READ MORE -
Selasa, 07 Februari 2012
Senin, 06 Februari 2012
Presiden SBY: Rasulullah Mengelola Kemajemukan Tanpa Ada yang Ditinggalkan
Jakarta (Pinmas)--Terdapat setidaknya lima hal yang bisa dipetik dalam semangat Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Salah satunya adalah bagaimana Rasulullah mengelola kemajemukan dan perbedaan, menyemaikan persaudaraan, hidup dalam perbedaan yang jauh dari kekerasan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam sambutan acara Dzikir Bersama Maulid Akbar Nabi Besar Muhammad SAW 1433 H, di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (5/2) pagi.
Kelima hal tersebut adalah, pertama, meneladani ahlak dan budi pekerti, sikap, tutur kata, dan kesantunan Rasulullah. Kepemimpinan Muhammad SAW, ujar Presiden, tiada taranya di dunia ini. "Bagaimana beliau mengelola kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada zaman beliau," kata Presiden.
Nabi Muhammad merupakan tokoh besar yang membawa peradaban dan pencerahaan pada kaum dan bahkan pada zamannya, sehingga menurut Presiden patut dicontoh.
Kedua, mencontoh Rasulullah dalam mengelola kemajemukan dan perbedaan. "Contohnya sangat banyak ketika Rasulullah menyemaikan persaudaraan, hidup dalam perbedaan jauh dari kekerasan," SBY menjelaskan.
Hal ketiga yang bisa dipetik dari kehidupan Rasulullah adalah sabdanya agar manusia terus menuntut ilmu dan bekerja keras, tidak putus asa untuk masa depan yang lebih sejahtera.
"Keempat, mari kita petik makna hijrah dan perubahan yang dipimpin dan dijalankan Rasulullah dengan syiar dan dakwah yang teguh dan menjaga keseimbangan atas bangsa yang majemuk untuk membangun masa depan yang mulia," Presiden menjelaskan.
Amat penting, lanjut SBY, bahwa dalam melaksanakan perubahan itu Nabi Muhammad mengajak semua, tanpa ada yang ditinggalkan, untuk membangun masa depan yang penuh peradaban mulia.
"Kelima, betapa Rasulullah tidak berhenti bersabda, bahwa hidup ini harus disertai perjuangan, upaya gigih, dan bekerja sekeras-kerasnya tapi tetap tawakal pada Allah SWT," Presiden SBY mengingatkan. (sby.info)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam sambutan acara Dzikir Bersama Maulid Akbar Nabi Besar Muhammad SAW 1433 H, di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (5/2) pagi.
Kelima hal tersebut adalah, pertama, meneladani ahlak dan budi pekerti, sikap, tutur kata, dan kesantunan Rasulullah. Kepemimpinan Muhammad SAW, ujar Presiden, tiada taranya di dunia ini. "Bagaimana beliau mengelola kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada zaman beliau," kata Presiden.
Nabi Muhammad merupakan tokoh besar yang membawa peradaban dan pencerahaan pada kaum dan bahkan pada zamannya, sehingga menurut Presiden patut dicontoh.
Kedua, mencontoh Rasulullah dalam mengelola kemajemukan dan perbedaan. "Contohnya sangat banyak ketika Rasulullah menyemaikan persaudaraan, hidup dalam perbedaan jauh dari kekerasan," SBY menjelaskan.
Hal ketiga yang bisa dipetik dari kehidupan Rasulullah adalah sabdanya agar manusia terus menuntut ilmu dan bekerja keras, tidak putus asa untuk masa depan yang lebih sejahtera.
"Keempat, mari kita petik makna hijrah dan perubahan yang dipimpin dan dijalankan Rasulullah dengan syiar dan dakwah yang teguh dan menjaga keseimbangan atas bangsa yang majemuk untuk membangun masa depan yang mulia," Presiden menjelaskan.
Amat penting, lanjut SBY, bahwa dalam melaksanakan perubahan itu Nabi Muhammad mengajak semua, tanpa ada yang ditinggalkan, untuk membangun masa depan yang penuh peradaban mulia.
"Kelima, betapa Rasulullah tidak berhenti bersabda, bahwa hidup ini harus disertai perjuangan, upaya gigih, dan bekerja sekeras-kerasnya tapi tetap tawakal pada Allah SWT," Presiden SBY mengingatkan. (sby.info)
Jumat, 03 Februari 2012
RENUNGAN HIDUP
renungan penuh hikmah, renungan hidup penuh manfaat, renungan hati penuh makna, renungan malam penuh tujuan, renungan harian penuh arti, renungan cinta menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang, renungan Islam penuh berkah, karena renungan adalah sarana yang tepat untuk introspeksi diri, karena renungan bisa sebagai motivasi hidup, dan untuk inilah aku tulisakan catatan renungan hidupku sebagai pengingat diri. Di keheningan malam ini, saat bulan purnama menyinari bumi, aku merasa ingin sekali menuliskan sesuatu tentang catatan renunganku saat sepertiga malam ini. Semoga catatan renungan ini banyak membawa hikmah dan manfaat untuk diri sendiri, keluarga dan tak lupa untuk sahabat-sahabatku. Dan sebagai pedoman hidupku bahwa renungan adalah awal dari petualangan dan perjalanan hidup, bukan sebagai akhir dari usaha dan ikhtiar kita.
Setiap orang akan berbeda dalam menyikapi berbagai gejolak hidupnya. Menyikapi hidup dan kehidupan terkadang gampang-gampang susah. Gampang untuk bicara, susah untuk dijalankan. Adakalanya kita bisa berpikiran jernih sehingga semuanya nampak indah, dan adakalanya hati kita dalam keadaan gelap sehingga keluh kesah pun tak dapat dihindari. Keluh kesah dan ketenangan silih berganti menyelimuti perjalanan hidup kita. Dan semuanya sudah menjadi hukum Allah bahwa kehidupan ini memang selalu berputar dan berpasang-pasangan, yang menjadikannya sebagai ujian, pelajaran, cobaan dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir.
Manusia dengan perbedaan cara pandangnya, selalu menanti kehadiran masa-masa yang tenang sehingga bisa menjadikannya sebagai sebuah kebahagiaan dan ketentraman yang dalam. Masa-masa yang tenang ini akan sangat berdampak pada penjernihan akal dan pikiran manusia. Tetapi tidak sedikit pula manusia yang dapat merasakan ketenangan hati dengan tidak terpengaruh tempat dan waktu. Bagi mereka, suasana ramai maupun sepi, malam ataupun siang, semuanya sama karena sudah terpancar sinar ketenangan dan kedamaian dalam hatinya. Sungguh beruntung orang yang memiliki tipe seperti itu.
Lain dengan mereka, lain pula dengan diriku. Aku termasuk orang yang sangat menikmati kesunyian malam. Bagiku, suasana malam menjelang pagi adalah masa-masa yang selalu indah untuk aku nikmati, sungguh suasana yang sangat menenggelamkan segala kegelisahan dan kekacauan pikiranku. Teringat akan masa lalu yang penuh kebahagiaan bersama orangtua dan saudara kandungku, teringat akan masa kecilku saat bermain bersama sahabat-sahabatku, teringat masa penuh keceriaan bersama kawan-kawanku semasa sekolah. Terkadang semuanya membuat hati larut dalam kerinduan yang dalam.
Aku semakin percaya bahwa memang benar Allah memuliakan sepertiga malam terakhir bagi orang-orang yang hendak beribadah kepada-Nya. Saat itulah diri kita merasa sendirian kecuali Sang Khalik yang selalu terjaga dan menemani kita. Saat itulah diri kita merasa bukanlah apa-apa, terlalu kecil diri kita dihadapan Allah tetapi akan menjadi mulia bila kita mampu bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa. Ketenangan dan kedamaian hatiku terasa memuncak manakala aku mendapatkan sepertiga malam yang penuh keberkahan dan ampunan-Nya. Tiada waktu yang paling indah bagiku kecuali di sepertiga malam terakhir itu.
Dan alangkah beruntungnya jika kita bisa memanfaatkan sepertiga malam itu untuk melakukan ibadah kepada Allah yang telah menciptakan kita, memohon ampunan-Nya serta mensyukuri atas segala karunia-Nya. Akan tetapi segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah, tentunya tidak akan pernah terlepas dari godaan syaitan laknatullah. Mereka menggoda manusia untuk malas bangun malam, mereka lebih menyukai manusia yang tertidur lelap dengan mimpi indahnya, mereka senang bila manusia tertidur pulas dengan selimut hangatnya. Itulah tipu daya syaitan laknatullah agar manusia tidak mengambil keuntungan besar dari sepertiga malamnya.
Segala kondisi adalah tantangan dan setiap masa adalah cobaan, namun di balik itu terdapat hikmah yang besar untuk orang-orang yang berpikir. Berpikir untuk menjawab semua tantangan, berpikir untuk teguh dalam menghadapi cobaan. Namun bagiku kesunyian malam tetaplah sebuah ketenangan yang sesungguhnya, penuh hikmah dan pahala. Lain orang lain pula cara mencari ketenangannya, dan aku selalu berharap mendapatkan ketenangan di kesunyian malam yang berujung kebahagiaan di panasnya siang.
READ MORE - RENUNGAN HIDUP
Setiap orang akan berbeda dalam menyikapi berbagai gejolak hidupnya. Menyikapi hidup dan kehidupan terkadang gampang-gampang susah. Gampang untuk bicara, susah untuk dijalankan. Adakalanya kita bisa berpikiran jernih sehingga semuanya nampak indah, dan adakalanya hati kita dalam keadaan gelap sehingga keluh kesah pun tak dapat dihindari. Keluh kesah dan ketenangan silih berganti menyelimuti perjalanan hidup kita. Dan semuanya sudah menjadi hukum Allah bahwa kehidupan ini memang selalu berputar dan berpasang-pasangan, yang menjadikannya sebagai ujian, pelajaran, cobaan dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir.
Manusia dengan perbedaan cara pandangnya, selalu menanti kehadiran masa-masa yang tenang sehingga bisa menjadikannya sebagai sebuah kebahagiaan dan ketentraman yang dalam. Masa-masa yang tenang ini akan sangat berdampak pada penjernihan akal dan pikiran manusia. Tetapi tidak sedikit pula manusia yang dapat merasakan ketenangan hati dengan tidak terpengaruh tempat dan waktu. Bagi mereka, suasana ramai maupun sepi, malam ataupun siang, semuanya sama karena sudah terpancar sinar ketenangan dan kedamaian dalam hatinya. Sungguh beruntung orang yang memiliki tipe seperti itu.
Lain dengan mereka, lain pula dengan diriku. Aku termasuk orang yang sangat menikmati kesunyian malam. Bagiku, suasana malam menjelang pagi adalah masa-masa yang selalu indah untuk aku nikmati, sungguh suasana yang sangat menenggelamkan segala kegelisahan dan kekacauan pikiranku. Teringat akan masa lalu yang penuh kebahagiaan bersama orangtua dan saudara kandungku, teringat akan masa kecilku saat bermain bersama sahabat-sahabatku, teringat masa penuh keceriaan bersama kawan-kawanku semasa sekolah. Terkadang semuanya membuat hati larut dalam kerinduan yang dalam.
Aku semakin percaya bahwa memang benar Allah memuliakan sepertiga malam terakhir bagi orang-orang yang hendak beribadah kepada-Nya. Saat itulah diri kita merasa sendirian kecuali Sang Khalik yang selalu terjaga dan menemani kita. Saat itulah diri kita merasa bukanlah apa-apa, terlalu kecil diri kita dihadapan Allah tetapi akan menjadi mulia bila kita mampu bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa. Ketenangan dan kedamaian hatiku terasa memuncak manakala aku mendapatkan sepertiga malam yang penuh keberkahan dan ampunan-Nya. Tiada waktu yang paling indah bagiku kecuali di sepertiga malam terakhir itu.
Dan alangkah beruntungnya jika kita bisa memanfaatkan sepertiga malam itu untuk melakukan ibadah kepada Allah yang telah menciptakan kita, memohon ampunan-Nya serta mensyukuri atas segala karunia-Nya. Akan tetapi segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah, tentunya tidak akan pernah terlepas dari godaan syaitan laknatullah. Mereka menggoda manusia untuk malas bangun malam, mereka lebih menyukai manusia yang tertidur lelap dengan mimpi indahnya, mereka senang bila manusia tertidur pulas dengan selimut hangatnya. Itulah tipu daya syaitan laknatullah agar manusia tidak mengambil keuntungan besar dari sepertiga malamnya.
Segala kondisi adalah tantangan dan setiap masa adalah cobaan, namun di balik itu terdapat hikmah yang besar untuk orang-orang yang berpikir. Berpikir untuk menjawab semua tantangan, berpikir untuk teguh dalam menghadapi cobaan. Namun bagiku kesunyian malam tetaplah sebuah ketenangan yang sesungguhnya, penuh hikmah dan pahala. Lain orang lain pula cara mencari ketenangannya, dan aku selalu berharap mendapatkan ketenangan di kesunyian malam yang berujung kebahagiaan di panasnya siang.
Makna Hidup
*** Indahnya menjadikan hidup lebih bermakna ***
*** Indahnya menjadikan hidup lebih bermakna ***
Pada zaman ini, banyak permasalahan yang dihadapi setiap manusia -dan secara khusus kaum Muslimin-, baik berkaitan dengan masalah lahir, batin, ataupun kejiwaan. Dari sini, muncullah berbagai ragam usaha untuk mengatasi problematika hidupnya. Tujuan utamanya, pada dasarnya hanya satu, yaitu; mendapatkan kepuasan hati, ketenteraman hidup, dan ketenangan jiwa.
amat sangat disayangkan, munculnya sebuah anggapan keliru bahwa tidak semua hal yang mampu mendatangkan kepuasan, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa menunjukkan kebenaran sesuatu tersebut. Ya, kita bisa katakan, benar, memang sesuatu tersebut dapat mendatangkan kepuasan, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa. Namun permasalahannya, apakah semua hal yang bisa mendatangkan kepuasan, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa bisa dibenarkan secara syar’i?
Jadi, yang dimaksud “benar” disini adalah, benar secara tinjauan dan hukum syar’i. Jika tidak demikian, kita akan menemukan betapa banyak praktek-praktek yang memang telah terbukti mampu mendatangkan kepuasan hati, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa orang. Sebagai contoh, sebutlah bersemedhi, bertapa, Dugem, Nongkrong, Bercampurnya pergaulan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan lainnya. Hal-hal tersebut memang mampu mendatangkan kepuasan hati, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa orang yang melakukannya. Namun, apakah syariat Islam yang mulia dan sempurna ini membenarkannya? Atau minimal mengizinkannya? Atau; apakah kepuasan hati, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa tersebut -jika memang terjadi- adalah hakiki dan abadi?
Ada hal-hal yang memang terbukti mampu mendatangkan kepuasan hati, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa orang yang melakukannya, namun, tentu sangat berbeda derajat orang yang merasakan kepuasan hati, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa dengan cara bertaqarrub dan taat kepada Allah, dengan orang yang mencapainya tetapi dengan cara bermaksiat dan meninggalkan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Kamis, 02 Februari 2012
BENDA YANG PANAS
Uang adalah sesuatu yang penting bagi manusia katanya, dan akhirnya dengan pendapat tersebut semua orang persepsinya adalah, uang adalah segala-galanya. permusuhan dengan keluarga, dengan temen, dan meninggal segala-galanya demi uang, maka uang adalah benda yang sangat panas
Receive 1000 Backlinks For Free!
Receive 1000 Backlinks For Free!: 247backlinks.info is giving away 1000 free backlinks (no purchase necessary) if you sign up using this link!
READ MORE - Receive 1000 Backlinks For Free!
TIGA WASIAT SYEH ABDUL QODIR JAELANI
(1)لا يموت احدكم الا على توبة صادقة
(2)ولا يخرج من الدنيا الا على ثبوت الايمان والاسلام
(3)ولا يعيث الاعلى تمام النعمة والرضوان
Terjemahan:
1. Janganlah kita mati kecuali telah bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat
2. Janganlah kita meninggalakan Dunia ini kecuali dalam keadaan beriman dan islam
3. Dan jikalau kita hidup harus dalam keadaan mendapatkan kesempurnaan Nikmat serta ridho dari Allah SWT
Melihat dari tiga wasiat tersebut diatas mempunyai penjelasan yang sangat luas
Pertama, kita tidak boleh mati kecuali setelah bartaubat sebenar-benarnya taubat, ini memberikanpenjelasan kepada kita bahwa setiap manusia tidak luput dari salah serta dosa baik terhadap manusia terlebih dosa-dosa yang langsung kepada Allah SWT, hal ini jelas tertulis dalam kitab suci Alqur’an anjuaran kepada Umat Islam untuk bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat,
"يَا أَيّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إلَى اللَّه تَوْبَة نَصُوحًا"
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman taubatlah kamu sekalian dengan sebenar-benarnya taubat” (Q.S. At Tahrim:8)
Bahkan pada potongan ayat selanjutnya
عَسَى رَبّكُمْ أَنْ يُكَفِّر عَنْكُمْ سَيِّئَاتكُمْ وَيُدْخِلكُمْ جَنَّات
“Mudah-mudahan Tuhan Kamu akan menghapus kesalahn-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga”
تَجْرِي مِنْ تَحْتهَا الْأَنْهَار
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai
Hal ini memberikan pengertian kepada kita tentang pentingnya bertaubat karena dengan bertaubat terhadap segala kesalahan kita akan terbebas dari pai neraka serta masuk kedalam Surga seperti yang Allah janjikan dalam Kitab Suci ALqur’an di atas
Ahirnya, Semoga kita menjadi Umat yang bertaubat sebelum meninggal Amin….Rabu, 01 Februari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)