji bagiNya, sejumlah ciptaaanNya, keredhaan diriNya , seberat arasyNya dan sebanyak tulisan kalimatNya).[13] Di antara dzikir yang bisa diucapkan pada waktu pagi dan petang serta boleh juga diucapkan pada saat setiap kali seseorang mengharap magfiroh Tuhannya, adalah dzikir riwayat Syaddad bin Aus ra dari Nabi saw bahwa beliau bersabda penghulu istigfar adalah seseorang hamba mengatakan: اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ. “Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkau-lah yang mencip-takan aku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”[14] Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang mengatakannya pada waktu siang hari dan dalam keadaan yakin dengannya lalu meninggal pada hari itu sebelum dirinya memasuki waktu sore maka dia termasuk penghuni surga, dan barangsiapa yang membacanya pada waktu malam dalam keadaan yakin dengannya lalu meninggal sebelum waktu pagi tiba maka dia termasuk penghuni surga".[15] Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad dan kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. [1] HR. Bukhari: 4/348 no: 7405 dan Muslim: 4/2061 no: 2675 [2] Al-Wabilus shayyib minal kalimit thayyib: hal: 71 [3] HR. Turmudzi: 5/549 no: 3377 [4] Shahih Muslim: 4/2062 no: 2676 [5] Sunan Abu Dawud: 3/324 no: 3667 [6] Syu"abul Iman : 1/408 [7] Al-Wabilus Sayyib minal kalimit tayyib: hal: 67 [8] Al-Wabilus Sayyib minal kalimit Tayyib: hal: 71 [9] Al-Fawa'id hal: 250 diambil dari kitab: Nudharatun Na'im: 5/2009 [10] Shahihul Bukhari: 4/173 no: 6403 dan Shahih Muslim: 4/2071 no: 2691 [11] Shahih Bukhari: 1/271 no: 843 dan Muslim: 1/416 no: 595 [12] Shahih Muslim: 4/272 no: 2695 [13] Shahih Muslim: 4/2090 no: 2726 [14] “Barangsiapa membacanya dengan yakin ketika sore hari, lalu ia meninggal dunia pada malam itu, maka ia masuk Surga. Dan demikian juga ketika pagi hari.” HR. Al-Bukhari 7/150. [15] Shahih Bukhari: 4/153 no: 6306
READ MORE - Keutamaan Zikir

DZIKIR DI WAKTU PAGI DAN PETANG

Diriwayatkan dari Abu Hurairah  dari Nabi Muhammad , beliau bersabda: (( مَنْ قَالَ حِيْنَ يُصْبِحُ وَحِيْنَ يُمْسِيْ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ )) “Barang siapa mengucapkan di waktu pagi dan petang: "Subhanallah wa bihamdih"; seratus kali tidak ada seorangpun di hari kiamat yang datang membawa suatu kebaikan yang lebih baik darinya, kecuali orang yang mengucapkan hal yang sama atau lebih dari itu". (HR. Muslim). Ibnu Mas’ud  berkata: bahwa Nabi  tatkala datang waktu petang selalu mengucapkan: (( أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ الليلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا. رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ وَسُوْءِ الكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابِ القَبْرِ )) وإذا أصبح قال ذلك أيضا، ((أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ )) “Kami Telah sampai pada waktu petang dan kerajaan semesta milik Allah dan segala pujian hanya milik-Nya, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya kekuasaan dan Milik-Nya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Ya Rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan yang ada pada malam ini, dan kebaikan sesudahnya, dan aku mohon perlindungan dari segala keburukan yang ada pada malam ini dan sesudahnya, Ya Rabb, aku mohon perlindungan kepada-Mu dari sifat malas dan kesombongan, ya Rabb, aku mohon perlindungan dari siksaan api neraka dan siksaan dalam kubur”. Dan di waktu pagi Rasulullah  mengucapkan pula: "Kami telah sampai pada waktu pagi, dan kerajaan semesta milik Allah …dan seterusnya. (HR. Muslim). Dari Syaddad bin Aus  dari Nabi Muhammad  beliau bersabda: “Sayyidul (penghulu) Istighfar adalah: (( اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ ليِ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ )) “Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau, Engkaulah yang telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu, aku ada dalam perjanjian-Mu dan janji-Mu, dengan segenap kemampuanku, aku berlindung diri kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat, aku mengakui kepada-Mu Akan nikmat-Mu yang Kau berikan kepadaku, dan aku mengakui akan dosaku, maka ampunilah aku sebab sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau”. Rasulullah  bersabda: “Siapa saja yang mengucapkannya di waktu siangnya dengan penuh keyakinan kemudian dia mati sebelum datangnya sore maka dia termasuk ahli surga, dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam dengan penuh keyakinan kemudian dia mati sebelum datangnya pagi maka ia termasuk ahli surga”. (HR. Bukhari). Abdullah bin Habib  berkata: خَرَجْنَا فِيْ لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيْدَةٍ نَطْلُبُ النَّبِيَّ  لِيُصَلِّيَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ: (( قُلْ، فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا، ثُمَّ قَالَ: قُلْ، فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا، ثُمَّ قَالَ: قُلْ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَقُوْلُ؟ قَالَ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِيْنَ تُمْسِيْ وَحِيْنَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ )) “Aku keluar pada suatu malam yang lagi turun hujan dan gelap gulita untuk menemui Nabi  agar mengimami kami dalam shalat. Maka kami menjumpai beliau, dan beliau bersabda: “Katakanlah; namun aku tidak mengatakan sesuatu. Kemudian beliau bersabda pula: “Katakanlah, dan akupun tidak mengatakan sesuatu. Rasulullah berkata pula: “Katakanlah, kemudian aku berkata: "Apa yang mesti aku katakan wahai Rasulullah?", Rasulullah  bersabda: ”Katakanlah: “Qul Huwallahu Ahad dan dua surat perlindungan (Al Falaq dan An Naas) ketika datang waktu sore dan waktu pagi masing-masing tiga kali, maka cukup bagimu dari segala sesuatu". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i dengan sanad hasan). Diriwayatkan dari Abu Hurairah  dari Nabi Muhammad  bahwasanya beliau mengajar sahabat-sahabatnya dengan berkata: "Apabila datang waktu subuh (pagi) atas seseorang maka hendaknya ia mengucapkan": (( اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْر )) “Ya Allah, Dengan-Mu kami menjumpai pagi dan dengan Engkau kami mendapatkan sore, dengan Engkau kami hidup dan dengan Engkau kami mati, dan kepada-Mu kami digiring”. Apabila datang waktu sore maka katakanlah: (( اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ )) “Ya, Allah dengan Engkau kami berada di waktu sore dan dengan Engkau kami berada di waktu pagi, dengan Engkau kami hidup dan dengan Engkau kami mati dan kepada-Mu tempat kembali”. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, hadits ini shahih). Diriwayatkan dari Abu Hurairah  bahwa Abu Bakar As-Shiddiq  memohon kepada Rasulullah  seraya berkata: “Wahai Rasulullah, perintahkan kepadaku untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang akan aku ucapkan setiap pagi dan petang hari". Rasulullah  bersabda: "Katakanlah": (( اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وشِرْكِهِ وأن أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ )) “Ya, Allah Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang tampak, Pemelihara segala sesuatu dan Rajanya, aku bersaksi tidak ada Ilah yang hak disembah melainkan Engkau, aku berlindung dari kejelekan diri dan kejahatan setan dan sekutunya, aku berlindung kepada-Mu dari berbuat keburukan atas diriku dan aku berlindung dari menarik kejelekan kepada seorang muslim”. "Ucapkanlah (do’a ini) tatkala pagi dan sore hari, dan ketika engkau akan tidur". (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Bukhari dalam Adabul Mufrad dengan sanad shahih). Lafadz ini menurut riwayat Ahmad dan Bukhari. Diriwayatkan dari Utsman bin Affan  ia berkata: bahwasanya Rasulullah  bersabda: “Tidak akan ada sesuatu yang membahayakan bagi seorang hamba yang mengucapkan pada waktu pagi setiap hari dan waktu sore pada setiap malam dengan diulang-ulang tiga kali sebuah do'a: (( بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ )) “Dengan nama Allah yang tidak ada bahaya atas nama-Nya sesuatu di bumi dan tidak pula di langit dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah, Tirmidzi mengatakan hadits hasan shahih). Diriwayatkan dari Tsauban pembantu Nabi Muhammad , bahwa beliau  pernah bersabda: "Tidak ada balasan bagi seorang hamba muslim yang mengucapkan bacaan ini, tatkala datang waktu pagi dan waktu sore tiga kali: (( رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ  نَبِيًّا )) “Aku rela Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad  sebagai Nabi”, kecuali Allah akan meridhainya di hari kiamat". (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dengan sanad hasan). Redaksi ini berdasarkan riwayat dari Ahmad, tetapi tidak menyebutkan bahwa hadits ini dari Tsauban. Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan dari Tsauban. Imam Nasa'i meriwayatkan hal ini dalam bab; “Amalan siang dan malam hari”, sama seperti riwayat Imam Ahmad. Dalam shahih Muslim dari Abi Sa’id Al Khudri , bahwa Nabi  bersabda: (( مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ  نَبِيًّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ )) “Siapa saja yang rela Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad  sebagai Nabi, maka berhak baginya surga”. (HR. Muslim). Imam Muslim juga meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Abbas bin Abdul Muthalib , bahwa Nabi  bersabda: (( ذَاقَ طَعْمَ الإِيْمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ  رَسُوْلاً )) “Akan merasakan rasa (lezatnya) iman orang yang rela menjadikan Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul”. Diriwayatkan dari Anas , bahwa Nabi  bersabda: “Siapa saja yang di waktu pagi atau sore hari membaca: (( اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ وَمَلائِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ )) “Ya Allah, aku berada di waktu subuh, aku bersaksi kepada-Mu dan bersaksi kepada pembawa ‘Arsy-Mu dan malaikat-Mu serta seluruh makhluk-Mu bahwa Engkaulah Allah, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu dan Muhammad itu adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu". Maka Allah akan membebaskan seperempatnya dari api neraka, siapa saja yang mengucapkannya dua kali, maka Allah akan membebaskannya separuh dari api neraka, siapa saja yang mengucapkannya tiga kali, maka Allah akan membebaskannya tiga perempat dari api neraka dan siapa yang membacanya empat kali maka Allah akan membebaskannya penuh dari api neraka”. (HR. Abu Dawud dengan sanad hasan). Dalam redaksi yang lain, diriwayatkan oleh Abu Dawud dikatakan: (( اللَّهُمَّ إِنِّيْ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ وَمَلائِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ )) “Ya Allah, aku bersaksi kepada-Mu dan bersaksi atas pambawa Arsy-Mu dan para Malaikat-Mu serta seluruh makhluk-Mu, bahwa Engkaulah Allah, tidak ada Ilah yang hak disembah melainkan Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan Rasul-Mu”. Maka Allah akan membebaskannya pada hari itu seperempat dari api neraka, dan siapa yang mengucapkan empat kali maka Allah akan membebaskannya penuh di hari itu dari api neraka”. (HR. Abu Daud). Diriwayatkan dari Abdullah bin Ghanim  bahwa Rasulullah  bersabda: “Barang siapa yang mengucapkan: (( اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُكْرُ )) “Ya Allah, tidaklah di pagi hari adanya kenikmatan untukku atau untuk seseorang dari makhluk-Mu melainkan itu hanya dari-Mu semata, tidak ada sekutu bagi-Mu, bagi-Mu segala pujian dan syukur”. Maka berarti orang itu telah bersyukur pada hari itu. Siapa saja yang mengucapkan hal itu di sore hari, maka orang itu telah bersyukur untuk malamnya".(HR. Abu Dawud, Nasa'i dalam bab: “Amalan siang dan malam hari”, dengan sanad hasan). Ini sesuai dengan redaksi hadits yang diriwayatkan oleh Nasa'i, akan tetapi tidak menyebutkan lafadz “Di waktu sore”. Ibnu Hibban meriwayatkan sama seperti lafadz riwayat Nasa'i dari Ibnu Abbas . Abdullah bin Umar  berkata: “Tidak pernah Rasulullah  meninggalkan do’a ini, baik di waktu sore atau pagi hari: (( اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيةَ فيِ الدُّنْيَا وَالآخرةِ, اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فيِ دِيْنيِ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتيِ وَآمِنْ رَوْعَاتيِ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمَنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِيْنِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي )) “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu afiat di dunia dan akhirat, Ya Allah, aku mohon ampunan dan afiat dalam urusan agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah aibku dan berilah aku keamanan dari segala rasa takut. Ya Allah jagalah aku dari arah depanku, di belakangku, dari kanan dan kiriku serta di atasku. Akau berlindung dengan keagungan-Mu dari dibenamkan kedalam bumi". (HR. Ahmad dalam kitab Al Musnad, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan merupakan hadits shahih menurut riwayat Hakim). Diriwayatkan dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah  pernah bersabda:“Barang siapa yang mengucapkan: (( لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ )) “Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa”. Siapa saja yang mengucapkannya sepuluh kali di waktu pagi, maka Allah akan tuliskan baginya seratus kebaikan dan Allah hapus darinya seratus kejelekan. Kedudukannya seperti orang yang membebaskan hamba sahaya dan Allah menjaganya pada hari itu sampai datangnya sore hari. Dan siapa saja yang mengucapkan seperti demikian di waktu sore maka baginya demikian pula”. (HR. Ahmad dalam Musnadnya dengan sanad hasan). Diriwayatkan dari Abu Hurairah , bahwa Nabi Muhammad  pernah bersabda: “Siapa saja yang mengucapkan pada sore hari tiga kali bacaan ini : (( أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ )) “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhuk-Nya”, Maka tidak akan membahayakan “Al Hummah” pada malam itu”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi dengan sanad hasan). Al Hummah adalah binatang yang berbisa seperti kala, ular, dan sebagainya. Diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab shahihnya dari Khaulah binti Hukaim radhiallahu 'anha dari Nabi  beliau bersabda: “Siapa yang singgah ke suatu tempat kemudian mengucapkan: (( أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ )) “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhuk-Nya”. Tidak akan membahayakan sesuatupun sampai orang itu meninggalkan tempat persinggahan itu". (HR. Muslim). Diriwayatkan dari Abdullah bin Abdurahman bin Abazi dari bapaknya , bahwa Nabi  selalu mengucapkan setiap datangnya pagi dan sore: (( أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ  وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ )) “Kami berada di pagi hari, berada dalam fitrah Islam dan kalimat ikhlas dan dien Nabi kami Muhammad  dan dalam ajaran bapak kami Ibrahim yang lurus dalam menjalankan agama dan tidaklah Ibrahim itu termasuk orang-orang yang musyrik”. (HR. Ahmad, dengan sanad yang shahih). Diriwayatkan dari Abdur Rahman bin Abi Bakrah  dia berkata kepada bapaknya: يَا أَبَتِ إِنِّيْ أَسْمَعُكَ تَدْعُوْ كُلَّ غَدَاةٍ: (( اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ )) تُعِيْدُهَا ثَلاَثًا حِيْنَ تُصْبِحُ وَثَلاَثًا حِيْنَ تُمْسِيْ. وَتَقُوْلُ: (( اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ )) تُعِيْدُهَا حِيْنَ تُصْبِحُ ثَلاَثًا وَحِيْنَ تُمْسِيْ ثَلاَثًا. قَالَ: نَعَمْ يَا بُنَيَّ إِنِّيْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ  يَدْعُوْ بِهِنَّ فَأُحِبُّ أَنْ أَسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ. “Wahai ayahku, aku selalu mendengar engkau berdo’a setiap pagi: (( اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ )) "Ya Allah berikanlah kesehatan pada badanku. Ya Allah berilah kesehatan dalam pendengaranku, ya Allah berilah kesehatan pada penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau”. Abdur Rahman bin Abi Bakrah  berkata kepada ayahnya: "Dan aku mendengar engkau membacanya tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di petang hari".selalu mengulangi do’a ini tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu sore". "Dan engkaupun berdo’a": (( اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ )) "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau". Abdur Rahman bin Abi Bakrah  berkata kepada ayahnya: "Dan inipun engkau ulangi setiap pagi tiga kali dan setiap sore tiga kali”. Abu Bakrah  menjawab: “Benar Wahai anakku karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah  selalu berdo’a demikian dan aku suka membiasakan diri dengan sunnah Rasul“. (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud dan Nasa'i). Disyari'atkan bagi setiap muslim dan muslimah agar setiap pagi mengucapkan seratus kali bacaan: (( لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ )) “Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa”. Maka dia akan terjaga dari gangguan syaitan pada hari itu sampai datangnya sore". Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah  bahwa Nabi  berdo’a: (( لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ )) “Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa”. Dalam setiap hari seratus kali. Maka siapa yang membaca bacaan ini sama dengan memerdekakan sepuluh hamba sahaya dan ditulis baginya seratus kebaikan serta dihapus darinya seratus dosa dan dia akan dijaga dari gangguan syaitan pada hari itu sampai datangnya waktu sore. Dan tidak ada seorang pun yang datang dengan amal yang lebih baik dari pada itu kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak lagi". Nabi  melanjutkan sabdanya: "Siapa saja yang mengucapkan: (( سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ )) “Maha suci Allah dan segala pujian bagi-Nya", Pada setiap hari seratus kali, maka akan dihapuskan dosa-dosanya walaupun dosa itu seperti buih di lautan".
READ MORE - DZIKIR DI WAKTU PAGI DAN PETANG

DO’A MASUK DAN KELUAR RUMAH

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  يَقُوْلُ : (( إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ  عِنْدَ دُخُوْلِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ, قَالَ الشَّيْطَانُ : لاَ مَبِيْتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ، وَإذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ  عِنْدَ دُخُوْلِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ : أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ : أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ وَالْعَشَاءَ )) “Dari Jabir bin Abdullah  ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah  bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu masuk ke dalam rumah dan ketika makan dengan menyebut nama Allah, maka syaitan akan berkata: tidak ada tempat menginap bagimu dan tidak pula engkau dapat makan malam. Dan apabila ia masuk rumah tetapi tidak menyebut nama Allah, maka syaitan berkata: aku dapatkan darimu tempat menginap. Apabila tidak pula menyebut nama Allah tatkala makan, maka syaitan berkata: kalian dapatkan tempat menginap dan makan malam”. (HR. Muslim). Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari  ia berkata, bahwa Rasulullah  pernah bersabda: “Apabila seseorang masuk ke dalam rumahnya, maka hendaklah ia mengucapkan: (( اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ المَوْلِجِ وَخَيْرَ المَخْرَجِ، بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللهِ رَبَّنَا تَوَكَّلْنَا )) “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu sebaik-baik tempat masuk dan sebaik-baik tempat keluar. Dengan menyebut nama Allah kami masuk dan dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada Allah wahai Tuhan kami, kami berserah diri”. Kemudian memberi salam kepada keluarga (yang ada di dalam rumah). (HR. Abu Dawud dengan sanad hasan).
READ MORE - DO’A MASUK DAN KELUAR RUMAH
Biografi dan Profil Tokoh TerkenalRumah Yatim, Anak Yatim, Panti Yatim, Panti Asuhan, Panti Sosial, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, Baitul Maal, Sedekah, Zakat, Infaq, Wakaf, Hibah, Donatur, Badan, Amil Zakat, Lembaga Amil Zakat, Dompet Peduli, Pondok Yatim, Pecinta YatimToko Online Aksesoris wanita no.1 di Indonesia-Aini's CollectionFree automatic backlinks exchangeAuto Backlink Gratis Indonesia : AUTO BACKLINK Teralis, Railing Tangga, Railing Balkon, Kanopi, Pintu Besi, Pintu Pagar, Pagar Besi, Pintu Garasi, Tangga BesiALAT BANTU SEX- OBAT KUATDaftar PTC Indonesia pilihan yang selalu membayar Ptc indonesia terbaru,ptc indonesia terpercaya,daftar ptc terpercaya,list ptc indonesia terpercaya,situs ptc indonesia yang bisa dipercaya Free Automatic Backlinks ExchangesFree Automatic Backlinks ExchangesFree Automatic Backlinks ExchangesAqillah Aziz indian classifieds, india classified ads, free classified ads, buy sell free classifieds from india, classified yellow pages, indian ads, post free ads, indian advertisements, free advertising, post sell ads, post buy ads, free job postings, free matrimonial ads, car classifieds, auto classifieds, used stuff, local ads, ads for sale, local classifieds india, click india, property for sale, sell used cars, education institutes, travel deals, mumbai real estate, new delhi restaurants, hotels in bangalore, online classifieds india, buy sell free classifieds, online ads, free ads, indian ads, where can i post free ads, post free business ads, post free employment ads, free online ads posting, how to post free ads, post free banner ads, post free ads internet, free business advertising, local classified ads, free internet classified ads, post free dog ads, placing free ads online, free online advertising sites, where to place free classified ads, used cars classified ads, submit free classified ads, sites to post ads for free, kijiji, free classifieds nyc, post free classified ads no registration, sell car free ads, free online advertising sites, autos, ads for, one india, free classifieds in keralagrahafenomenahati. ALBUM KELUARGA H.M SOEKARNO Rt.04/03 PATIKRAJADownload Mp3 Lagu Religi Mawar Biru Keris adalah budaya asli Indonesia BACKLINK OTOMATIS GRATIS Fenomena Hati . download-aplikasi-gratisbanyumas Pustaka Link Fenomena Hati download-aplikasi-gratisbanyumasdownload-aplikasi-gratisbanyumasSAHABAT UNGU Ciptaan Terbaik Tuhan
Ratu Galunggungarinmawarbirukita download-aplikasi-gratisbanyumas
Kumpulan Artikel Islamiperjalananjihad Daftar Lagu Islami Desa Patikraja. Solusi hosting gratis dari Google Code CHANNEL---TV---DESA PATIKRAJA 10 000 000 Backlinks. 10 000 000 Backlinks. Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. Media-Aisah Bella  Arin Mawar Rindu (Puisi Biru)Link Exchange/Tukar Link. CHANNEL---TV---Ugiarti Pratiwi AISAH BELLA Exchange/Tukar Link. CHANNEL---TV---AISAH BELLA  Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. Majalah Roro Mendot  cewek cantik Indonesia   Arin Mawar Rindu (Puisi Biru)Link Exchange/Tukar Link. Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. NYAI Roro Mendot-AISAH BELLA  AISAH BELLA Exchange/Tukar Link.

submit your site