WAROENG BELAJAR

Sabtu, 24 Desember 2011

PERANGKAT PEMBELAJARAN TIK

Pada kesempatan kali ini kami berusaha untuk menampilkan beberapa perangkat pembelajaran, yang kali ini khusus untuk mata pelajaran TIK, hanya beberapa saja, semoga bermanfaat. bagi pengunjung yang membutuhkannya silahkan download di bawah ini :

Program Remidi TIK KLs IX Semester Genap
Program Remidi TIK Kls IX Semester Gasal
RPP TIK KLs IX Semester Gasal
RPP TIK KLs IX Semester Genap
Program Semester TIK KLs IX Genap
Program Semester TIK KLs IX Gasal
Silabus TIK KLs IX Genap
SILABUS TIK KLs IX Gasal
Program Tahunan TIK KLs IX Gasal
Program Tahunan TIK Kls IX Genap

Demikian beberapa perangkat pembelajaran untuk Mapel TIK tingkat MTs Kls IX, kalau ada masukan dan tambahan dari para pemerhati dan pengunjung silahkan kirimkan komentar atau artikel
READ MORE - PERANGKAT PEMBELAJARAN TIK

JADWAL UN 2011-2012

READ MORE - JADWAL UN 2011-2012
READ MORE -

Kamis, 22 Desember 2011

INOVASI PENDIDIKAN



1.Pendahuluan

Tidak bisa diragukan lagi bahwasanya manusia tak akan terlepas dengan mengeksplorasi segala sumber daya yang dimilikinya. Dengan cara mencurahkan segala daya dan kemampuanya untuk selalu berinofasi menemukan sesuatu yang baru yang dapat membantu hidupnya menjadi lebih baik. Jika manusia tidak menggali segala kemampuanya maka ia akan tertinggal bahkan tergerus oleh zaman yang selalu berkembang. Dalam dunia pendidikan Inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan karena tanpa inovasi akan terjadi hambatan pada dunia pendidikan yang kemudian berimbas pada pada elemen-elemen kehidupan yang lain seperti politik, ekonomi, social dan lain-lain.

2.Pengertian Inovasi Pendidikan

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery.
Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Maka dapat ditarik kesimpulan Ibahwa Inovasi pendidikan adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi dunia pendidikan. Contoh bidangnya adalah Managerial, Teknologi, dan Kurikulum Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan.
Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran. Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.

3.Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia

a.Top Down Inovation
Inovasi model Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah) sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebaginya.
Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya.Contoh adalah yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Seperti penerapan kurikulum, kebijakan desentralisasi pendidikan dan lain-lain.

b.Bottom up Inovation
Yaitu model ionovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Biasanya dilakukan oleh para guru.

c.Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan.
Perjalanan pendidikan nasional yang panjang mencapai suatu masa yang demokratis kalau tidak dapat disebut liberal-ketika pada saat ini otonomisasi pendidikan melalui berbagai instrument kebijakan, mulai UU No. 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, privatisasi perguruan tinggi negeri dengan status baru yaitu Badan Hukum Milik Negara (BHMN) melalui PP No. 60 tahun 2000, sampai UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah yang mengatur konsep, sistem dan pola pendidikan, pembiayaan pendidikan, juga kewenangan di sektor pendidikan yang digariskan bagi pusat maupun daerah.
Dalam konteks ini pula, pendidikan berusaha dikembalikan untuk melahirkan insan-insan akademis dan intelektual yang diharapkan dapat membangun bangsa secara demokratis, bukan menghancurkan bangsa dengan budaya-budaya korupsi kolusi dan nepotisme, dimana peran pendidikan (agama, moral dan kenegaraan) yang didapat dibangku sekolah dengan tidak semestinya. Jika kita merujuk pada undang-undang Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang otonomi pemerintahan daerah maka Desentralisasi pendidikan bisa diartikan sebagai pemberian kewenangan untuk mengatur pendidikan di daerah. Ada dua konsep desentralisasi pendidikan. Pertama, desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan.
Desentralisasi lebih kepada kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Kedua, desentralisasi pendidikan dengan fokus pada pemberian kewenangan yang lebih besar di tingkat sekolah. Konsep pertama berkaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan dari pusat ke daerah sebagai bagian demokratisasi. Konsep kedua lebih fokus mengenai pemberian kewenangan yang lebih besar kepada manajemen di tingkat sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.


d.KTSP
KTSP yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang bersifat operasional dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. Landasan hukum kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing sekolah dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penyerahan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tiap sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan karakter dan tingkat kemampuan sekolah masing-masing. Pedoman penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik mengacu pada SKL yang meliputi kompetensi untuk kelompok mata pelajaran atau kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang dinilai berdasarkan kualifikasi kemampuan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

e.Quantum learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).
Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid didalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengasumsikan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar

f.Contextual Teaching and Learning /CTL
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.
Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual

g.Cooperative learning
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Falsafah yang mendasari pembelajaran Cooperative Learning (pembelajaran gotongroyong) dalam pendidikan adalah “homo homini socius” yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

h.Active learning
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

i.Pakem
Pakem adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

4.Kendala-kendala Dalam Inovasi Pendidikan
Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi pendidikan adalah :
a. Konflik dan motivasi yang kurang sehat
b. Lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak
berkembangnyainovasi yang dihasilkan
c. Keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi
d. Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi
e. Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi (Subandiyah 1992:81).

5.Penolakan (Resistance)
Ada beberapa hal mengapa inovasi sering ditolak atau tidak dapat diterima oleh para pelaksanaan inovasi di lapangan atau di sekolah sebagai berikut:
1.Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses perencanaan, penciptaan dan bahkan pelaksanaan inovasi tersebut, sehingga ide baru atau inovasi tersebut dianggap oleh guru. atau sekolah bukan miliknya, dan merupakan kepunyaan orang lain yang tidak perlu dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi sekolah mereka.

2.Guru ingin mempertahankan sistem atau metode yang mereka lakukan saat sekarang, karena sistem atau metode tersebut sudah mereka laksanakan bertahun-tahun dan tidak ingin diubah. Disamping itu sistem yang mereka miliki dianggap oleh mereka memberikan rasa aman atau kepuasan serta sudah baik sesuai dengan pikiran mereka. Hal senada diungkapkan pula Day dkk. (1987) dimana guru tetap mempertahankan sistem yang ada.


3.Inovasi yang baru yang dibuat oleh orang lain terutama dari pusat (khususnya Kemendiknas) belum sepenuhnya melihat kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh guru dan siswa. Hal ini juga diungkapkan oleh Munro (1987:36) yang mengatakan bahwa"mismatch between teacher's intention and practice is important barrier to the successof the innovatory program".

4.Inovasi yang diperkenalkan dan dilaksanakan yang berasal dari pusat merupakan kecenderungan sebuah proyek dimana segala sesuatunya ditentukan oleh pencipta inovasi dari pusat. Inovasi ini bisa terhenti kalau proyek itu selesai atau kalau finasial dan keuangannya sudah tidak ada lagi. Dengan demikian pihak sekolah atau guru hanya terpaksa melakukan perubahan sesuai dengan kehendak para inovator di pusat dan tidak punya wewenang untuk merubahnya.

5. Kekuatan dan kekuasaan pusat yang sangat besar sehingga dapat menekan sekolah atau guru melaksanakan keinginan pusat, yang belum tentu sesuai dengan kemauan mereka dan situasi sekolah mereka.
6.Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi pendidikan
Untuk menghindari penolakan seperti yang disebutkan di atas, faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan,
1. Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka.
Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagi motivator dan lain sebagainya. (Wright1987).

2. Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan konsekwen.
Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karenaitu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.

3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan.
Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan searah.

4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam pembaharuan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.

5. Lingkup Sosial Masyarakat.
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaklsanaan pembaharuan pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal.
Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.

7.Kesimpulan
Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatakan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu atau dua faktor saja, tapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas.
READ MORE -

Cara membuat efek bintang berjatuhan pada blog

READ MORE - Cara membuat efek bintang berjatuhan pada blog

Rabu, 21 Desember 2011

MENGKRITISI PENDIDIKAN DI INDONESIA

I.Latar Belakang
Tahun 1998 adalah tonggak sejarah yang sangat penting bagi sebuah bangsa yang bernama Indonesia. Pada tahun itu rezim orde baru yang telah memerintah Indonesia selama lebih dari 32 tahun diruntuhkan dengan sebuah gerakan massive dari seluruh elemen masyarakat yang dimotori oleh kalangan akademisi dan budayawan juga mahasiswa dari berbagai universitas baik negeri maupun swasta di Indonesia. Gerakan ini mengusung semangat reformasi yang menginginkan Indonesia tidak terkungkung oleh suatu rezim nepotis yang berkiblat pada kepentingan beberapa pihak saja,tapi ada pembaruan gerak langkah untuk menuntaskan ageda besar kemerdekaan yang masih minim dalam pelaksanaan di lapangan karena benturan penyimpangan-penyimpangan selama beberapa dekade pemerintahan. Baik pada masa Presiden Soekarno atau pada masa pemerintahan berikutnya yaitu pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Akhirnya, Soeharto, yang telah memimpin Indonesia selama era orde baru itu menyerahkan kembali mandat dari Majelis Permusyawaratan Rakyat yang baru diembannya usai Pemilu 1997 kepada wakil presiden Prof.Dr. Bacharudin Jusuf Habibie, seorang tehnokrat yang bersih dan sangat bersahaja. Hebatnya, pemerintahan B.J. Habibie ini mampu menekan melambungnya kurs rupiah terhadap dolar yang pada saat itu menembus batas psikologis hingga angka Rp 21.000,- _kondisi yang menyebabkan tatanan ekonomi negara ambruk berkepingan dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia di ambang kebangkrutan_hingga ke level yang tak masuk akal Rp8.500,-. Sayangnya,meski mampu menyelamatkan Indonesia dari kekaraman ekonomi, yang prestasinya belum mampu disamai oleh pemerintahan manapun,pemerintahan Habibie tidak bertahan lama karena Presiden B.J. Habibie dianggap sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas lepasnya provinsi ke-27 Indonesia pada waktu itu, Timor Timur, dari pangkuan bumi pertiwi.
Tahun 1999,setelah mengalami kegoncangan karena opsi tidak percaya (impeachment) dari parlemen baik Majelis Permusyawaratan Rakyat maupun Dewan Perwakilan Rakyat, tongkat kepemimpinan nasional pun beralih ke tangan K.H. Abdul Rahman Wahid, seorang budayawan yang juga pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama yaitu sebuah organisasi masyarakat Islam yang sangat besar dan sangat berpengaruh di Indonesia. Gus Dur, panggilan populer Abdul Rahman Wahid, terpilih secara sangat dramatis dalam Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat pada tahun itu, bagaimana pun Gus Dur bukan dari kalangan partai politik. Wakil presiden yang mendampingi beliaulah yang berasal dari partai politik yang memegang peranan penting saat itu yaitu Megawati Soekarno Putri dari Partai Demokrasi Indonesia, sehingga kondisi negara cukup kondusif dari ketidakpastian politik.
Pada masa pemerintahan Gus Dur dan Megawati ini terbentuk banyak tatanan baru dalam berbagai sistem bernegara dan bermasyarakat di Indonesia. Hal ini tentu bisa dipahami karena mereka berdua termasuk bagian penting dari skenario besar reformasi politik dan ekonomi Indonesia 1998. Tatanan baru tersebut juga menyentuh departemen paling penting dan strategis dalam pembentukan sumber daya manusia yaitu Departemen Pendidikan Nasional.
Sejarah kemudian mencatat bahwa materi Bahasa Inggris mulai masuk pada kurikulum sekolah dasar pada era pemerintahan Gus Dur. Ini merupakan tonggak penting dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Karena sebagai negara bangsa, Indonesia masih sangat terasing dengan lalulintas komunikasi internasional yang didominasi oleh Bahasa Inggris. Sementara di lain pihak, tidak dapat di pungkiri bahwa pelajaran Bahasa Inggris masih menjadi momok bagi mayoritas pelajar di Indonesia. Dan kondisi ini tentu sangat timpang bila cakupan yang kita tengarai adalah wilayah besar yang belum tentu rimbanya yaitu tatanan globalisasi.
Langkah besar pemerintahan Gus Dur ini awalnya memang menimbulkan polemik panjang karena masalah klasik Pemerintah Indonesia dalam mengambil kebijakan adalah terfokus pada target dan tidak secara matang mempersiapkan komponen-komponen pendukung demi tercapai target yang diinginkan tersebut secara maksimal. Apalagi kebijakan pemerintahan Abdul Rahman Wahid ini lebih diprioritaskan pada membentukan pondasi-pondasi baru dalam tatanan negara bangsa, sehingga piranti kerja dan sistem penyelenggaraan kebijakan bukan hal yang mendapat perhatian utama pada saat itu.
Wilayah kerja yang kontan terhenyak dengan kondisi ini tentu adalah wilayah pendidikan dasar. Dunia pendidikan dasar ini sempat kalang kabut dalam mempersiapkan sumber daya manusia maupun dalam mempersiapkan rancangan sistem demi mensukseskan langkah progresif yang fundamental tersebut.Meski belum seluruh level kelas dimasuki materi Bahasa Inggris_awalnya baru untuk kelas 4 hingga kelas 6 Sekolah Dasar_namun kondisi ini jelas merupakan budaya baru yang menggandung culture-shock yang tidak main-main. Di sisi lain, ketidaksiapan Departemen Pendidikan Nasional dalam mempersiapkan seluruh detail elemen dalam pelaksanaan kerja tentu membuat beban wilayah kerja pendidikan dasar ini menjadi lebih berat karena targetnya juga melambung tinggi dan jauh diluar perkiraan mereka.
Pondasi penting yang dicanangkan pemerintahan Gur Dur ini pun bergulir bak bola salju pada pemerintahan-pemerintahan berikutnya dan secara nyata mempengaruhi arah pendidikan nasional yang akhirnya secara serius menggarap kualitas pendidikannya ke arah internasionalitas. Kondisi ini tentu menuntut kualitas guru yang jauh lebih tinggi dari yang dimiliki saat itu. Hal ini yang kemudianmemunculkantuntutan bagi guru untuk berlomba-lomba memperbaiki kualitas dirinyaagar tak terlindas kemajuan dan tuntutan zaman.Dan untuk memastikan kualitas guru sesuai dengan target dari sistem pendidikan nasional, maka diadakan metodesertifikasi bagi guru-guru di Indonesia dalam berbagai levelitasnya sebagai bukti sahih tingkat kualitas yang dimilikinya.
Dari sini tampak jelas bahwa tujuan diadakannya sertifikasi ini adalah percepatan kapasitas dan pengembangan kualitas guru dan pengajar Indonesia. Dan target besar dari sertifikasi ini tentunya adalah untuk mengimbangi sistem dan standar mutupendidikan internasional yang memang menuntut kemampuan dan kualitas siswa dan guru yang jauh lebih tinggi daripada yang saat itu berkembang di Indonesia. Sungguh tujuan yang sangat tinggi dan mulia. Apalagi ketika model sekolah diarahkan juga ke arah model sekolah-sekolah internasional yang membiak dengan sangat luar biasa pada masa pemerintahan Presiden Bambang Susilo Yudhoyono yaitu tahun 2004 hingga sekarang. Jadilah sertifikasi guru menjadi harga mati bagi para guru yang masih ingin eksis dalam jagad pendidikan nasional Indonesia, terutama di institusi pendidikan milik pemerintah.
II. Tujuan Pembahasan
1. Telaah kritis terhadap perkembangan program internasionalisasi sekolah
2. Telaah kritis terhadap sertifikasi guru
III. Sekolah Internasional
A. Antara Konsep dan Kenyataan
Indonesia masa kini tengah mengalami percepatan target pendidikan secara luar biasa. Memantaskan diri untuk mampu bergabung dalam pentas keilmuan secara mendunia adalah impian besar Departemen Pendidikan Nasional. Tentu ada harga yang harus dibayar untuk maksud berpantas-pantas ini. Sistem besar institusi sekolah pun dirombak agar mampu berkejaran dengan waktu dalam mencapai tujuan ini. Maka kemudian muncul Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional yang populer dengan RSBI yang nantinya diharapkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Secara konsepsi, pembentukan Sekolah Bertaraf Internasional tentu bukan hanya sekedar untuk membentuk lingkungan sekolah yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi sehari-hari dan juga bahasa pengantar keilmuannya, tetapi secara kurikulum juga sejajar dengan kurikulum internasional yang saat ini mengacu pada Cambridge International Class Standard.
Acuan kurikulum yang sangat berbeda dengan yang digunakan sebelumnya ini, tentu menjadi landasan pacu bagi sekolah-sekolah yang ingin beralih baju ke dunia rintisan sekolah bertaraf internasional. Sebagai konsekuensinya, pemerintah pun memberikan bantuan dana yang cukup besar demi percepatan kemampuan peserta didik di pentas model pendidikan internasional tersebut. Hal ini ditujukan untuk internasionalisasi sistem pendidikan di sekolah yang merintis program ini, terutama untuk meningkatan gugus mutu para guru sebagai sentra pemberdayaan kualitas siswa dan karyawan sebagai pengawal utama terlaksananya seluruh program di lingkungan sekolah. Dana initentu juga untuk pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya sistem yang hendak dibentuk dan mencapai target kualitas siswa setara dengan standard internasional.
Intinya, pemerintah ikut berperan serta dalam mempersiapkan komponen pendukung program sekolah internasional ini dengan dukungan dana yang nantinya dikelola oleh pihak sekolah dan diaudit sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah yang bersangkutan disamping mepersiapkan perangkat perundang-undangan pendidikan nasional. Sekolah diberi kebebasan untuk berkreasi dalam mencapai sasaran international-classnya.
Kondisi ini kemudian memacu sekolah-sekolah negeri ternama untuk berlomba-lomba menjadi merintisSekolah Bertaraf Internasional. Dan dalam waktu yang relatif sebentar, sekolah model ini_Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional_ bermunculan bak jamur di musim hujan.
Asumsi yang muncul kemudian dan jamak terjadi di kalangan ini adalah bahwa kondisi bangunan sekolah haruslah bertaraf internasional dengan sarana dan prasarana pendukung yang serba canggih serta mampu melakukan akses secara internasional. Siswa pun harus memiliki peralatan serba canggih agar rasa internasionalnya tetap terjaga. Sekolah pun serta merta disulap menjadi area hotspot dan memiliki laptop menjadi ciri khas baru sekolah-sekolah semacam ini. Tehnologi komunikasi dan informasi menjadi dewa baru yang membudaya dalam lingkungan sekolah mulai dari obrolan-obrolan ringan pada lingkup komunitas ini hingga pada life-stylenya.
Support dana yang sedemikian besar dengan pengawasan yang kurang begitu ketat terutama dalam hal mutu pendidikan dengan tidak adanya standar pengukuran yang jelas dengan konsekuensi tegas yang memberi penyadaran yang fundamental pada institusi-institusi sekolah, tentunya menjadi potensi bahaya yang berkemampuan menjadi blunder bagi pelaksanaan dan pencapaian tujuan program besar ini.
Sementara pengawasan yang lebih ditekankan pada penggunaan dana justru berpotensi untuk menggiring konsep sekolah bertaraf internasional ini menjadi sekolah berpenampilan internasional yang ujung-ujungnya menjadi sekolah bertarif internasional seperti yang saat ini santer dituduhkan kepada institusi-institusi ini.
Kondisi ini pada akhirnya bisa jadi malah menjebak siswa,orang tua siswa, dan unit pelaksana sekolah untuk masuk ke wilayah dunia baru yang mengedepankan gengsi karena adanya perbedaan jenjang dengan sekolah lain yang notabene tidak bertaraf internasional. Hal yang akan berpotensi sangat besar untuk menimbulkan kasta-kasta baru dalam komunitas sekolah formal di Indonesia dan memperbesar jurang perbedaan antara sekolah kota, pinggir kota dan daerah pedesaan. Kondisi yang tentu akan mempersubur keterpencilan sekolah-sekolah di daerah-daerah terpencil,yang bukan hanya terpencil karena tempat,tapi juga karena tersepikan oleh sistem Pendidikan Nasional yangmemberi celah untuk menepikan mereka secara sistematis.
Jebakan berikutnya yang sangat berpeluang terjadi adalah bahwa siswa sekolah-sekolah jenis ini bisa menjadi tidak akrab dengan lingkungan budayanya karena bahasa yang dipakai sebagai pengantar adalah bahasa Inggris dimana masyarakat kita seringkali masih menganggap orang yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris sepertiberbeda dunia dengan sekitarnya atausebaliknya, kelompok iniyang justru menganggap dirinya tak sama dengan komunitas di sekitarnya karena kemampuannya bercakap dengan bahasa ini. Masyarakat yang merasa asing dan komunitas yang mengeksklusifkan diri adalah perpaduan manjur hilangnya identitas dan budaya unggul masyarakat asli dari daerah tertentu.
Bagaimana pun Bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar ilmu pengetahuan di negeri nusantara ini, dan kita tak bisamenutup mata bahwa masih belum semua wilayah di Indonesia melek Bahasa Indonesia. Ada satu catatan sejarah yang perlu direnungkan kembali :
Ketika pemerintah Indonesia edisi Soekarno memutuskan untuk menggunakan tulisan latin sebagai simbol huruf nasional pada awal tahun lima puluhan, 90 persen lebih masyarakat Indonesia dinyatakan buta huruf! Dan mulailah masa gelap gulita ilmu pengetahuan Indonesia. Lalu seluruh komponen masyarakat pun berupaya untuk melek huruf. Dan bebas dari buta aksara latin menjadi agenda besar bangsa hingga beberapa dekade ke depannya dan bahkan sampai sekarang belum sepenuhnya tuntas.
Kondisi yang logis memang, karena kita perlu menjawab tuntutan zaman. Tapi haruslah disadari bahwa memenuhi tuntutan zaman itu tak harus dengan bulat-bulat mencerabut diri dari akar budaya yang telah berabad-abad ditanamkan oleh nenek moyang kita, dan lantas dengan gampang merelakan identitas diri kita kabur dan nyaris lenyap ditelan kepentingan zaman.
Dalam konteks ini bolehlah kita bercermin pada tiga negara besar di benua Asia, yaitu: Korea Selatan,China dan Jepang. Di tengah riuhnya pergaulan internasional, mereka tetap kukuh melestarikan dan mengakarkan lokalitasnya. Mereka masih mengedepankan dan mempertahankan tulisan tradisional yang mereka miliki. Mereka juga sangat menguasai bahasa nasional mereka yang kental nuansa tradisionalnya itu. Adat maupun budaya dan bahkan tata nilai hidup pun tak lepas dari rasa khas Asia sesuai dengan kultur budaya masing-masing negara.
Internasionalitas merupakan tantangan untuk menjadi lebih tinggi namun tidak lantas membuat mereka terlena dan terbang ke awang-awang.Kesadaran untuk ingin menjadi lebih tinggi inilah yang kemudian justru membuat mereka lebih mengakar ke bumi sehingga nantinya akan mampu menggapai ke langit. Pembenahan sistem dalammempersiapkan sumberdaya manusia menjadi fokus perhatian dan prioritas utama dalam menghadapi perubahan sistem dunia.
Persiapan sumberdaya manusia ini tentu membutuhkan peran serta pendidikan yang teramat intens, dan bahasa pengantar di sekolah pun tak didesain khusus karena kesadaran yang tinggi bahwa mereka memiliki bahasa pengantar ilmu pengetahuan yang sudah terbentuk dan mapan. Sistem pendidikan, kurikulum, bahan ajar, metodologi pengajaran, tehnologi pendidikan dan kualitas pengajar adalah hal utama yang merekabangun. Energi seluruh negeri adalah untuk mensukseskan agenda nasional mereka yang besar ini.
Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional tentu mendapat tempat khusus sebagai salah satu ketrampilan kebahasaan yang wajib dikuasai karena kebutuhan komunikasi internasional dan referensial. Pemerintah dan institusi pendidikan membentuk sistem pengajaran sekaligus mengawal pelaksanaannya. Kondisi ini berkebalikan dengan yang terjadi di Indonesia dimana kebutuhan untuk menguasai bahasa Inggris malah menjadi lahan bisnis yang subur bagi pihak sekolah maupun pengelola lembaga pendidikan kursus bahasa Inggris. Pihak sekolah sebagai institusi pengelola pendidikan dan pilar utama pendidikan nasional tidak bergegas mendesain sistem dan materi bahasa Inggris demi pembentukan wilayah internasionalnya.
Selain pembentukan wilayah bahasa, kondisi berikutnya yang rasanya perlu dicermati adalah adanya transformasi budaya komunitas intelektual internasional yang belum terjadi secara matang alias setengah-setengah. Yang pertama adalah budaya belajar yang mengedepankan pemikiran kritis atas pertanyaan-pertanyaan mendasar demi membawa dunia pada kehidupan yang lebih baik. Hal ini memang dengan sangat pahit harus diakui belum menjadi bagian dari budaya sebagian besar pelajar dan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, pembentukan budaya belajar dan budaya berpikir kritis ini sangat vital untuk menjadi agenda wajib berikutnya yang harus dirintis oleh sekolah manapun di Indonesia terutama bagi sekolah yang tengah merintis menjadi sekolah bertaraf internasional. Sehingga forum-forum diskusi dan kontemplasi adalah hal mutlak yang seyogyanya dibentuk secara sistemik dan berjenjang di sekolah-sekolah jenis ini.
Budaya komunitas intelektual internasional lainnya adalahresearch-and-development atau penelitian dan pengembangan.Hal inilah yang menjadi nyawa bagi pengembangan ilmu pengetahuan modern dalam bidang apapun. Tentunya, kondisi ini dilandasi dengan budaya lain yang mengakar kuat untuk mendukungnya yaitu budaya membaca dan menuangkan ide serta pemikiran lewat tulisan-tulisan ilmiah.Dan rasa-rasanya dengan kelapangan hati harus disadari juga bahwa hal ini belum menjadi budaya khas dalam masyarakat pelajar dan mahasiswa kita.
Tentunya, sekolah yang merintis target untuk menjadi sekolah bertaraf internasional harus menanamkan juga budaya hebat ini. Bila pondasi-pondasi budaya yang mendukung pilar-pilar karakteristik komunitas intelektual internasional ini tidak menjadi prioritas sangat utama dan menjadi agenda kerja yang mendesak dalam pembangunan dan pengembangan sekolah internasional kita, maka mimpi kita untuk memantaskan diri agar bisa masuk ke wilayah komunitas ilmu pengetahuan internasional serta tidak tersingkir dari peradaban dunia sangat mungkin hanya akan menjadi mimpi sepi di siang bolong belaka.
Alih-alih kesuksesan yang didapatkan, budaya setengah matang ini akan berpotensi menciptakan generasi muda yang gagap budaya, tidak memiliki kedalaman ilmu, tidak memiliki karakter yang kuat dan kehilangan identitas dirinya sebagai bagian dari budaya bangsanya di tengah peradaban dunia yang terus bergerak maju dan menjulang tinggi.Bagaimanapun bangunan dan prasarana juga penampilan bisa dimanipulasi menjadi bercita rasa internasional, tapi isi kepala, integritas, tata nilai diri dan karakteristik individual tak mungkin direkayasa dan direka-reka karena hal ini adalah buah dari suatu proses pendidikan. Dan mendidik adalah menanam benih nilai dan karakter pada ladang semesta yang tentu berbeda dengan menanam benih jagung yang hasilnya bisa dipanen dalam waktu 3-4 bulan. Pendidikan adalah persemaian yang hasilnya akan dituai sepanjang hidup sang benih dan mengawal perputaran semesta.
B.Telaah Kritis Sekolah Bertaraf Internasional
Sekolah Bertaraf Internasional atau SBI yang saat ini tumbuh bak jamur di musim hujan. Gedung sekolah yang baru dengan fasilitas yang kerendan dilengkapi dengan hotspot area menjadi trademark dari sekolah model ini. Pemandangan lain yang kemudian muncul adalah para guru dan siswa yang bersliweran menenteng laptop. Terasa hebat sekali.
Kondisi bangunan Sekolah Bertaraf Internasional yang kebanyakan mentereng dengan tradisi wilayahnya yang serba bertehnologi, tentunya tak lazim bila berbiaya murah. Hal yang saat ini berkembang dalam wacana sosial ekonomi masyarakat modern adalah bahwa kemasan suatu produk menentukan harga produk yang bersangkutan. Dengan kata lain bahwa harga jual suatu barang berbanding lurus dengan kemasan barang tersebut.
Fakta yang muncul di lapangan adalah bahwa kebanyakan rintisan sekolah bertaraf internasional berharga cukup mahal. Bahkan muncul pameo yang mengistilahkan Sekolah Bertaraf Internasional dengan plesetan Sekolah Bertarif Internasional. Hal ini tentu mengacu pada kenyataan bahwa biaya pendidikan di sekolah-sekolah model ini yang memang seringkali setinggi langit dan sangat tidak terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah.
Banyak kalangan menilai bahwa konsep dan sistem yang diterapkan pada sekolah-sekolah model ini sebenarnya belum menunjukan kualitas sesuai nama besar yang diusungnya.Sebagian besar sekolah model ini belum memiliki konsep pembangunan wilayah komunitas internasionalnya meski mereka telah memiliki konsep pembangunan wilayah fisiknya. Setidak-tidaknya penggunaan Bahasa Inggris dalam percakapan keseharian komunitas sekolah.
Dan karena institusi sekolah model ini masih gagap untuk membentuk wilayah internasionalnya, maka mereka harus berhubungan dengan pihak lain yaitu lembaga pendidikan kursus bahasa Inggris untuk membantu pihak sekolah dalam pengelolaan Bahasa Inggrisnya. Hal iniberpotensi pada membengkaknya biaya pendidikan yang lagi-lagi bakal menjadi beban orangtua siswa.
Padahal seyogyanya sekolah model ini sudah memiliki sistem yang mandiri dan mapan dalam pengelolaan komunitas internasional yang hendak ditujunya. Kurikulum yang dikelolanya pun hendaknya sudah sistematis dan terarah karena setiap tahunnya siswa pergi dan datang. Penjaringan dan kedatangan siswa baru seharusnya tidak dipandang sebagai lahan bisnis pihak pengelola sekolah tapi lebih pada tujuan pematangan sistem komunitas yang dikelola sekolah secara inovatif. Bila kondisi ini mampu di sinergikan, internasionalitas akan menemukan stepingnya secara berkesinambungan dan pematangan kurikulum akan menemukan muaranya secara fundamental.
Internasionalisasi tidak hanya membawa konsekuensi pembentukan budaya komunitas terutama dalam berbahasa lisan, tapi juga dalam standar kurikulumnya. Sayangnya, pembangunan tahapan-tahapan untuk mencapai standar kurikulum internasional ini tampaknya belum disadari benar oleh kebanyakan pengelola Sekolah Bertaraf Internasional. Lagi-lagi kerjasama dengan pihak lain menjadi agenda rutin untuk memecahkan masalah atau yang juga seringkali dilakukan adalah diserahkan pada usaha mandiri siswa. Pengguntingan-pengguntingan tahapan yang seperti ini yang malah kerapkali dilakukan, bukannya pemotongan akar masalah. Sekolah pada akhirnya menjadi bagian dari bisnis pungutan yang dilegalkan oleh lembaga pencerahan dan pencerdasan anak bangsa yang bernama Departemen Pendidikan Nasional dalam payung baru dan dengan baju baru yang mewah bernama Sekolah Bertaraf Internasional dan karena sebuah baju baru yang mewah, rasanya sah-sah saja bila kemudian harganya pun menjadi sangat wah.
Bila kondisi ini tidak mendapat perhatian secara serius oleh para pembuat kebijakan dan tidak tertangani secara tuntas, maka tujuan utama pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas anak bangsa agar memiliki kepantasan dalam pentas ilmu pengetahuan internasional akan menjadi cerita mimpi belaka. Sekolah Bertaraf Internasional yang menjadi ujung tombak dalam merengguk dan menuntaskan tujuan ini, hanya akan menjadi lokomotif yang dicat baru dengan mesin tua yang nyaris karatan. Laju internasionalisasi kualitas pendidikan nasional pun akan terseok-seok di rel lama dengan bunyi berderit dari kereta yang mengangkut harapan 200 juta penduduk Indonesia.
Kondisi lain yang tidak berhubungan langsung dengan komponen pembentukan sistem dan iklim sekolah internasional adalah semakin asingnya siswa dan lingkungan sekolah dengan budaya dasar yang telah dimiliki secara historis dan mendasar dengan wilayah dimana sekolah yang bersangkutan berada. Siswa dijauhkan dari kenyataan komunitas dan lingkungan sekitarnya karena adanyatuntutan zaman dan tuntutan tehnologi yang sedemikian membahana. Kondisi ini seperti hal hilangnya budaya dan tulisan Jawa dalam keseharian masyarakat Jawa sendiri setelah pemerintah Indonesia menetapkan huruf latin sebagai suatu bentuk huruf yang dipakai secara nasional menemani Bahasa Indonesia. Demikian halnya dengan budaya lain dan bentuk huruf yang dimiliki oleh banyak suku lain di Indonesia.
Lantas pertanyaan besarnya adalah bagaimana posisi bahasa Indonesia sendiri dalam sistem negara bangsa. Budaya dan bahasa daerah telah mulai menggoreskan garis-garis kematiannya. Akankah Bahasa Nasional Indonesia akan mengalami nasib yang sama? Tentu akan sangat ironis. Di satu sisi kita masih berupa keras untuk membumikan bahasa nasional kita ke seluruh wilayah nusantara, di sisi lain kita memiliki target nasional untuk meng-internasional dengan kosekuensi membumikan Bahasa Inggris ke wilayah nasional kita. Sebuah PR besar untuk sebuah rumah besar Indonesia.
III.Sertifikasi Guru
A. Antara Konsepsi Dan Celah Masalah
Program internasionalisasi sekolah ini menuntut guru dan karyawan untuk ikut berdesakan dalam antrian panjang gerbong keterharusan dalam menuntut ilmu dan menekuni ketrampilan-ketrampilan baru demi percepatan kemampuan siswa dalam segala bidang yang mereka rencanakan demi masa depan yang telah mereka rancang. Para guru dan karyawan pun diwajibkan untuk berbenah,dan sertifikasi pun dilakukan secara ketat. Segala kemampuan tidak diacuhkan kecuali memiliki bukti sahih berupa selembar kertas yang bernama sertifikat.
Kondisi berikutnya yang kemudian muncul adalah menjamurnya seminar dan pelatihan-pelatihan baik lokal, nasional maupun internasional yang bertujuan untuk memberi suplemen bagi para guru demi percepatan kemampuan mereka dalam upaya untuk mengimbangi derap langkah para siswa. Seminar dan pelatihan ini tentu bersertifikat dengan biaya yang acapkali tidak murah karenapembicaranya pun adalah orang-orang yang ahli di bidangnya dan dari berbagai tempat dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda demi bersilaturahmi keilmuan. Sebuah denyut kondisi yang sangat luar biasa dan cukup menggairahkan lalu lintas dunia ilmu pengetahuan,sosial dan budaya di Indonesia.
Fenomena lain yang muncul adalah berbondong-bondongnya para pencerah generasi tersebut untuk kembali ke kampus demi mendapatkan gelar kesarjanaan yang juga menjadi salah satu poin penting dalam sertifikasi guru. Program-program sarjana dan pasca sarjana pun berdenyut kencang demi perombakan besar dalam kaderisasi para calon pemimpin bangsa yang dimulai dari ruang-ruang sekolah dari tingkat dasar hingga tingkat menengah atas ini.
Pentas pendidikan nasional Indonesia bergerak cepat dan berkembang menjadi begitu marak, menarik dan diliputi gairah karena para guru pun berkeinginan untuk menguatkan celah-celah pengetahuan mereka yang mungkin sempat tanggal karena rutinitas dan tuntutan kebutuhan.Para guru mulai kembali mengalir ke kampus untuk merangkai makna dan keilmuan meski hal tersebut lebihkarena tuntutan profesi.
B.Telaah Kritis Sertifikasi Guru
Sementara untuk peningkatan sumber daya pendidiknya, rekruitmen guru baru dan bekerja sama dengan konsultan-konsultan pendidikan menjadi pilihan yang riuh meski cukup menguras biaya bagi pihak sekolah.Pilihan berikutnya adalah mengirim guru-guru untuk mengikuti pelatihan pendidikan. Guru-guru pun secara individu aktif mengikuti seminar maupun pelatihan pendidikan. Sayangnya ada kecenderungan bahwa kondisi ini lebih didasarkan pada semangat sertifikasi bukan pada semangat meningkatkan kualitas dan mengembangan kapasitas diri guru. Sehingga tumbuh tren di kalangan para guru untuk mengikuti seminar dan pelatihan demi mengejar setifikat.
Kondisi yang kurang sehat ini akhirnya dijawab dengan tuntas oleh dunia usaha, dan lahirlah bisnis baru dalam dunia pendidikan Indonesia yaitu makelar alias calo sertifikat seminar dan pelatihan. Hal yang justru sangat menggelisahkan dan cukup merisaukan adalah bahwa jual beli sertifikat ini disambut dengan gempita oleh para calon pembelinya.
Dalam dunia perkuliahan gaungnya pun tak kalah riuhnya. Program Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana yang dahulu merupakan program spesifikasi yang menjadi wahana bersilaturahmi keilmuan bagi para penelaah keilmuan dan individu yang berkeinginan untuk terus mengasah kapasitas dirinya ini sekarang laris bak kacang goreng di sore nan mendung alias banyak peminatnya. Kondisi yang sama ditengarai karena adanya semangat untuk mendapat ijazah dan gelar semata bukan untuk mendapatkan nilai tambah diri secara kualitas. Alasan yang dianggap cukup logis bagi banyak kalangan karena tersingkir dari dunia kerja dan kehilangan profesi yang telah lama digeluti tentu juga pilihan yang tidak mudah untuk dipilih meski mungkin konsekuensinya adalah harus berkecimpung dalam dilema panjang antara peran pendidik yang harus _ingngarsosungtulodho,memberi peran keteladanan bagi anak didiknya.Ing madyo mangun karso,memberi motivasi dan membangun karakter diri para peserta didik. Tut wuri handayani, berkemauan kuat untuk memberi nilai dan menanamkan karakter pengasuhan yang kental agar kecerdasan untuk bertahan hidup dalam menghadapi goncangan kehidupan menjadi karakter khas anak bangsa_dengan sistem pendidikan nasional yang lebih mengharapkan formalitas jenjang pendidikan.
Hal yang sangat ironis dan dilematis memang karena profesionalitas tak lagi di ukur dengan pengalaman dan nilai kebijaksanaan hidup seorang pendidik, tapi lebih didasarkan pada jumlah poin atas lembar-lembar kertas yang bernama sertifikat dan ijazah. Lagi-lagi kapital dan kesempatan yang menaungi jagad pendidikan nasional kita, bukan tata nilai dan keluhuran-keluhuran karakter individu.
IV.Penutup
Era globalisasi membawa tuntutan yang lebih tinggi pada laju arus generasi agar tak mudah gamang dalam mengikuti perkembangan zaman. Internasionalisasi dalam segala sendi kehidupan menuntut seluruh negara bangsa di dunia ini untuk terlibat secara aktif di dalamnya atau terlindas oleh keriuhan masa. Kondisi ini mau tak mau menuntut seluruh masyarakat Indonesia untuk mawas diri tanpa perlu takut untuk memasuki era ini.
Konsekuensi terbesar yang muncul kemudian adalah kebutuhan setiap individu yang terlibat dalam dunia persekolahan untuk mampu menggunakan Bahasa Inggris secara aktif sebagai bahasa pengantar dalam merajut ilmu pengetahuan. Kondisi ini tentu memiliki nilai kesulitan yang sangat tinggi bagi guru sebagai penyaji materi maupun bagi siswa sebagai subyek sistem pendidikan, sehingga program-program tambahan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris marak bermunculan sebagai suatu paket program yang diselenggarakan sekolah bekerja sama dengan lembaga-lembaga kursus Bahasa Inggris. Program semacam ini tentu tidak gratis bahkan beberapa bernilai puluhan juta.
Di sisi lain, untuk menyiapkan komunitas yang aktif berbahasa Inggris tentu juga bukan perkara mudah, sehingga proses pengkondisian seperti ini memang sangat dibutuhkan oleh pihak sekolah ataupun pihak siswa. Sementara tak bisa dipungkiri bahwa sistem pendidikan nasional kita masih jauh dari ideal. Kurikulum bahasa dan sastra didesain agar siswa mampu berbahasa secara lisan dan tulisan serta aktif dalam menghasilkan karya sastra dan memiliki kemampuan yang mumpuni dalam mengapresiasi karya sastra. Namun kenyataan di lapangan jauh panggang dari api. Siswa dari segala jenjang pendidikan belum memiliki budaya membaca yang kuat. Dalam pembelajaran bahasa asing pun kondisinya tidak jauh beda, mayoritas siswa tidak memiliki kemampuan yang mumpuni dalam berbahasa baik lisan maupun tulisan.
Kondisi ini tentu merupakan celah kelemahan yang memungkinan adanya pihak yang masuk untuk menambalnya, sehingga dalam dunia pendidikan di Indonesia jamak bermunculan lembaga pendidikan luar sekolah yang seringkali justru lebih inovatif dalam metode pengajarannya dan lebih sistematis dalam pencapaian target materi. Lembaga-lembaga ini disadari atau tidak justru memegang peran sentral dalam memacu keberhasilan siswa dalam wilayah besar pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dan lagi-lagi, mau tidak mau ada ongkos tambahan yang harus dikeluarkan siswa karena sistem pendidikan nasional kita yang masih compang-camping dengan celah kelemahan.
Indonesia adalah negara besar dengan tradisi-tradisi perjuangannya nan hebat luar biasa. Sayangnya, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintahnya seringkali tergurat celah kelemahan yang sangat berpotensi untuk dimanipulasi. Entah bagaimana kondisi yang sama selalu terjadi sehingga orang jadi berhak berprasangka bahwa celah itu memang sengaja disingkapkan. Blunder pun bermunculan dan tujuan utama kebijakan jadi tersisihkan bahkan seringkali terbengkelai begitu saja.
Sekolah bertaraf internasional yang digulirkan oleh Departemen Pendidikan Nasional juga tak lepas dari kondisi ini. Alih-alih kualitas dan konsepnya yang bercita rasa internasional, tarifnya lah yang justru membumbung tinggi dan sangat terasa cita rasa internasionalnya.
Semoga kondisi ini menjadi bagian dari kontemplasi besar Departemen Pendidikan Nasional Indonesia dan juga bagi seluruh komponen bangsa demi pencapaian kualitas generasi penerus bangsa yang lebih cemerlang.
READ MORE - MENGKRITISI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Organization Structures

Organization Structures
Every organization to be effective must have an organizational structure. But what is an organizational structure? It is the form of structure that determines the hierarchy and the reporting structure in the organization. It is also called organizational chart. There are different types of organization structures that companies follow depending on a variety of things; it can be based on geographical regions, products or hierarchy. To put it simply an organizational structure is a plan that shows the organization of work and the systematic arrangement of work.

Types of Organizational Structures
There are different types of organizational structures and a company should choose the one that best suits their needs.

Traditional Structures
These are the structures that are based on functional division and departments. These are the kind of structures that follow
Struktur Organisasi
Setiap organisasi agar menjadi organisasi yang efektif harus memiliki struktur organisasi. Tapi apa struktur organisasi? Struktur organisasi adalah bentuk struktur yang menentukan hirarki dan struktur pelaporan dalam organisasi. Ini bisa juga disebut bagan organisasi. Ada berbagai jenis struktur organisasi yang digunakan perusahaan tergantung pada berbagai hal, bisa didasarkan pada wilayah geografis, produk atau hirarki. Secara sederhana struktur organisasi adalah rencana yang menunjukkan organisasi kerja dan pengaturan kerja secara sistematis.

Jenis Struktur Organisasi
Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan harus memilih salah satu yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

Struktur Tradisional
Struktur ini adalah struktur yang didasarkan pada pembagian fungsional dan departemen. Strutur tradisional adalah jenis struktur yang mengikuti
the organization's rules and procedures to the T. they are characterized by having precise authority lines for all levels in the management. Under types of structures under traditional structures are:
• Line Structure - this is the kind of structure that has a very specific line of command. The approvals and orders in this kind of structure come from top to bottom in a line. Hence the name line structure. This kind of structure is suitable for smaller organizations like small accounting firms and law offices. This is the sort of structure that allows for easy decision-making, and also very informal in nature. They have fewer departments, which makes the entire organization a very decentralized one.
• Line and Staff Structure - though line structure is suitable for most organizations, especially small ones, it is not effective for larger companies. This is where the line and staff organizational structure comes into play.
aturan organisasi dan prosedur ke T. mereka ditandai dengan memiliki garis-garis otoritas yang tepat untuk semua tingkatan dalam manajemen. Jenis struktur dalam struktur tradisional adalah:
• Struktur Lini - ini adalah jenis struktur yang memiliki garis komando yang sangat spesifik. Persetujuan dan perintah dalam struktur ini datang dari atas ke bawah dalam baris. Oleh karena itu dinamakan struktur lini. Struktur ini cocok untuk organisasi yang lebih kecil seperti kantor akuntan kecil dan kantor hukum. Ini adalah struktur yang memungkinkan untuk memudahkan pengambilan keputusan, dan juga sangat bersifat informal. Mereka memiliki lebih sedikit anggota, sehingga membuat seluruh bagian organisasi terpusat.
• Struktur Lini dan Staf- meskipun struktur lini sesuai untuk kebanyakan organisasi, terutama yang kecil, tetapi tidak efektif untuk perusahaan besar. Hal ini dapat menggunakan struktur organisasi lini dan staf.
Line and structure combines the line structure where information and approvals come from top to bottom, with staff departments for support and specialization. Line and staff organizational structures are more centralized. Managers of line and staff have authority over their subordinates, but staff managers have no authority over line managers and their subordinates. The decision-making process becomes slower in this type of organizational structure because of the layers and guidelines that are typical to it, and let's not forget the formality involved.

Matrix Structures
This is a structure, which is a combination of product, and departement structures. This combines both the best of both worlds to make an efficient organizational structure. This structure is the most complex organizational structure.
It is important to find an organizational structure that works best for the organization, as the
Struktur lini dan staf menggabungkan struktur lini dimana informasi dan persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan staf departemen untuk dukungan dan spesialisasi. Struktur Lini dan Staf merupakan struktur organisasi lebih terpusat. Manajer pada lini dan staf memiliki otoritas atas bawahan mereka, tetapi staf manajer tidak memiliki otoritas atas manajer lini dan bawahan mereka. Dalam tipe struktur organisasi ini proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena strukturnya berlapis.

Struktur matriks
Strutur matriks adalah struktur, yang merupakan kombinasi dari produk dan struktur fungsional. Ini menggabungkan kelebihan dari kedua struktur untuk membuat struktur organisasi yang efisien. Struktur ini adalah struktur organisasi yang paling kompleks.
Adalah penting untuk menemukan struktur organisasi yang terbaik bagi organisasi,
wrong set up could hamper proper functioning in the organization.

Committee Organization
Actually, commitees are a form of matrix organization in that they are superimposed on the existing line or line and staff structure. Commitees can be permanent (standing) or temporary and are usually in charge of or supplementary to the line and staff functions. Committees enjoy many of the same strengths of the matrix organization and are subject to the same criticisms.
pengaturan yang salah bisa menghambat berfungsinya suatu organisasi.

Struktur Komite
Sebenarnya, struktur komite adalah bentuk struktur organisasi matriks didalamnya dikombinasikan pada lini yang ada atau struktur lini dan staf. Struktur komite dapat bersifat permanen (berdiri) atau sementara dan biasanya mendapat tugas atau ditambahkan ke fungsi-fungsi lini dan staf. Komite memiliki banyak keunggulan yang sama dari organisasi matriks dan kelemahan yang sama.
READ MORE - Organization Structures

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN




A. Definisi Sistem Informasi Manajemen
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru. Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari.
Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melaksanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan. Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya.
Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen. Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.

Konsep Dasar Informasi
Terdapat beberapa definisi, antara lain :
1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
2. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
3. Data organized to help choose some current or future action or nonaction to fullfill company goals (the choice is called business decision making).

Nilai Informasi Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya

Sistem Manusia/Mesin Berdasarkan Komputer
Pada dasarnya orang dapat membahas sistem informasi manajemen tanpa komputer, tetapi adalah kemampuan komputer yang membuat SIM terwujud. Persoalannya bukan dipakai atau tidaknya komputer dalam sebuah sistem informasi manajemen, tetapi adalah sejauh mana berbagai proses akan dikomputerkan. Gagasan suatu sistem informasi/keputusan berdasarkan komputer berarti automatisasi total. Konsep sistem manusia/mesin menyiratkan bahwa sebagian tugas sebaiknya dilaksanakan oleh manusia, dan lainnya lebih baik dilakukan oleh mesin. Dalam sebagian terbesar persoalan, manusia dan mesin membentuk sebuah sistem gabungan dengan hasil yang diperoleh melalui serangkaian dialog dan interaksi antara komputer dan seorang manusia pengolah.
Kenyataan bahwa sebuah SIM adalah berdasarkan komputer berarti bahwa para perancang harus memilih pengetahuan cukup mengenai komputer dan penggunaannya dalam pengolahan informasi. Konsep manusia/mesin bahwa perancang sebuah sistem informasi manajemen harus memahami kemampuan manusia sebagai pengolah informasi dan perilaku manusia dalam mengambil keputusan.

Sistem Terpadu dengan “Data Base”
Sebuah sistem terpadu berdasarkan pada anggapan bahwa harus ada integrasi antara data dan pengolahan. Integrasi data dicapai melalui “data base”. Pada sebuah sistem pengolahan informasi, “data base” terdiri dari semua data yang dapat dijangkau oleh sistem. Pada SIM berdasarkan komputer, istilah “data base” biasanya dipakai khusus untuk data yang dapat dijangkau secara langsung oelh komputer. Manajemen sebuah “data base” adalah sebuah sistem perangkat lunak komputer yang disebut sebagai sebuah sistem manajemen “data base”. Sesuatu penerapan yang mamakai sebuah item (butir) data akan mengambil item data yang sama, yang hanya sekali disimpan dan disediakan untuk semua penerapan. Suatu peremajaan dari sebuah item data membuatnya sesuai untuk semua pemakaian.
Pengolahan terpadu dicapai melalui sebuah perencanaan sistem secara menyeluruh. Biasanya sistem dirancang sebagai suatu gabungan beberapa subsistem dan bukan sebagai sebuah sistem tunggal. Perancangan sistem ini dapat berupa sebuah komputer pusat besar, atau dapat pula merupakan sebuah jaringan kerja beberapa komputer kecil. Gagasan pokoknya adalah paduan terencana dari berbagai penerapan yang layak dan efektif.

Dukungan Operasi
Kecenderungan dalam pengolahan transaksi pada sistem-sistem mutakhir adalah menuju pengumpulan data secara “online” dan permintaan informasi (inquiry) secara online pula. Kemampuan memperoleh informasi secara online sangat besar peranannya dalam mendukung informasi. Ini berarti bahwa setiap petugas yang berwenang dapat memperoleh jawaban langsung atas sesuatu permintaan informasi seperti posisi terakhir perkiraan seorang pelanggan atau sediaan yang ada untuk jenis barang tertentu.

Pemanfaatan Manajemen dan Model Keputusan
Model-model pembantu keputusan ynag dipakai dalam sistem dapat berupa model cerdas (intelligence model) untuk menemukan persoalan, model keputusan (decision model) utnuk mengenali dan menganalisis penyelesaian yang mungkin, dan berbagai model pilihan seperti model optimisasi (optimization model) yang memberikan suatu penyelesaian optimal atau metode pemuas untuk memutuskan atas sebuah penyelesaian yang memuaskan. Dengankata lain, diperlukan berbagai ancanagan anlitis dan permodelan untuk memenuhi berbagai situsi yang memerlukan keputusan.


B. Kegunaan / Fungsi Sistem Informasi Manajemen
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
10. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
11. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing
b. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau kegunaan.
Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang terbaik/maksimal. Model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya adalah model sistem keputusan tertutup. Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.
12. SIM Berdasarkan Aktivitas/Kegiatan Manajemen
Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling berhubungan. Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan operasional bergantung pada proses yang tepat dari transaksi; pada tingkat dari pengendalian manajemen, pembuatan keputusan tentang keamanan persediaan dan frekuensi memesan lagi bergantung pada pembetulan ringkasan dari hasil operasi-operasi; pada tingkat strategi, hasil dalam operasi-operasi dan pengendalian manajemen yang dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan tindak tanduk dan sebagainya untuk mencapai strategi inventaris. Tampaknya terdapat kontras tajam antara ciri-ciri informasi untuk perencanaan pengendalian dan taktis berada di tengahnya.
13. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan.
Pendukung pemrosesan untuk pengendalian operasi terdiri dari :
a. Proses transaksi
b. Proses laporan
c. Proses pemeriksaan
Beberapa contoh di bawah ini menggambarkan jenis dukungan keputusan yang dapat dibuat dalam sistem pengendalian operasional :
a. Suatu transaksi penarikan kembali sediaan menghasilkan suatu dokumen transaksi. Pengolahan transaksi juga dapat menyelidiki persediaan yang ada, dan memutuskan apakah suatu pesanan pembelian sediaan harus diadakan.
b. Suatu pemeriksaan terhadap file pegawai menjelaskan keperluan untuk suatu posisi. Komputer menyelidiki file pegawai menggunakan program untuk memilih kandidat secara kasar.
c. Laporan rutin dihasilkan secara periodik. Tetapi suatu aturan keputusan yang diprogramkan dalam suatu prosedur pengolahan laporan bisa menciptakan laporan khusus dalam suatu bidang masalah. Contoh : suatu analisis pesanan yang masih belum dilayani setelah 30 hari.
14. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Manajemen Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh manajer departemen untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, dna mengalokasi sumber daya. Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi berikut :
1) Pekerjaan yang telah direncanakan (standar, ekspektasi, anggaran, dll)
2) Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan
3) Sebab penyimpangan
4) Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin
Database untuk pengendalian manajemen terdiri dari dua elemen utama : (1) database dari operasional, dan (2) rencana, anggaran, standar, dll yang mendefinisikan perkiraan tentang pelaksanaan, juga beberapa data eksternal seperti perbandingan industri dan indeks biaya.
Proses untuk mendukung keputusan kegiatan pengendalian manajemen adalah sebagai berikut :
1) Model perencanaan dan anggaran
2) Program-program laporan penyimpangan
3) Model-model analisis masalah
4) Model-model keputusan
5) Model-model pemeriksaan/pertanyaan
Keluaran dari sistem informasi pengendalian manajemen adalah : rencana dan anggaran, laporan yang terjadwal, laporan khusus, analisissituasi masalah, keputusan untuk penelaahan, dan jawaban atas pertanyaan.
15. Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis Tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi dimana suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu untuk perencanaan strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam organisasi bisa diadakan, sebagai contoh :
a. Suatu rantai pertokoan dapat memustuskan untuk mengubah menjadi usaha melalui pesanan
b. Suatu toko serba ada dengan toko di pusat kota dapat memutuskan untuk mengubah menjadi suatu toko obral di luar kota.
Aktifitas perencanaan strategis tidak harus terjadi dalam suatu siklus periode seperti kegiatan pengendalian manajemen. Kegiatan ini memang agak tidak teratur, meskipun beberapa perencanaan strategis bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan tahunan dan siklus penganggaran. Beberapa jenis data yang berguna dalam perencanaan strategis menunjukkan ciri data :
a. Prospek ekonomi bagi bidang kegiatan perusahaan dewasa ini.
b. Lingkungan politik dewasa ini dan perkiraan masa mendatang
c. Kemampuan dan prestasi organisasi menurut pasaran, negara, dan sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).
d. Proyeksi kemampuan dan prestasi masa mendatang menurut pasaran, negara, dan sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).
e. Prospek bagi industri di daerah lain.
f. Kemampuan saingan dan saham pasar mereka.
g. Peluang bagi karya usaha baru.
h. Alternatif strategi
i. Proyeksi kebutuhan sumber daya bagi alternatif beberapa strategi.
Dukungan sistem informasi untuk perencanaan strategis tidak bisa selengkap seperti bagi pengendalian manajemen dan pengendalian operasional. Namun demikian sistem informasi manajemen dapat memberi bantuan yang cukup pada proses perencanaan strategis, misalnya:
a. Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan atas data internal yang ditimbulkan kebutuhan pengolahan operasional.
b. Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan oleh data masa lampau dan diproyeksikan ke masa mendatang
c. Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa direkam dalam database komputer.
16. SIM Berdasarkan Fungsi Organisasi Sistem informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi yntuk membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya, walaupun akan menyangkut database, model base dan beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional, pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.

2. APA SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN ITU..?
Sistem informasi perusahaan adalah suatu sistem berbasis computer yang dapat melakukan semua tugas akuntansi standatr bagi semua unit organisasi secara terintegrasi dan terkoordinasi
SIM Perusahaan saat ini mengakumulasi seluruh data transaksi akuntansi dari bagian manu faktur , penjualan , pembelian , sumber daya manusia, dan berbagai fungsi bisnis lain. Data itu berhubungan dengan sumber daya organisasi dan perencanaan tidak dapat dilakukan tanpa memahami bagaimana tiap penjualan. tiap unit yang diproduksi ,dan tiap tindakan tanpa mempengaruhi keseluruhan organisasi.



KELAYAKAN SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN
System informasi perusahaan merupakan pengeluaran modal yang besar dan harus dievaluasi dengan cara yang sama seperti investasi besar lain yang akan dilakukan oleh organisasi. Yang memperumit investasi itu adalah karena investasi tersebut memerlukan lebih dari sekedar pengeluaran uang yang besar . Manajemen seluruh organisasi harus berkomitmen untuk melaksanakan proses bisnis yang memungkinkan tiap proses bisnis lain di dalam organisasi melihat dan memahami trnasaksi tersebut .Kerumitannya adalah kenyataan bahwa banyak keuntungan SIM perusahaan tidak bersifat financial .

Kelayakan Ekonomis
Jika keuntungan melebihi biaya yang ditargetkan , maka suatu proyek layak secara ekonomis. Akan tetapi sebagian besar kerugiannya berasal dari biaya konsultasi dan pendukung, yang merupakan tambahan atas biaya perangkat lunak dan perangakat ERP yang mula-mula perusahhan pertimbangkan saat membut analisis kelayakan.


Kelayakan Teknis
SIM perusahaan dapat dianggap sebagai aplikasi canggih yang didasarkan pada system manajemen database karena data disimpan disatu database , transaksi yang terjadi berbagai operasi yang tersebar secara geografis mungkin menjadi masalah. Satu hal yang penting SIM perusahaan yang dioperasi kan oleh organisasi besar yang tersebar secara geografis umumnya memerlukan teknologi informasi terkini.




PENERAPAN SYSTEM INFORMASI PERUSAHAAN
Penerapan SIM perusahaan umumnya berlangsung sekitar dua tahun . penyebab periode waktu yang panjang bukan hanya kerumitan dan ruang lingkup proyek tetapi juga keharusan untuk berurusan dengan system warisan . system warisan adalah system yang umumnya melaksanakan proses bisnis inti perusahaan tetapi dikembangkan bertahun-tahun lalu dan tidak mencakup teknologi dan metodelogi terbaru.

KEGAGALAN SISTEM INFOMASI PERUSAHAAN
Kegagalan sistem infomasi perusahaan mencakup proyek yang ditinggalkan sebelum penerapan atau diterapkan begitu gagal sehingga organisasi kembali ke sistem infomasi yang dahulu . Ini merupakan biaya yang buruk karena organisasi umumnya telah menginvestasikan jutaan dolar dan banyak jam kerja dalam proyek SIM perusahaan . Namun kegagalan system informasi perusahaan tidak berarti bahwa organisasi menyerah sepenuhnya .Organisasi tersebut dapat mencoba lagi .
Organisasi dapat meminimalkan kemungkinan kegagalanSIM perusahaan dengan mengambil langkah-langkah
1. Mengerti kerumitan organisasi
2. Mengenali proses yang dapat menurun nilainya bila standarisasi dipaksakan
3. Mencapai consensus dalam organisasi sebelum memutuskan menerapkan system informasi perusahaan

MASA DEPAN SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN
Manajemen sumber daya perusahaan ( enterprise resource management) adalah gerakan untuk merencanakan dan mengendalikan berbagai proses bisnis dengan mengendalikan deskripsi proses dan data.



Alat –alat pengembangan ERP yang dipercepat
Waktu dua tahun untuk penerapan SIM perusahaan terlalu lama bagi banyak organisasi . Mereka mungkin memiliki pasar yang terlalu bergejolak , mereka mungkin organisasi kecil tanpa sumber daya yang cukup untuk mendukung proyek selama dua tahun , atau mereka mungkin perlu bereaksi cepat untuk mendukung SIM perusahaan pesaing . apa pun alasan nya , penjual ERP harus memuaskan pelanggan untuk mempertahan kan pertumbuhan industri yang fenomenal .

KESIMPULAN
Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.
Sistem Infomasi Perusahaan adalah sistem berbasis computer yang dapat melaksanakan semua tugas standar bagi seluruh unit organisasi secar terintegrasi dan koordinasi . system perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) adalah system yang memampukan manajemen berbagai proses internal organisasi . memperluas konsep tersebut melampaui batas-batas organisasi melampaui control organisasi sangat memperumit masalah .
Sistem informasi ada karena perangkat keras computer yang penuh daya dan realatif murah ,perangkat lunak system manajemen database yang canggih ,dan kebetulan organisasi untuk memanfaatkan dat di seluruh proses bisnisnya. Banyak pendiri industri computer idak dapat membayangka ndampak yang dibuat teknologi informasi pada pengambilan keputusan manajerial .selama komputer dan perangakat lunak terus meningkat dayanya dan semakin murah , para manajer haurs melihat ke masa depan dan mempersiapkan organisasi mereka untuk memanfaaatkan kemajuan teknoologi
Kebutuhan atas system informasi perusaaahaan begitu besar sehingga suatu industri baru telah berkembang untuk menyediakan perangakat lunak ERP untuk mendukung sitem tersebut . industri ini sudah besar dan berkembang sangat pesat .perangkat lunak yang dihasilkan oleh industri ini khusus dan sangat mahal untuk dikembangkan . lima perusahaan mendominasi industri ini . yang terbesar ,SAP ,sam dengan gabungan empat penjual lain .
Beberapa proyek SIM perusahaan gagal .hasil ini bias sangat membebani perusahaan karenaitu begitu besarnya jumlah uang dan usaha manusia yang diperlukan untuk menerapkan SIM perusahaan . Namun , manfaat potensialnya begitu besarnya sehingga bahkan organisasi yangtelah gagal sering memulai prosesnya lagi .
READ MORE - SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Biografi dan Profil Tokoh TerkenalRumah Yatim, Anak Yatim, Panti Yatim, Panti Asuhan, Panti Sosial, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, Baitul Maal, Sedekah, Zakat, Infaq, Wakaf, Hibah, Donatur, Badan, Amil Zakat, Lembaga Amil Zakat, Dompet Peduli, Pondok Yatim, Pecinta YatimToko Online Aksesoris wanita no.1 di Indonesia-Aini's CollectionFree automatic backlinks exchangeAuto Backlink Gratis Indonesia : AUTO BACKLINK Teralis, Railing Tangga, Railing Balkon, Kanopi, Pintu Besi, Pintu Pagar, Pagar Besi, Pintu Garasi, Tangga BesiALAT BANTU SEX- OBAT KUATDaftar PTC Indonesia pilihan yang selalu membayar Ptc indonesia terbaru,ptc indonesia terpercaya,daftar ptc terpercaya,list ptc indonesia terpercaya,situs ptc indonesia yang bisa dipercaya Free Automatic Backlinks ExchangesFree Automatic Backlinks ExchangesFree Automatic Backlinks ExchangesAqillah Aziz indian classifieds, india classified ads, free classified ads, buy sell free classifieds from india, classified yellow pages, indian ads, post free ads, indian advertisements, free advertising, post sell ads, post buy ads, free job postings, free matrimonial ads, car classifieds, auto classifieds, used stuff, local ads, ads for sale, local classifieds india, click india, property for sale, sell used cars, education institutes, travel deals, mumbai real estate, new delhi restaurants, hotels in bangalore, online classifieds india, buy sell free classifieds, online ads, free ads, indian ads, where can i post free ads, post free business ads, post free employment ads, free online ads posting, how to post free ads, post free banner ads, post free ads internet, free business advertising, local classified ads, free internet classified ads, post free dog ads, placing free ads online, free online advertising sites, where to place free classified ads, used cars classified ads, submit free classified ads, sites to post ads for free, kijiji, free classifieds nyc, post free classified ads no registration, sell car free ads, free online advertising sites, autos, ads for, one india, free classifieds in keralagrahafenomenahati. ALBUM KELUARGA H.M SOEKARNO Rt.04/03 PATIKRAJADownload Mp3 Lagu Religi Mawar Biru Keris adalah budaya asli Indonesia BACKLINK OTOMATIS GRATIS Fenomena Hati . download-aplikasi-gratisbanyumas Pustaka Link Fenomena Hati download-aplikasi-gratisbanyumasdownload-aplikasi-gratisbanyumasSAHABAT UNGU Ciptaan Terbaik Tuhan
Ratu Galunggungarinmawarbirukita download-aplikasi-gratisbanyumas
Kumpulan Artikel Islamiperjalananjihad Daftar Lagu Islami Desa Patikraja. Solusi hosting gratis dari Google Code CHANNEL---TV---DESA PATIKRAJA 10 000 000 Backlinks. 10 000 000 Backlinks. Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. Media-Aisah Bella  Arin Mawar Rindu (Puisi Biru)Link Exchange/Tukar Link. CHANNEL---TV---Ugiarti Pratiwi AISAH BELLA Exchange/Tukar Link. CHANNEL---TV---AISAH BELLA  Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. Majalah Roro Mendot  cewek cantik Indonesia   Arin Mawar Rindu (Puisi Biru)Link Exchange/Tukar Link. Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. NYAI Roro Mendot-AISAH BELLA  AISAH BELLA Exchange/Tukar Link.

submit your site