WAROENG BELAJAR

Selasa, 27 Maret 2012

MASA DEPAN ISLAM




            Allah I  berfirman :

هُوَ الَّذى أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِا لْهُدَى وَدِيْنِ الْْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْن 

Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS At-Taubah : 33)
           
            Kami patut merasa gembira dengan janji yang telah diberikan oleh Allah I melalui firman-Nya itu, bahwa Islam dengan kearifan dan kebijaksanaannya itu mampu mengalahkan agama-agama lain. Namun tidak sedikit yang mengira bahwa janji tersebut telah terwujud pada masa Nabi r , masa Kualafaur-Rasyidin dan pada masa khalifah-khalifah sesudahnya yang bijaksana. Padahal kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terrealisasi saat itu hanyalah sebagian kecil dari janji di atas, sebagaimana diisyaratkan oleh Rasul r  melalui sabdanya:

۱. لاَيَذْ هَبُ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ حَتَّى تُعْبَدَ اللاَّتَ وَالْعُزََّى فَقَالَتْ عَاءِشَةُ : يَا رَسُلُوْاللهِ اِنْ كُنْتُ لاَظُنُّجِيْنَ اَنْزَلَ اللهُ : هُوَالَّذِىْاَرْسَلَرَسُولَهُ بِا لْهُدى وَدِينِ الجَقِِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الَّذِ ينَ كُلِّه وَلَوكَرِهَ الْمُشٍْرِكُونَ , اَنَّ ذ لِكَ تَامًّا : قَالَ اِنَّهُ سَيَكُوْنُ مِنْ ذلِكَ مَاشَاءَاللهُ. اَلجديث

“Malam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Latta dan Al-‘Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya: “Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa takkala Allah menurunkan firman-Nya “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai, hal itu telah sempurna (realisasinya).”Belau menjawab: “Hal itu akan terealisasi pada saat yang ditentukan oleh Allah.”

            Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam-Imam yang lain. Saya telah mentakhrijnya di dalam kitab saya Tahdzirus Sajid Min Ittikhadzil Qubur Masajida. (Peringatan bagi yang Sujud untuk Tidak Menjadikan Makan sebagai Masjid) (hal : 122).

            Banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan masa kemenangan Islam dan tersebarnya ke berbagai penjuru. Dari hadits-hadits itu tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di masa depan semata-mata atas izin pertolongan dari Allah I , dengan catatan harus tetap kita perjuangkan, itu yang penting. Berikut ini akan saya tampilkan beberapa hadits yang saya harapkan dapat membakar semangat para pejuang Islam dan dapat dijadikan argumentasi untuk menyadarkan mereka yang fatalis tanpa mau berjuang sama sekali.            

٢. اَ ْلاَوََّلُ : ,, اِنَّ اللهَ زَوى , اَىْجَمَعَ وَضَمَّ لِىَ اْلاَرْضُ فَرَاَيْتَ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِ بَهَا , وَاِنَّ   اُمَّتِى سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَازَوى لِى مِنْهَا . الحديث

“Allah I  telah menghimpun (mengumpulkan dan menyatukan) bumi ini untukku. Oleh karena itu aku dapat menyaksikan belahan Bumi Barat dan Timur. Sunggu kekuasaan umatku akan sampai ke daerah yang dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku itu.”

            Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim (8/171), Imam Abu Daud (4252), Imam Turmudzi (2/27) yang menilainya sebagai hadits shahih, Imam Ibnu Majah (2952) dan Imam Ahmad dengan dua sanad. Pertama berasal dari Tsauban (5/278) dan kedua dari Syaddad bin Aus (4/132), jika memang haditsnya mahfuzh (terjaga).

            Ada hadits-hadits lain yang lebih jelas dan luas yaitu:

٣. اَلثَّا نِى : ,, لَيَبْلُغَنَّ هذَا اْلاَمْرُ مَا بَلَغَ الَّيْلَ وَالنَّهَارُ وَلاَيَتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وًلاَوَبَرٍ اِلاَّاَدْخَلَهُ اللهُ هذَا الدِِّيْنَ , بِعِزِّعَزِيْزٍ , اَوْبِذُلِّ ذَلِيْلٍ , عِزًّايُعِزُّاللهُ بِهِ أَلاِسْلاَمَ , وَذُلاَّيُذِلُّ بِهِ الْكُفْرَ ,,

“Sesungguhnya agama Islam ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan seluruh kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulai dan merendahkan yang hina. Yakni memuliakannya dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuran.”

            Hadits ini diriwayatkan oleh sekelompok Imam yang telah saya sebutkan di dalam kitab At-Tahdzir (hal 121). Sementara Imam Ibnu Hibban meriwayatkannya dalam kitab Shahih-nya (1631, 1632). Sedang Imam Abu ‘Arubah meriwayatkannya dalam kitab Al-Montaqa minat-Thabaqat (2/10/1).

            Tidak diragukan lagi bahwa tersebarnya agama Islam kembali kepada umat Islam sendiri. Oleh karena itu mereka harus memiliki kekuatan moral, material dan persenjataan hingga mampu melawan dan mengalahkan kekuatan orang-orang kafir dan orang-orang durhak Inilah yang dijanjikan oleh Nabi r :

٤. اَلثَّ لِثُ : عَنْ اَبِى قُبَيْلٍ قَلَ : كُنَّاعِنْدَ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرِوبْنِ العَاصِيْ , وَسُءِل اَيُّ  اْلمَدِيْنَتَيْنِ تُفْتَحُ اَوَّلاً ؟ اَلْقُسْطَنُطِيْنِيَّةُ اَوْرُوْمِيَّةُ ؟ فَدَعَا عَبْدُاللهِ بِصُنْدُوْقٍ لَهُ خَلْقٌ , قَالَ : فَاَخْرَجَ مِنْهُ كِتَابًا , قَالَ : فَقَالَ عَبْدُالله : بَيْنَمَانَحْنُ حَوْلَ رَسُ الِلّّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ,,  مَدِيْنَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ اَوَّلً , يَعْنِى قُسْطَنْطِنِيَّةَ ,,

“Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Qubai. Ia menuturkan “(pada suatu ketika) kami bersama Abdullah Ibnu Amer Ibnu Al-Ash. Dia ditanya tentang mana yang akan terkalahkan lebih dahulu, antara dua negeri, Konstantinopel atau Romawi. Kemudian ia meminta petinya yang sudah agak lusuh. Lalu ia mengeluarkan sebuah kitab.” Abu Qubai melanjutkan kisahnya: Lalu Abdullah menceritakan:3) “Suatu ketika kami sedang menulis disisi Rasulullah r. Tiba-tiba Beliau ditanya: “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Constantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab: “Kota Heraclius-lah yang akan terkalahkan lebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.”
           
            Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (II/176), Ad-Darimi (I/126), Ibnu Abi Suaibah dalam Al-Mushan (II/47, 153). Abu Amer Ad-Dani di dalam As-Sunanul Maridah fil-Fitaan (Hadits-hadits tentang Fitnah), Al Hakim (III/422 dan IV/508) dan Abdul Ghani Al-Maqdisi dalam Kitabul Ilmi (II/30). Abdul Ghani bahwa hadits ini hasan sanadnya. Sedangkan Imam Hakim menilainya sebagai hadits shahih. Penilaian Al-Hakim itu sangat disetujui oleh Adz-Dzahabi.

            Kata Rumiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibukota Italy sekarang ini, sebagaimana bisa kita lihat di dalam Mu’jamul BuldanI (Ensiklopedi Negara).

            Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemenangan pertama ada di tangan Muhammad Al-Fatih Al-Utsmani. Hal ini terjadi setelah lebih dari delapan ratus tahun Nabi r  menyabdakan hadits di atas. Kemenangan kedua pun akan segera terwujud atas seizin Allah I , sebagaimana firman-Nya:
وَلَتَعْلَمَنَّ نَبَأهُ بَعْدَ حِيْنٍ
”Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi.“ (QS Shaad : 88).

            Tidak diragukan lagi bahwa kemenangan kedua mendorong adanya kebutuhan terhadap Khalifah yang tangguh. Hal inilah yang telah diberitakan oleh Rasulullah r  melalui sabdanya:

 ٥. اَلرَّبِعْ : ,, تَكُوْنُ النُّبُوَّ ةُ فَيَكُوْنُ مَاشَااللّه اَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَااللّهُ اَذَشَاءَاَنْ يَرْفَعُهَا , ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مَنْهَاجِ النُّبُوَّ ةِ , فَ تَكُوْنُ مَاشَااللّهُ اَنْ تَكثوْنُ , ثُمَّ يَرْفَعُهَا اِذَاشَاءَاَنْ يَرْفَعُهَا . ثُمَّ تَكُوْنُ مَلِكًا عَاضًا فَيَكُوْنُ مَاشَاءَاللّهُ اَنْ تَكُوْنَ , ثُمَّ يَرْفَعُهَا اِذَشَاءَاللّهُ اَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مَنْهَاجِ نُّبُوَّةِ , ثُمَّ سْكَتَ .

“Kenabian telah terwujud di antara kamu sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Dia akan menghilangkannya sesuai dengan kehendak-Nya, setelah itu ada khalifah yang sesuai dengan kenabian tersebut, sesuai dengan kehendak-Nya pula. Kemudian Dia akan menghapusnya juga sesuai dengan kehendak-Nya. Setelah itu ada seorang raja diktator bertangan besi, dan semua berjalan sesuai dengan kehendak-Nya pula. Lalu Dia akan menghapusnya jika menghendaki untuk menghapusnya. Kemudian ada khalifah yang sesuai dengan tuntunan Nabi. Lalu Dia diam.“
           
            Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (IV/273). Kami mendapatkan riwayat dari Sulaiman bin Dawud Ath-Thayalisi, juga dari Dawud bin Ibrahim Al-Wasithi, Habaib bin Salim, dan Na’am bin Basyir yang mengisahkan, “Kami sedang duduk-duduk di masjid. Basyir adalah seorang yang selalu menyembunyikan haditsnya. Lalu datanglah Abu Tsa’labah Al –Kasyafi dan bertanya: Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah Engkau menghafal hadits tentang Umara? Tetapi kemudian Khalzaifahlah yang justru menjawabnya: “Saya menghafal khutbahnya.”

            Mendengar itu kemudian Abu Tsa’labah duduk, sementara Khalzaifah selanjutnya meriwayatkan hadits itu secara marfu.

            Hubaib mengomentari dengan menceritakan: “Tatkala Umar bin Abdul Aziz mulai tampil dan saya mengakui bahwa Yazid bin Nu’man bin Basyir menjadi pengikutnya, maka saya menulis surat kepadanya berisikan tentang hadits ini. Saya memperingatkan dengan mengatakan kepadanya: Saya berharap agar beliau Umar bin Abdul Aziz benar-benar menjadi Amirul Mu’minin setelah adanya raja yang gigih memperjuangkan agama sebelum dia naik tahta. Lalu surat saya itu disampaikan kepada Umar bin Abdul Aziz. Dia merasa gembira dan mengaguminya.

            Melalui sanad Ahmad hadits itu juga diriwayatkan oleh Al-Hafidz Al-Iraqi dalam Muhajjatul Garib ala Mahabbatil-Arab (II/17). Selanjutnya Al-Hafidz mengatakan:

            “Status hadits ini shahih. Ibrahim bin Dawud Al-Wasithi dinilai tsiqah, baik akhlaknya dan kuat ingatannya oleh Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Ibnu Hibban. Sedangkan perawi-perawi yang lain bisa dibuat hujjah di dalam menetapkan hadits shahih.”

            Yang dimaksud Al-Hafidz ini adalah yang terdapat di dalam kitab Shahih Muslim, tetapi mengenai Hubaib oleh Al-Bukhari dinilainya dengan ‘fihi nadharun’ ungakapan yang menunjukkan masih diragukan keabsahan perawi. Sedangkan Ibnu Addi mengatakan: Dalam matan hadits yang diriwayatkannya (Hubaib) tidak terdapat hadits munkar (hadits yang ditolak), tetapi ia telah membalik sanadnya (mudhtharib). Akan tetapi Abu Hatim, Abu Dawud dan Ibnu Hibban menilainya tsiqah. Oleh karena itu setidak-tidaknya nilai haditsnya adalah hasan. Bahkan Al-Hafizh menilainya La ba’sa bihi (Lafazh ta’dil tingkat keempat). Perawi yang dinilai dengan lafazh pada tingkat ini haditsnya bisa dipakai, tetapi harus dilihat kesesuaiannya dengan perawi-perawi lain yang dhabit (kuat ingatannya), sebab lafazh itu tidak menunjukkan ke-dhabit-an seorang perwai (Penerj.)

            Hadits yang senada (Asy-Syahid) disebutkan dalam musnad karya Ath-Thayalisi (nomor : 438): “Saya diberi riwayat oleh Dawud Al-Wasithi – ia adalah orang yang tsiqah –, ia menceritakan: “Saya mendengar hadits itu dari Hubaib bin Salim. Tetapi dalam matan hadits tersebut ada yang tercecer matannya. Tapi kemudian ditutup (dilengkapi) dengan hadits dari Musnad Ahmad.

            Al-Haitsami di dalam kitabnya Al-Majmu’ (V/89) menjelaskan : “Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Sedangkan Al-Bazzar juga meriwayatkan namum lebih sempurna lagi. Imam Ath-Thabrani juga meriwayatkan sebagian dalam kitabnya Al-Ausath dan perawi-perawinya adalah tsiqahí.”

            Dengan demikian kecil sekali kemungkinannya hadits tersebut diriwayatkan oleh Umar bin Abdul Aziz, sebab masa pemerintahannya adalah setelah maasa Khulafaur-Rasyidin, yang jaraknya setelah masa pemerintahan dua orang raja.4)

            Selanjutnya hadits yang berisi tentang berita gembira dari Nabi r mengenai kembalinya kekuasaan kepada kaum Muslimin dan tersebarnya pemeluk Islam di seluruh penjuru dunia hingga dapat membantu tercapainya tujuan Islam dan menciptakan masa depan yang prospektif dan membanggakan hingga meliputi bidang ekonomi dan pertanian. Hadits yang dimaksud sabda Nabi r :

٦.  اَلْخَامِسُ : لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتّى تَعُوْدَاَرْضُ الْعَرَبِ مُرَقَ جًا وَاَنْهَارًا.

“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum tanah Arab menjadi tanah lapang yang banyak menghasilkan komoditas penting dan memiliki pengairan yang memadai.”

            Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim (3/84), Imam Ahmad (2/703, 417), dari hadits Abu Hurairah.

            Berita-berita gembira ini terealisasi di beberapa kawasan Arab yang telah diberi karunia oleh Allah berupa alat-alat untuk menggali sumber air dari dalam gurun pasir. Disana bisa kita lihat adanya inisiatif untuk mengalirkan air dari sungai Eufrat ke Jazirah Arab. Saya membaca berita ini dari beberapa surat kabar lokal. Hal ini mungkin akan menjadi kenyataan. Dan selang beberapa waktu kelak, akan benar-benar terwujud dan bisa kita buktikan.

            Selanjutnya yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan masalah ini adalah sabda Nabi r  :
”Tidak akan datang kepadamu suatu masa kecuali masa sesudahnya akan lebih buruk, sampai kalian bertemu dengan Tuhanmu dan datangnya hari kiamat.“

            Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Al-Fitan dari hadits Anas secara marfu’.

            Hadits ini selayaknya dipahami dengan membandingkan dengan hadits-hadits lain yang terdahulu dan hadits lain (yang ada hubungannya). Seperti halnya hadits-hadits tentang Al-Mahdy dan turunnya Nabi Isa as. Hadits-hadits itu menunjukkan bahwa hadits ini tidak mempunyai arti secara umum, tetapi mempunyai arti khusus (sempit). Oleh karena itu kita tidak boleh memahaminya secara umum (apa adanya), sehingga menimbulkan keputusasaan yang merupakan sifat yang harus dibuang jauh dari orang mukmin. Sebagaimana firman Allah I  :

يَابَنِيَّ اذْهَبُؤا فَتَحَسَّسُؤا مِنْ يُؤسُفَ وَأخِيْهِ وَلاَتَايْءَسُؤا مِنْ رَّؤحِ اللّهِ إنَّهُ لاَ يَايْءَسُؤا مَنْ رَّؤحِ اللّهِ إلاَّ الْقَؤمُ الْكَافِرُؤنَ

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.“(QS Yusuf : 87)

            Saya senantiasa memhon ke haribaan Allah I  semoga Dia berkenan menjadikan kita sebagai orang-orang yang benar-benar mukmin.
READ MORE -
MASA DEPAN ISLAM




            Allah I  berfirman :

هُوَ الَّذى أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِا لْهُدَى وَدِيْنِ الْْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْن 

Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS At-Taubah : 33)
           
            Kami patut merasa gembira dengan janji yang telah diberikan oleh Allah I melalui firman-Nya itu, bahwa Islam dengan kearifan dan kebijaksanaannya itu mampu mengalahkan agama-agama lain. Namun tidak sedikit yang mengira bahwa janji tersebut telah terwujud pada masa Nabi r , masa Kualafaur-Rasyidin dan pada masa khalifah-khalifah sesudahnya yang bijaksana. Padahal kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terrealisasi saat itu hanyalah sebagian kecil dari janji di atas, sebagaimana diisyaratkan oleh Rasul r  melalui sabdanya:

۱. لاَيَذْ هَبُ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ حَتَّى تُعْبَدَ اللاَّتَ وَالْعُزََّى فَقَالَتْ عَاءِشَةُ : يَا رَسُلُوْاللهِ اِنْ كُنْتُ لاَظُنُّجِيْنَ اَنْزَلَ اللهُ : هُوَالَّذِىْاَرْسَلَرَسُولَهُ بِا لْهُدى وَدِينِ الجَقِِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الَّذِ ينَ كُلِّه وَلَوكَرِهَ الْمُشٍْرِكُونَ , اَنَّ ذ لِكَ تَامًّا : قَالَ اِنَّهُ سَيَكُوْنُ مِنْ ذلِكَ مَاشَاءَاللهُ. اَلجديث

“Malam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Latta dan Al-‘Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya: “Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa takkala Allah menurunkan firman-Nya “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai, hal itu telah sempurna (realisasinya).”Belau menjawab: “Hal itu akan terealisasi pada saat yang ditentukan oleh Allah.”

            Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam-Imam yang lain. Saya telah mentakhrijnya di dalam kitab saya Tahdzirus Sajid Min Ittikhadzil Qubur Masajida. (Peringatan bagi yang Sujud untuk Tidak Menjadikan Makan sebagai Masjid) (hal : 122).

            Banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan masa kemenangan Islam dan tersebarnya ke berbagai penjuru. Dari hadits-hadits itu tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di masa depan semata-mata atas izin pertolongan dari Allah I , dengan catatan harus tetap kita perjuangkan, itu yang penting. Berikut ini akan saya tampilkan beberapa hadits yang saya harapkan dapat membakar semangat para pejuang Islam dan dapat dijadikan argumentasi untuk menyadarkan mereka yang fatalis tanpa mau berjuang sama sekali.            

٢. اَ ْلاَوََّلُ : ,, اِنَّ اللهَ زَوى , اَىْجَمَعَ وَضَمَّ لِىَ اْلاَرْضُ فَرَاَيْتَ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِ بَهَا , وَاِنَّ   اُمَّتِى سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَازَوى لِى مِنْهَا . الحديث

“Allah I  telah menghimpun (mengumpulkan dan menyatukan) bumi ini untukku. Oleh karena itu aku dapat menyaksikan belahan Bumi Barat dan Timur. Sunggu kekuasaan umatku akan sampai ke daerah yang dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku itu.”

            Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim (8/171), Imam Abu Daud (4252), Imam Turmudzi (2/27) yang menilainya sebagai hadits shahih, Imam Ibnu Majah (2952) dan Imam Ahmad dengan dua sanad. Pertama berasal dari Tsauban (5/278) dan kedua dari Syaddad bin Aus (4/132), jika memang haditsnya mahfuzh (terjaga).

            Ada hadits-hadits lain yang lebih jelas dan luas yaitu:

٣. اَلثَّا نِى : ,, لَيَبْلُغَنَّ هذَا اْلاَمْرُ مَا بَلَغَ الَّيْلَ وَالنَّهَارُ وَلاَيَتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وًلاَوَبَرٍ اِلاَّاَدْخَلَهُ اللهُ هذَا الدِِّيْنَ , بِعِزِّعَزِيْزٍ , اَوْبِذُلِّ ذَلِيْلٍ , عِزًّايُعِزُّاللهُ بِهِ أَلاِسْلاَمَ , وَذُلاَّيُذِلُّ بِهِ الْكُفْرَ ,,

“Sesungguhnya agama Islam ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan seluruh kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulai dan merendahkan yang hina. Yakni memuliakannya dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuran.”

            Hadits ini diriwayatkan oleh sekelompok Imam yang telah saya sebutkan di dalam kitab At-Tahdzir (hal 121). Sementara Imam Ibnu Hibban meriwayatkannya dalam kitab Shahih-nya (1631, 1632). Sedang Imam Abu ‘Arubah meriwayatkannya dalam kitab Al-Montaqa minat-Thabaqat (2/10/1).

            Tidak diragukan lagi bahwa tersebarnya agama Islam kembali kepada umat Islam sendiri. Oleh karena itu mereka harus memiliki kekuatan moral, material dan persenjataan hingga mampu melawan dan mengalahkan kekuatan orang-orang kafir dan orang-orang durhak Inilah yang dijanjikan oleh Nabi r :

٤. اَلثَّ لِثُ : عَنْ اَبِى قُبَيْلٍ قَلَ : كُنَّاعِنْدَ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرِوبْنِ العَاصِيْ , وَسُءِل اَيُّ  اْلمَدِيْنَتَيْنِ تُفْتَحُ اَوَّلاً ؟ اَلْقُسْطَنُطِيْنِيَّةُ اَوْرُوْمِيَّةُ ؟ فَدَعَا عَبْدُاللهِ بِصُنْدُوْقٍ لَهُ خَلْقٌ , قَالَ : فَاَخْرَجَ مِنْهُ كِتَابًا , قَالَ : فَقَالَ عَبْدُالله : بَيْنَمَانَحْنُ حَوْلَ رَسُ الِلّّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ,,  مَدِيْنَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ اَوَّلً , يَعْنِى قُسْطَنْطِنِيَّةَ ,,

“Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Qubai. Ia menuturkan “(pada suatu ketika) kami bersama Abdullah Ibnu Amer Ibnu Al-Ash. Dia ditanya tentang mana yang akan terkalahkan lebih dahulu, antara dua negeri, Konstantinopel atau Romawi. Kemudian ia meminta petinya yang sudah agak lusuh. Lalu ia mengeluarkan sebuah kitab.” Abu Qubai melanjutkan kisahnya: Lalu Abdullah menceritakan:3) “Suatu ketika kami sedang menulis disisi Rasulullah r. Tiba-tiba Beliau ditanya: “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Constantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab: “Kota Heraclius-lah yang akan terkalahkan lebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.”
           
            Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (II/176), Ad-Darimi (I/126), Ibnu Abi Suaibah dalam Al-Mushan (II/47, 153). Abu Amer Ad-Dani di dalam As-Sunanul Maridah fil-Fitaan (Hadits-hadits tentang Fitnah), Al Hakim (III/422 dan IV/508) dan Abdul Ghani Al-Maqdisi dalam Kitabul Ilmi (II/30). Abdul Ghani bahwa hadits ini hasan sanadnya. Sedangkan Imam Hakim menilainya sebagai hadits shahih. Penilaian Al-Hakim itu sangat disetujui oleh Adz-Dzahabi.

            Kata Rumiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibukota Italy sekarang ini, sebagaimana bisa kita lihat di dalam Mu’jamul BuldanI (Ensiklopedi Negara).

            Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemenangan pertama ada di tangan Muhammad Al-Fatih Al-Utsmani. Hal ini terjadi setelah lebih dari delapan ratus tahun Nabi r  menyabdakan hadits di atas. Kemenangan kedua pun akan segera terwujud atas seizin Allah I , sebagaimana firman-Nya:
وَلَتَعْلَمَنَّ نَبَأهُ بَعْدَ حِيْنٍ
”Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi.“ (QS Shaad : 88).

            Tidak diragukan lagi bahwa kemenangan kedua mendorong adanya kebutuhan terhadap Khalifah yang tangguh. Hal inilah yang telah diberitakan oleh Rasulullah r  melalui sabdanya:

 ٥. اَلرَّبِعْ : ,, تَكُوْنُ النُّبُوَّ ةُ فَيَكُوْنُ مَاشَااللّه اَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَااللّهُ اَذَشَاءَاَنْ يَرْفَعُهَا , ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مَنْهَاجِ النُّبُوَّ ةِ , فَ تَكُوْنُ مَاشَااللّهُ اَنْ تَكثوْنُ , ثُمَّ يَرْفَعُهَا اِذَاشَاءَاَنْ يَرْفَعُهَا . ثُمَّ تَكُوْنُ مَلِكًا عَاضًا فَيَكُوْنُ مَاشَاءَاللّهُ اَنْ تَكُوْنَ , ثُمَّ يَرْفَعُهَا اِذَشَاءَاللّهُ اَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مَنْهَاجِ نُّبُوَّةِ , ثُمَّ سْكَتَ .

“Kenabian telah terwujud di antara kamu sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Dia akan menghilangkannya sesuai dengan kehendak-Nya, setelah itu ada khalifah yang sesuai dengan kenabian tersebut, sesuai dengan kehendak-Nya pula. Kemudian Dia akan menghapusnya juga sesuai dengan kehendak-Nya. Setelah itu ada seorang raja diktator bertangan besi, dan semua berjalan sesuai dengan kehendak-Nya pula. Lalu Dia akan menghapusnya jika menghendaki untuk menghapusnya. Kemudian ada khalifah yang sesuai dengan tuntunan Nabi. Lalu Dia diam.“
           
            Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (IV/273). Kami mendapatkan riwayat dari Sulaiman bin Dawud Ath-Thayalisi, juga dari Dawud bin Ibrahim Al-Wasithi, Habaib bin Salim, dan Na’am bin Basyir yang mengisahkan, “Kami sedang duduk-duduk di masjid. Basyir adalah seorang yang selalu menyembunyikan haditsnya. Lalu datanglah Abu Tsa’labah Al –Kasyafi dan bertanya: Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah Engkau menghafal hadits tentang Umara? Tetapi kemudian Khalzaifahlah yang justru menjawabnya: “Saya menghafal khutbahnya.”

            Mendengar itu kemudian Abu Tsa’labah duduk, sementara Khalzaifah selanjutnya meriwayatkan hadits itu secara marfu.

            Hubaib mengomentari dengan menceritakan: “Tatkala Umar bin Abdul Aziz mulai tampil dan saya mengakui bahwa Yazid bin Nu’man bin Basyir menjadi pengikutnya, maka saya menulis surat kepadanya berisikan tentang hadits ini. Saya memperingatkan dengan mengatakan kepadanya: Saya berharap agar beliau Umar bin Abdul Aziz benar-benar menjadi Amirul Mu’minin setelah adanya raja yang gigih memperjuangkan agama sebelum dia naik tahta. Lalu surat saya itu disampaikan kepada Umar bin Abdul Aziz. Dia merasa gembira dan mengaguminya.

            Melalui sanad Ahmad hadits itu juga diriwayatkan oleh Al-Hafidz Al-Iraqi dalam Muhajjatul Garib ala Mahabbatil-Arab (II/17). Selanjutnya Al-Hafidz mengatakan:

            “Status hadits ini shahih. Ibrahim bin Dawud Al-Wasithi dinilai tsiqah, baik akhlaknya dan kuat ingatannya oleh Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Ibnu Hibban. Sedangkan perawi-perawi yang lain bisa dibuat hujjah di dalam menetapkan hadits shahih.”

            Yang dimaksud Al-Hafidz ini adalah yang terdapat di dalam kitab Shahih Muslim, tetapi mengenai Hubaib oleh Al-Bukhari dinilainya dengan ‘fihi nadharun’ ungakapan yang menunjukkan masih diragukan keabsahan perawi. Sedangkan Ibnu Addi mengatakan: Dalam matan hadits yang diriwayatkannya (Hubaib) tidak terdapat hadits munkar (hadits yang ditolak), tetapi ia telah membalik sanadnya (mudhtharib). Akan tetapi Abu Hatim, Abu Dawud dan Ibnu Hibban menilainya tsiqah. Oleh karena itu setidak-tidaknya nilai haditsnya adalah hasan. Bahkan Al-Hafizh menilainya La ba’sa bihi (Lafazh ta’dil tingkat keempat). Perawi yang dinilai dengan lafazh pada tingkat ini haditsnya bisa dipakai, tetapi harus dilihat kesesuaiannya dengan perawi-perawi lain yang dhabit (kuat ingatannya), sebab lafazh itu tidak menunjukkan ke-dhabit-an seorang perwai (Penerj.)

            Hadits yang senada (Asy-Syahid) disebutkan dalam musnad karya Ath-Thayalisi (nomor : 438): “Saya diberi riwayat oleh Dawud Al-Wasithi – ia adalah orang yang tsiqah –, ia menceritakan: “Saya mendengar hadits itu dari Hubaib bin Salim. Tetapi dalam matan hadits tersebut ada yang tercecer matannya. Tapi kemudian ditutup (dilengkapi) dengan hadits dari Musnad Ahmad.

            Al-Haitsami di dalam kitabnya Al-Majmu’ (V/89) menjelaskan : “Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Sedangkan Al-Bazzar juga meriwayatkan namum lebih sempurna lagi. Imam Ath-Thabrani juga meriwayatkan sebagian dalam kitabnya Al-Ausath dan perawi-perawinya adalah tsiqahí.”

            Dengan demikian kecil sekali kemungkinannya hadits tersebut diriwayatkan oleh Umar bin Abdul Aziz, sebab masa pemerintahannya adalah setelah maasa Khulafaur-Rasyidin, yang jaraknya setelah masa pemerintahan dua orang raja.4)

            Selanjutnya hadits yang berisi tentang berita gembira dari Nabi r mengenai kembalinya kekuasaan kepada kaum Muslimin dan tersebarnya pemeluk Islam di seluruh penjuru dunia hingga dapat membantu tercapainya tujuan Islam dan menciptakan masa depan yang prospektif dan membanggakan hingga meliputi bidang ekonomi dan pertanian. Hadits yang dimaksud sabda Nabi r :

٦.  اَلْخَامِسُ : لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتّى تَعُوْدَاَرْضُ الْعَرَبِ مُرَقَ جًا وَاَنْهَارًا.

“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum tanah Arab menjadi tanah lapang yang banyak menghasilkan komoditas penting dan memiliki pengairan yang memadai.”

            Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim (3/84), Imam Ahmad (2/703, 417), dari hadits Abu Hurairah.

            Berita-berita gembira ini terealisasi di beberapa kawasan Arab yang telah diberi karunia oleh Allah berupa alat-alat untuk menggali sumber air dari dalam gurun pasir. Disana bisa kita lihat adanya inisiatif untuk mengalirkan air dari sungai Eufrat ke Jazirah Arab. Saya membaca berita ini dari beberapa surat kabar lokal. Hal ini mungkin akan menjadi kenyataan. Dan selang beberapa waktu kelak, akan benar-benar terwujud dan bisa kita buktikan.

            Selanjutnya yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan masalah ini adalah sabda Nabi r  :
”Tidak akan datang kepadamu suatu masa kecuali masa sesudahnya akan lebih buruk, sampai kalian bertemu dengan Tuhanmu dan datangnya hari kiamat.“

            Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Al-Fitan dari hadits Anas secara marfu’.

            Hadits ini selayaknya dipahami dengan membandingkan dengan hadits-hadits lain yang terdahulu dan hadits lain (yang ada hubungannya). Seperti halnya hadits-hadits tentang Al-Mahdy dan turunnya Nabi Isa as. Hadits-hadits itu menunjukkan bahwa hadits ini tidak mempunyai arti secara umum, tetapi mempunyai arti khusus (sempit). Oleh karena itu kita tidak boleh memahaminya secara umum (apa adanya), sehingga menimbulkan keputusasaan yang merupakan sifat yang harus dibuang jauh dari orang mukmin. Sebagaimana firman Allah I  :

يَابَنِيَّ اذْهَبُؤا فَتَحَسَّسُؤا مِنْ يُؤسُفَ وَأخِيْهِ وَلاَتَايْءَسُؤا مِنْ رَّؤحِ اللّهِ إنَّهُ لاَ يَايْءَسُؤا مَنْ رَّؤحِ اللّهِ إلاَّ الْقَؤمُ الْكَافِرُؤنَ

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.“(QS Yusuf : 87)

            Saya senantiasa memhon ke haribaan Allah I  semoga Dia berkenan menjadikan kita sebagai orang-orang yang benar-benar mukmin.
READ MORE -

SHALAT SUNAT QABLA DZUHUR


٢۳٧ -  كَانَ النَّبَي صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ أَمْهَلَ حَتَّى إِذَا كَانَتِ الشَّمْسُ مِنْ هَا هُنَا يَعْنِي مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مِقْدَارُهَا مِنْ صَلاَةِ الْعَصْرِ مِنْ هَاهُنَا مِنْ قَبْلِ الْمَغْرِبِ قَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يُمْهِلُ حَتَّى إِذَا كَانَتِ الشَّمْسُ مِنْ هَاهُنَا يَعْنِي مِنْ قَبْلِ الْمَشْرِقِ مِقْدَارُهَا مِنْ صَلاَةِ الظُّهْرِ مِنْ هَاهُنَا يَعْنِي مِنْ قَبْلِ الْمَغْرِبِ قَامَ فَصَلُّى أَرْبَعَا وَأَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ إِذاَ زَالَتِ الشَّمْسُ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَأَرْبَعًا قَبْلَ الْعَصْرِ يَفْصِلُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ بِالتَّسْلِيْمَ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَالنَّبِيِّيْنَ وَمَنْ تَبِعُهُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ [يَجْعَلُ التَّسْلِيْمَ فِى أَخِيْرِهِ] .  

"Adalah Rasulullah jtka shalat fajar menundanya sehingga matahari ada di sini -yakni dan arah Timur- ukurannya dari shalat Ashar dari sini -yakni dari arah Barat-. beliau berdiri lalu shalat dua rakaat dari berhenti. Jika matahari itu sudah ada di situ. yakni dari arah Timur Ukurannnya dari shalat Dhuhur dari sini, yakni dari arah Barat. beliau berdiri lalu shalat empat raka'at. empat rakaat sebelum Dhuhur. Jiku matahah telah condong ke Barat, dua raka'at setelahnya dan empat raka'at sebelum Ashar. Beliau memisah antara dua raka'at dengan salam kepada malaikat Al-Muqarrahin. para nabi dan kaum Muslimin yang mengikuti mereka. (Beliau menjadikan salam pada akhimya)."
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (hadits no. 650/1357), putra-nya (1202). At-Tirmidzi (juz 2/294. 493. 494). An-Nasa'i (1 /139-140). Ibnu Majah (1/453). Ath-Thayalisi (1/113-114). Al-Baihaqi dari Ath-Thayalisi (2/273). dan At-Tirmidzi di dalam Asy-Syama'il(2/103-104). dari beberapa sanad yang berasal dari Abu Ishaq dari Ashim bin Dhamrah yang mengisahkan:

"Kami bertanya tentang shalat sunnah Nabi r di siang hari kepada Ali t " Dia menjawab (membicarakan tentang pembicaraannya dengan rasul. Kami berkata: "Beritahukanlah kepada kami, kami akan melaksanakan semampu kami." Ali melanjutkan: (kemudian Ali menyebutkan kalimat di atas selengkapnya"

At-Tirmidzi berkata: "Hadits ini hasan. Ishaq bin Ibrahim berkata: Yang paling hasan di antara hadits yang menerangkan shalat sunnah Nabi adalah hadits ini. Diriwayatkan dari Abdullah bin Al-Mubarak. dan ia menilai dha"if hadits tersebut. Penilaiannya dha'if tersebut, menurut saya. karena ia tidak meriwayatkan hadits itu kecuali dengan sanad tersebut. yaitu dari Ashim bin Dhamrah dari Ali. Sedang Abdullah bin Al-Mubarak tsiqah menurut sebagian ahli."

Saya berpendapat. ia shaduq (jujur) seperti yang dikatakan oleh Al-Hafizh di dalam At-Taqrib. Sementara lbnul Madini dan lainnya menilainya tsiqah. Sedang An-Nasa'i mengatakan: "Laisa bihi ba'sun (tidak mengapa). Ia hasanul-hadits (hasan haditsnya)."

Mengenai tambahan yang ada pada akhir hadits itu adalah milik An-Nasa'i.

Sementara itu dari An-Nasa!i Abu Dauud juga meriwayatkannya (1/200). yang kemudian diteruskan oleh Adh-Dhiya' di dalam Al-Mukhturah (1/187). melalui Syu'bah dari Abu Ishaq. yaitu bahwa hanya shalat dua raka'at sebelum Ashar. yakni dengan matannya rak'atain (dua raka'at). Dengan adanya redaksi ini. maka haditsnya syadz. sebab redaksi yang ada pada kitab musnad dan kitab lainnya adalah arba'ah (empat raka'at). Demi kian pula yang ada pada sanad-sanad yang lain dari Abu Ishaq.

Yang senada dengan hadits syadz ini. bahwa ada sebagian perawi yang meriwayatkannya dari Abu Ishaq yang menyebutkan: qablal-Jum'at (sebelum jumat) sebagai ganti kata qabladh-Dhuhur (sebelum Dhuhur). seperti yang ditakhrij oleh Al-Khala'i di dalam Fawa 'id-nya. dengan sanad jayid. sebagaimana dikatakan oleh Al-Iraqi dan Al-Bushairi di dalam Zawa'id-nya (juz I. hal.72). Keduanya tidak menyadari ke-syadzan hadits yang diriwayatkannya itu. Hal itu telah saya jelaskan di dalam Silsilatul-Ahaditsudh-Dha'ifah, lihat hadits no. 999. Wallahu A'lam.


Kandungan Hukumnya:

Kalimat: "Beliau menjadikan salam pada akhirnya", menunjukkan disunatkannya melaksanakan shalat sunnah empat raka'at dengan memakai satu salam. bukan setiap dua raka'at satu salam. Ada sementara ulama yang memahami kalimat "Beliau memisah setiap dua raka 'at dengan salam ke-pada malaikat muqarrabin, para nabi dan kaum muslimin yang mengikuti mereka", bahwa salam itu adalah salam tahallul (keluar dari shalat). Asy-Syaikh Ali Al-Qariy di dalam kitabnya Syarhusy-Syama'iI menyanggahnya: "Tidak disangkal lagi bahwa salam tahallul khusus bagi malaikat dan kaum mukmin. Lafazh hadits di atas lebih umum karena menyebut para malaikat. para nabi dan kaum mukminin yang dengan setia mengikuti mereka sampai hari kiamat."

Oleh karena itu AI-Manawi merasa yakin bahwa yang dimaksud taslim di atas adalah tasyahhud. "Hal itu diperkuat karena taslim menyangkut makna umum seperti pada tasyahhud "Assalamualaina Wa'ala ' Ibadillahish-Shalihin."

Saya katakan: Hal itu diperkuat dengan sebuah hadits yang muttafaq 'alaih. (disepakati oleh Bukhari-Muslim) yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud yang meceritakan:

"Jika kami shalat bersama Nubi. maka kami mengucapkan salam kepada Allah sebelum kepada hamba-Nya. salam kepada Jibril. salam kepada Mika'i1 dan salam kepada seseorung. Tatkala selesai beliau menghadapi kami dan bersabda; "Sesungguhnya Allah adalah Salam. Jika salah seorang di antara kalian duduk dalam shalat, maka hendaknva la membaca; "At-Tahiyyatu Liliah...Assalamu alaina Wa'ala Ibadillahish-Shalihin. Jika ia telah mengucupkan itu, maka sudah mencakup semua hamha-hamba shalih yang ada di langit dan bumi."

Saya berpendapat: Tambahan yang ada pada akhir hadits tersebut memastikan hal itu. Oleh karena itu tidak perlu dipertentangkan. Hadits itu dengan jelas menunjukkan apa yang baru saya sebutkan. yakni shalat sunnah yang empat raka'at tidak menggunakan dua salam. Dengan demikian. hadits itu bertentangan dengan dhahir nash hadits lain, yaitu:
"Shalat malam dan siang dua dua,"

Hadits ini shahih. seperti telah saya jelaskan di dalam Al-Haudhul-Maurud Fi Zawa'id Muntaqa Ibnil Jarrud (hadits no. 123). Semoga Allah swt memberikan kemudahan untuk menyelesaikannya. Untuk mengkompromikan keduanya adalah dengan menjadikan hadits itu sebagai dalil atas sunnahnya (kebolehan saja). Sedangkan hadits Ibnu Umar itu diartikan sebagai keutamaannya. seperti yang juga dilaksanakan pada shalat malam.
READ MORE - SHALAT SUNAT QABLA DZUHUR

MEMBERSIHKAN HALAMAN RUMAH


٢٢٦- طَهِّرُوْا أَفْنِيَتَكُمْ فَإِنَّ الْيَهُوْدَ لاَ تُطَهِّرُ أَفْنِيَتَهَا   

"Bersihkanlah halaman rumah kalian. Sebab orang-orang Yahudi tidak membersihkan halaman rumah mereka "

Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani di dalam Al-Ausath (11/2 dari Al-Jam'u Baina Zawaidil-Mu'jamain). Ath-Thabrani berkata: "Telah meriwayatkan kepada kami Abu Dauud Ath-Thayalisi. ia berkata: "Telah meriwayatkan kepada kami Ibrahim bin Sa'id dari Az-Zuhri dari Amir bin Sa'id dari ayahnya secara marfu". Selanjutnya Ath-Thabrani memberikan catatannya: "Tidak ada yang meriwayatkannya dari Az-Zuhri kecuali Ibrahim. dan tidak ada yang meriwayatkannya dari Ibrahim kecuali Atb-Thayalisi. Sedang Zaid meriwayatkannya seorang diri (mutafarrid)."

Saya berpendapat: Az-Zuhri adalah seorang tsiqah yang juga hafizh. Sedangkan perawi yang lain juga tsiqah dan dipakai oleh Imam Muslim. kecuali Ali bin Sa'id. ia adalah Ar-Razi. Adz-Dzahabi menilainya: "Ar-Razi seorang hafizh. ahli mengembara, dan banyak berkecimpung dalam dunia ilmu." Sedang Ad-Daruquthni berkata: "Tidaklah demikian. la banyak meriwayatkan seorang diri." Ibnu Yunus mengatakan: "Ia seorang yang paham dan hafizh (mengerti soal-soal hadits)." Sementara AI-Hafizh di dalam Al-lisan menambahkan: "Maslamah bin Qasim berkata: "la seorang tsiqah dan mengerti soal hadits."

Al-Manawi menyebutkan: "Al-Haitsami berkata: Perawi-perawinya shahih. kecuali Ath-Thabrani."

Saya berpendapat: Al-Haitsami memauqufkan (tidak melanjutkan pembahasannya) hadits itu dan tidak mengomentarinya. la berbeda pendapat dalam hal ini. Haditsnya bernilai hasan kalau saja ia tidak berbeda dengan yang lain dalam meriwayatkan. Lebih-lebih jika ia tidak meriwayatkannya seorang diri. Dan hadits ini termasuk di dalamnya (artinya bernilai hasan). Imam Tirmidzi (2/131) mentakhrijnya dari Khalid bin Iyas (sering disebut Ibnu Iyas) dari Shaleh bin Abi Hisan. yang menuturkan: "Saya mendengar Sa'id bin Musayyab dari Shaleh bin Abi Hisan berkata: "Saya mendengar Sa'id Ibnul Musayyab berkata: "Sesungguhnya Allah Maha Baik. Dia mencintai kebaikan. Allah Maha Bersih, Dia mencintai kebersihan. Allah Maha Mulia, Dia menyukai kemuliaan. Dia Maha Pemurah, mencintai kemurahan. Oleh karena itu bersihkanlah." (Saya mengira bahwa ia berkata: halaman rumah kalian), dan janganlah kalian menyerupai kaum Yahudi. Shaleh bin Abi Hisan melanjutkan: "Kemudian saya menyebutkan hal itu kepada Muhajir bin Mismar, ia lalu memberitahukan: "Telah meriwayatkannya kepadaku Amir bin Sa'id dari ayahnya dari Nabi r dengan matan yang sama. Hanya saja Nabi r bersabda: "Bersihkanlah halaman rumah kalian."

At-Tirmidzi berkata: Hadits ini gharib. Khalid bin Iyas seorang perawi yang dha'if.

Saya menemukan: Di dalam At-Taqrib dia menilai: matrukul-hadits (haditsnya tidak dipakai).

Hadits itu juga disebutkan oleh Ibnul Qayyim di dalam Zadul-Mu'ad (3/208), ia berkata:

Di dalam kitab Musnad karya Al-Bazzar. disebutkan riwayat dari Nabi. bahwa beliau bersabda:

"Sesungguhnya Allah Maha Baik (Al-Hadits) Karena itu bersihkanlah halaman rumah dan teras rumah kalian. Janganlah kalian menyerupai kaum Yahudi. mereka mengumpulkan sampah di rumah. "
Saya tidak mengerti, jika hadits ini dari Al-Bazzar. ia mengambilnya dari Khalid atau bisa jadi dari lainnya. Sebab saya juga mendapatkan jalur lain bagi hadits tersebut. akan tetapi kurang akurat. Hadits itu ditakhrij oleh Ad-Daulabi di dalam Al-Kuna (2/16) dari Abu Thayyib dari Harun bin Muhammad yang memberitakan: Telah meriwayatkan kepada kami Bukair bin Mismar. dari Amir bin Sa'id. Semua perawinya tsiqah kecuali Abu Thayyib. Ia tidak baik. Ibnu Mu'in menilainya: "Ia kadzdzab (pembohong)."

Saya telah menemukan syahid hadits tersebut dengan matan:

"Bersihkanlah halaman rumah kalian, sebab orang-orang Yahudi adalah paling kotor."

Hadits ini diriwayatkan oleh Waqi' di dalam Az-Zuhud (2/65/1). ia berkata: "Telah meriwayatkan kepada Ibrahim Al-Makiy dari Amer bin Dinar dari Abu Ja'far secara marfu'."

Sanad ini dha'if. sebab Ibrahim Al-Makiy adalah Ibnu Yazid Al-Khauzi dimana dia adalah matrukul-hadits. seperti dijelaskan di dalam At-Taqrib. Sedang Abu Ja'far belum saya kenal. Namun yang jelas ia seorang tabi'i. jadi hadits ini mursal (perawinya di sanad terakhir gugur).

Kesimpulannya, sanad-sanad hadits di atas adalah lemah. kecuali yang pertama. dimana statusnya hasan. Inilah yang bisa dibuat hujjah. di samping juga mengecualikan sanad Al-Bazzar.

Kata "al-afniyah" merupakan bentuk jamak dari kata "al-fina "'yang berarti halaman depan rumah,
READ MORE - MEMBERSIHKAN HALAMAN RUMAH
Biografi dan Profil Tokoh TerkenalRumah Yatim, Anak Yatim, Panti Yatim, Panti Asuhan, Panti Sosial, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, Baitul Maal, Sedekah, Zakat, Infaq, Wakaf, Hibah, Donatur, Badan, Amil Zakat, Lembaga Amil Zakat, Dompet Peduli, Pondok Yatim, Pecinta YatimToko Online Aksesoris wanita no.1 di Indonesia-Aini's CollectionFree automatic backlinks exchangeAuto Backlink Gratis Indonesia : AUTO BACKLINK Teralis, Railing Tangga, Railing Balkon, Kanopi, Pintu Besi, Pintu Pagar, Pagar Besi, Pintu Garasi, Tangga BesiALAT BANTU SEX- OBAT KUATDaftar PTC Indonesia pilihan yang selalu membayar Ptc indonesia terbaru,ptc indonesia terpercaya,daftar ptc terpercaya,list ptc indonesia terpercaya,situs ptc indonesia yang bisa dipercaya Free Automatic Backlinks ExchangesFree Automatic Backlinks ExchangesFree Automatic Backlinks ExchangesAqillah Aziz indian classifieds, india classified ads, free classified ads, buy sell free classifieds from india, classified yellow pages, indian ads, post free ads, indian advertisements, free advertising, post sell ads, post buy ads, free job postings, free matrimonial ads, car classifieds, auto classifieds, used stuff, local ads, ads for sale, local classifieds india, click india, property for sale, sell used cars, education institutes, travel deals, mumbai real estate, new delhi restaurants, hotels in bangalore, online classifieds india, buy sell free classifieds, online ads, free ads, indian ads, where can i post free ads, post free business ads, post free employment ads, free online ads posting, how to post free ads, post free banner ads, post free ads internet, free business advertising, local classified ads, free internet classified ads, post free dog ads, placing free ads online, free online advertising sites, where to place free classified ads, used cars classified ads, submit free classified ads, sites to post ads for free, kijiji, free classifieds nyc, post free classified ads no registration, sell car free ads, free online advertising sites, autos, ads for, one india, free classifieds in keralagrahafenomenahati. ALBUM KELUARGA H.M SOEKARNO Rt.04/03 PATIKRAJADownload Mp3 Lagu Religi Mawar Biru Keris adalah budaya asli Indonesia BACKLINK OTOMATIS GRATIS Fenomena Hati . download-aplikasi-gratisbanyumas Pustaka Link Fenomena Hati download-aplikasi-gratisbanyumasdownload-aplikasi-gratisbanyumasSAHABAT UNGU Ciptaan Terbaik Tuhan
Ratu Galunggungarinmawarbirukita download-aplikasi-gratisbanyumas
Kumpulan Artikel Islamiperjalananjihad Daftar Lagu Islami Desa Patikraja. Solusi hosting gratis dari Google Code CHANNEL---TV---DESA PATIKRAJA 10 000 000 Backlinks. 10 000 000 Backlinks. Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. Media-Aisah Bella  Arin Mawar Rindu (Puisi Biru)Link Exchange/Tukar Link. CHANNEL---TV---Ugiarti Pratiwi AISAH BELLA Exchange/Tukar Link. CHANNEL---TV---AISAH BELLA  Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. Majalah Roro Mendot  cewek cantik Indonesia   Arin Mawar Rindu (Puisi Biru)Link Exchange/Tukar Link. Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. NYAI Roro Mendot-AISAH BELLA  AISAH BELLA Exchange/Tukar Link.

submit your site