WAROENG BELAJAR

Kamis, 12 Januari 2012

“In Memorium” Prof. H. A. Timur Djaelani, MA

Lama tidak terdengar kabar berita tentang aktivitas maupun kesehatan pendiri PII (Pelajar Islam Indonesia) dan sesepuh Departemen Agama RI, Prof. H. Anton Timur Djaelani, MA. Pada hari Sabtu, 7 Februari 2009 pukul 11:00 WIB tokoh pergerakan Islam dan intelektual muslim terkemuka yang teduh dan santun itu telah berpulang dengan tenang ke Rahmatullah di kediamannya Jalan Kramat VII No 9 Jakarta Pusat dalam usia 86 tahun. Selain keluarga, mungkin hanya orang-orang dekat saja yang tahu sejak beberapa tahun terakhir almarhum beberapa kali keluar masuk rumah sakit karena `udzur usia lanjut.
Innalillahi wainna ilaihi raji`un.
Lahir di Kauman, Purworejo, Jawa Tengah, 27 Desember 1922 M/8 Jumadil Awal 1341 H. Menamat-kan Sekolah Dasar di Kebumen, Sekolah Muallimin Muhammadiyah, MULO dan AMS di Yogyakarta sam-pai Jepang masuk Indonesia. Pada tahun 1949 ia bergabung dengan Brigade Tentara Pelajar sebagai panggilan perjuangan membela kehormatan agama dan tanah air.
Dalam buku Pengalaman Masa Revolusi, wartawan senior H. Soebagijo I.N. mengenang zaman Jepang sebagai pelajar SGT (Sekolah Guru Tinggi) di Jakarta, Anton Timur (ketua) bersama Soebagijo I.N. (sekretaris) menyelenggarakan pelajaran agama Islam yang meliputi pelajaran tauhid dan fiqih, di Asrama Pegangsaan Timur 17 dengan mendatangkan guru tetap HSM Nasaruddin Latif (alm), seorang muballigh Muhammadiyah yang berpengalaman menangani anak muda, tulis Soebagijo.
Pada tahun 1950 Anton Timur menjadi mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Pada tahun 1960 Fakultas Agama Islam UII diambil-alih Pemerintah menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang kemudian berubah menjadi IAIN dan terakhir UIN. Menamatkan Sarjana PTAIN tahun 1955.
Prof. H.A. Timur Djaelani termasuk angkatan pertama mahasiswa perguruan tinggi agama Islam negeri yang melanjutkan studi pascasarjana ke luar negeri. Ia menyelesaikan S2 di McGill University Montreal Canada (1955-1959) dengan thesis “The Syarekat Islam Movement: Its Contribution to Indonesia Nasio-nalism.” Dalam historiografi Departemen Agama RI, almarhum H.A. Timur Djaelani adalah Inspektur Jenderal Departemen Agama pertama (1972-1978) dan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (sekarang Ditjen Pendidikan Islam) pertama (1978-1983).
Menurut Irjen Departemen Agama, Dr. H.M. Suparta, MA, yang melepas keberangkatan jenazah sebelum dimakamkan di kompleks pemakaman UIN Syarif Hidayatullah di Ciputat (Ahad, 8 Februari), almarhum Prof. H.A. Timur Djaelani bukan hanya aset Departemen Agama, melainkan juga sebagai aset bangsa. Hadir takziyah di kediaman almarhum, selain Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni dan Wakil Ketua MPR-RI Drs. H. A.M. Fatwa, tampak melayat sejumlah pejabat lainnya, antara lain Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, Menteri Kehutanan MS Ka`ban, Kabalitbang Depag Prof. Dr. Atho Mudzhar dan Kepala Pusat Pinmas Departemen Agama
“In Memorium”
Prof. H. A. Timur Djaelani, MA
Masyhuri AM serta sejumlah kerabat dan kader PII dan HMI.
Semasa hidupnya H.A. Timur Djaelani banyak ber-peran di lapangan pergerakan Islam dan pendidikan, termasuk bersama Prof. Lafran Pane mendiri-kan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) pada 5 Februari 1947. Semasa belajar di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, ia mendirikan organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) bersama Yusdi Ghazali, Ibrahim Zarkasyi dan Amin Sahri pada 4 Mei 1947. Ia juga aktif sebagai anggota Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII).
Seusai pensiun dari Departemen Agama, almarhum aktif di bidang pendidikan, antara lain di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta bersama H. Alamsyah Ratu Perwiranegara (mantan Menag) mendirikan Univer-sitas Djuanda Bogor serta Ketua STAI Thawalib Jakarta (1985-1997). Selain itu sebagai perintis pendirian Universitas Islam Riau (1987). Di samping itu H.A. Timur Djaelani aktif sebagai dosen mata kuliah Etika dan Filsafat Islam di Universitas Muhammadiyah Jakarta, dosen Pascasarja-na IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Guru Besar Luar Biasa untuk Sosiologi Agama Islam di IAIN Raden Patah, Palembang. Beliau adalah juga mantan Ketua Umum dan mantan Ketua Badan Pembina YAPI (Yayasan Asrama Pelajar Islam) Al-Azhar Rawamangun, Jakarta.
Pengalaman internasional, di antaranya menjadi anggota delegasi Indonesia pada World Conference on Religion and Peace di New Delhi (1981), Seoul (1986) Kathmandu (1990), dan Roma (1994) sehingga ia mendapat julukan Architech of Indonesian Dialoque. Sebagai ilmuwan pendidik H.A.Timur Djaelani pernah menulis, Allah telah memberikan kepada manusia tabiat yang murni dan sebaik-baiknya, dan tugas menusia ialah memelihara dan menjaga tabiat yang diberikan Allah itu.
Selamat jalan Profesor Anton Timur Djaelani. Kembalilah kehadirat Allah SWT dalam keadaan ridha dan diridhai-Nya. Masuklah bergabung ke dalam rombongan hamba-hamba yang diterima Iman dan Islamnya serta dimasukkan ke dalam surga-Nya
READ MORE - “In Memorium” Prof. H. A. Timur Djaelani, MA

“Refleksi Seabad Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir”

Perjalanan bangsa Indonesia penuh dengan perjuangan yang memberi kita pengalaman berbangsa dan ber-negara. Sejarah menyaksikan bahwa dalam tiap-tiap perjuangan itu, para pemimpin dan pejuang Islam telah mengambil peranan yang penting dan menentukan. Salah satu pemimpin yang seluruh masa hidupnya sebagian besar diisi dengan perjuangan menegakkan Islam dan menjaga persatuan bangsa ialah almarhum Dr (HC) Mohammad Natsir gelar Datuk Sinaro Nan Panjang. Pak Natsir, begitu panggilan akrabnya, adalah sosok yang dikenang oleh bangsa Indonesia sebagai tokoh pergerakan Islam, tokoh pendidikan Islam, tokoh politik, negarawan terkemuka, dan pemimpin umat yang berpengaruh di negeri ini. Mohammad Natsir lahir 17 Juli 1908, di kampung Jembatan Berukir, Alahan Panjang, Sumatera Barat, sedang kampung asalnya Maninjau. Pemimpin yang produktif menulis dan memiliki perhatian sangat tinggi terhadap dakwah itu wafat 6 Februari 1993 di Jakarta dalam usia 84 tahun.
Apa yang dilakukan Mohammad Natsir sebagai pelaku sejarah terukir dengan tinta emas sejarah perjuangan dan sejarah perjuangan Islam. Mohammad Natsir pernah menduduki posisi Perdana Menteri RI tahun 1950-1951 setelah Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jasa Natsir dalam proses terbentuknya NKRI sangat besar. Pada 3 April 1950, sebagai anggota parlemen, Natsir mengajukan mosi dalam Sidang Parlemen RIS (Republik Indonesia Serikat). Mosi itulah yang dikenal sebagai “Mosi Integral Natsir” yang memungkinkan bersatunya kembali 17 Negara Bagian ke dalam NKRI. Sejak saat itu, gugurlah negara-negara boneka buatan Belanda. Mohammad Natsir yang telah mencetuskan adanya mosi itu, oleh Presiden Soekarno, diberi kepercayaan untuk menyusun dan memimpin pemerintahan Republik Indonesia pertama setelah Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan. Ketika ditanya Bung Hatta soal siapa yang akan menjadi formatur kabinet, Bung Karno menyatakan, “Siapa lagi kalau bukan Natsir.”
Selain itu peran yang bernilai sejarah dalam kehidupan kenegaraan dilakukan Natsir ketika menjabat anggota Badan Pekerja KNIP (Parlemen Sementara RI), Menteri Penerangan (1946-1949), Ketua Umum Partai Masyumi (1949-1958), Anggota Majelis Konstituante, dan lain-lain. Natsir salah seorang anggota KNIP yang mendukung dibentuknya Kementerian Agama tahun 1946 yang sebelumnya ditentang oleh kalangan non-muslim dan nasionalis sekuler.
Sebagai pejuang pendidikan, perhatian Mohammad Natsir terhadap generasi muda cukup besar sejak zaman penjajahan. Semasa sekolah di Padang dan Bandung, beliau aktif dalam organisasi di antaranya Jong Islamieten Bond. Beliau berupaya memerangi kebodohan dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mendirikan sekolah Pendidikan Islam (Pendis) di Bandung tahun 1932.
Setelah kemerdekaan peran dan jasa Mohammad Natsir terutama dalam menginisiasi dan mengupayakan dana untuk pembangunan masjid kampus di institut/universitas terkemuka seperti Masjid Salman ITB, Masjid Salahudin UGM, Masjid Alauddin Unhas Makassar, dan lain-lain. Mohammad Natsir juga merintis tujuh perguruan tinggi, yakni Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Islam Riau
(UIR), Universitas Ibnu Khaldun Jakarta, Universitas Islam Bandung (Unisba), Univeristas Islam Indonesia (UII) Yogjakarta, Universitas Sultan Agung Semarang, dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Negarawan Sejati
Mohammad Natsir selaku pimpinan Partai Masyumi adalah orang pertama yang menolak gagasan politik Presiden Soekarno untuk menguburkan partai-partai dan menerapkan konsepsi Demokrasi Terpimpin (1956). Selama ada demokrasi, kata Natsir, selama itu pulalah partai tetap ada. Apabila partai-partai sampai dikubur, demokrasi pun turut pula masuk ke liangnya sekalian. Dan yang tinggal berdiri di atas kuburan itu adalah diktator. Natsir dan sejumlah tokoh Masyumi akhirnya dipenjara oleh rezim Soekarno tanpa melalui proses hukum.
Tetapi Mohammad Natsir adalah negarawan yang tidak pendendam. Dalam buku Bung Karno Dalam Kenangan (1981) yang disusun oleh Solichin Salam, Mohammad Natsir menulis, “Saya ingin menegaskan lagi di sini, bahwa sebagai pribadi dalam segala perbedaan atau pertentangan pendapat tidak pernah saya maupun Bung Karno menaruh rasa dendam satu sama lain. Mudah-mudahan sikap jiwa (mental attitude) yang demikian ini dapat dihidupkan kembali dalam rangka pembinaan bangsa di kalangan generasi penerus.”
Menarik disimak pandangannya tentang Pancasila, bahwa tidak ada pertentangan Pancasila dan Islam, kecuali bila Pancasila itu sengaja diisi dengan faham-faham yang bertentangan dengan ajaran Islam. Pancasila akan hidup subur dalam pangkuan ajaran agama Islam, ucap Natsir.
Di zaman Orde Baru, pada 1967 Mohammad Natsir bersama beberapa tokoh Masyumi yang seide dan seorientasi mendirikan wadah berbentuk Yayasan yaitu Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Natsir menjabat Ketua Umum DDII sampai wafat. Melalui kegiatan dakwah pula hubungan beliau dengan masyarakat luas tetap terpelihara, hidup terus sebagai pemimpin informal. Dewan Dakwah yang dipimpin Mohammad Natsir juga banyak berperan dalam merintis pembangunan Rumah Sakit Islam di beberapa tempat di Indonesia.
Hati Nurani Umat
Salah satu sifat yang menonjol dari pribadi Mohammad Natsir ialah integritasnya sebagai muslim dan sebagai putra bangsa. Tidak berlebihan kiranya, kalau sahabatnya Mr. Mohamad Roem memberi julukan Natsir sebagai “hati nurani umat.” Sementara pada tingkat internasional, Mohammad Natsir pernah memegang jabatan sebagai anggota Majlis Ta’sisi Rabithah al-Alam al-Islami yang berkedudukan di Saudi Arabia, dan sampai akhir hayatnya memegang jabatan sebagai Wakil Presiden Mu’tamar al-Alam al-Islami yang berkedudukan di Pakistan, dan anggota pendiri Dewan Masjid Sedunia (1976) yang berkedudukan di Mekkah. Pada tahun 1987 Natsir menjadi anggota Dewan Pendiri The Oxford Center for Islamic Studies, London. Semua ini hanyalah sedikit dari sekian banyak prestasi yang diukir oleh Natsir semasa hidupnya. Beliau pernah diusulkan menjadi Sekretaris Jenderal Organisasi Konperensi Islam (OKI), tapi tidak disetujui Pemerintah RI.
Mohammad Natsir tidak pernah membeda-bedakan perlakuannya terhadap setiap orang. Pintu rumah beliau selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung, dan beliau akan menerima setiap orang dengan sikap yang ramah dan simpatik. Pada 1980 Mohammad Natsir menerima Penghargaan Internasional Malik Faisal (Faisal Award) dari Kerajaan Saudi Arabia atas jasa-jasanya di bidang pengkhidmatan kepada dunia Islam. Raja Faisal semasa hidupnya pernah mau memberi hadiah mobil mewah yang pantas digunakan oleh Natsir. Tetapi Natsir menolak secara halus dan mengatakan, “Kalau mau membantu, tolonglah bantu mahasiswa-mahasiwa Indonesia untuk melanjutkan studi di Arab Saudi” pintanya.
Mohammad Natsir pernah mengatakan bahwa kemajuan masyarakat Islam hanya dapat dicapai dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara murni dan tidak bercampur aduk dengan bid’ah, khurafat dan tahayul.
Dalam beberapa kesempatan beliau menyatakan, “Tiap tiap kita adalah dai pengemban tugas dakwah. Tukang becak yang muslim, mempunyai tugas dakwah. Ia yang menjemput dan mengantar pulang ustadz dalam suatu pelaksanaan dakwah. Saudara marbot (penjaga) masjid mungkin buta huruf, tidak bisa membaca dan menulis. Tetapi, tugas membersihkan masjid, mengurus air masjid, menjaga keamanan sandal, adalah termasuk pelaksanaan dakwah. Marbotlah yang mengurus semua itu. Dengan tugas itu, merbot menjadi dai. Yang jadi pejabat atau pegawai, dia adalah dai. Karena dengan kedudukannya, pelaksanaan dakwah dapat berjalan lancar. Yang kaya, yang mendapat kekayaan dari Allah swt, mungkin tidak bisa naik mimbar, tetapi dengan infaknya dia menjadi dai.”
Mengenai persatuan umat, Mohammad Natsir mengatakan, “...bahwa umat Islam sekalipun menghadapi bermacam cobaan, dan terkadang sampai bercerai berai, tetap ada seruan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, yang memanggil mereka kembali ke jalan yang benar.”
Suatu hal yang patut diteladani dari kehidupan Natsir adalah integritas pribadi, pembawaan hidupnya yang sederhana dan jauh dari kecintaan terhadap harta benda. Bangsa Indonesia berhutang budi kepada Natsir sebagai pejuang nasional dan pejuang umat. Mohammad Natsir di samping mewariskan buku-buku karyanya yang bernilai, juga meninggalkan nilai kepahlawanan, kesederhanaan, sekaligus keteladanan yang kini semakin jarang ditemukan. (FN)
READ MORE - “Refleksi Seabad Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir”

Menag Lantik Pengurus PPKA

Jakarta (Pinmas)-Dalam rangkaian Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke 66 yang jatuh pada Selasa, 3 Januari 2012, Menteri Agama Suryadharma Ali melantik Pengurus Pusat Persaudaraan Pensiunan Kementerian Agama (PPKA) periode 2011-2016 di Operation Room Kemenag Pusat Jalan Lapangan Banteng 3-4 Jakarta.
PPKA yang dipimpin Drs H. Fauzan Afandi, mantan Staf Ahli Menteri Agama sebagai ketua umum dan M. Abdul Ghafur Djawahir, mantan Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebagai sekretaris umum diharapkan dapat membantu membangun citra positif Kementerian Agama di masyarakat.
"Visi PPKA adalah hidup sehat dan bermanfaat bagi pensiunan Kemenag," kata Ghafur.
Dikatakan, Kemenag termasuk kementerian yang tidak diotonomkan, oleh karenanya memiliki banyak satuan kerja di daerah dengan jumlah pegawai yang banyak. Dengan demikian, maka pensiunan pegawai Kemenag jumlah juga banyak dan tersebar di seluruh daerah.
"Organisasi pensiunan pegawai Kemenag memang sudah ada di beberapa daerah dengan nama yang berbeda, sehingga kurang efektif dan belum terdayagunakan untuk kepentingan pembangunan bangsa khususnya nation and character building," papar Ghafur.
Menyadari hal tersebut lanjut dia, pada tanggal 13-15 September 2011 telah diadakan Musyawarah Nasional pensiunan Kemenag yang dihadiri utusan dari seluruh provinsi dan pusat. Musyawarah Nasional telah sepakat mendirikan PPKA, serta menghasilkan AD dan ART, kepengurusan PPKA periode 2011-2016, dan program kerja.
Susunan pengurus PPKA yang dilantik Menteri Agama; beberapa orang mantan pejabat selaku penasehat, Ketua Umum Fauzan Afandi, Wakil Ketua I Chunaini Saleh, dan Wakil Ketua II Ibrahim. Sekretaris Umum M. Abdul Ghafur Djawahir, Wakil Sekretaris Hartono, Muizul Hidayat dan Abdul Hoir serta Bendahara Umum Mudjiono didampingi Wakil Bendahara Hj. Budiarti, Makmun Dahlan dan Ismail. (ks)
READ MORE - Menag Lantik Pengurus PPKA

Wamenag Sinyalir Praktek Mistik dan Dukun Laris di Pilkada

Pekanbaru(Pinmas)--Wakil Menteri Agama (Wamenag) Prof. Dr. Nasaruddin Umar mengatakan, di era reformasi dan Globalisasi dewasa ini ada fenomena yang menarik di tanah air bahwa menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) praktek mistik dan perdukunan makin laris.

Hal ini merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan, kata Nasaruddin Umar di hadapan ratusan warga Kementerian Agama Provinsi Riau saat malam tasyakuran Hari Amal Bakti (HAB) ke-66 kementerian tersebut di Pekanbaru, Minggu (8/1) malam.

"Praktek mistik dan dukun laris di Pilkada," kata Nasaruddin yang tiba-tiba disambut tepuk tangan riuh para tamu undangan. Hadir pada acara tersebut Ka Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau, Drs. H. Asyari Nur SH MM dan para pejabat di lingkungan kementerian setempat.

Wamenag mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Sebab, selain merusak nilai-nilai agama juga membawa pengaruh buruk bagi kehidupan berbangsa. Sementara di sisi lain ia melihat para calon yang bertarung dalam Pilkada merasa tak percaya diri jika tidak di-back up dukun. Mereka merasa tak punya pegangan. Padahal perbuatan demikian telah menyeret yang bersangkutan terjerumus ke tindakan musrik.

Pada saat bersamaan Pilkada berlangsung, lanjut Wamenag, permainan sogok atau amplop ikut mengiringi. Semua harus berbau amplop untuk memuluskan keinginan yang pada akhirnya secara tak sadar membawa keruntuhan akhlak, etika dan nilai agama.

Jika kejujuran dan bertindak di luar koridor tuntunan agama, katanya, jangan heran kekerasan atas nama agama pun ikut mewarnai, seperti terorisme. "Orang seenaknya mengebom, menewaskan orang banyak. Padahal berbuat demikian tak ada kamusnya dalam agama mana pun," ia menegaskan.

Degradasi moral makin memprihatinkan dengan ditandainya angka perceraian yang terus meningkat. Dari dua juta perkawinan pada 2010 saja, sekitar 10 persennya berakhir dengan cerai. Yang menggugat cerai pun kebanyakan wanita dan banyak terjadi pada pasangan usia muda. Jika itu terus berlanjut, persoalan sosial pun makin besar.
Sebab, katanya lagi, jika yang bercerai itu kebanyakan pasangan dari usia muda dan rata-rata memiliki dua atau tiga anak kecil, secara ekonomi akan menimbulkan persoalan pula. Apa lagi jika anak bersangkutan di bawah asuhan janda. "Menjadi janda muda itu juga persoalan, bersolek salah. Tak bersolek apa lagi," ucapnya dan disambut tepuk tangan.

Pada sambutan malam tasyakuran tersebut Wamenag juga menyinggung pemunculan aliran sempalan. Kelompok dari kalangan tertentu yang mudah sekali menilai kelompok lain sebagai komunitas sesat. "Sedikit-sedikit bid`ah, melontarkan kafir kepada pihak lain," katanya.

Tanpa menggunakan ukuran yang jelas, kelompok tersebut mengecam kelompok lain sehingga muncul disharmoni di tengah masyarakat.
Spekulatif

Masyarakat Indonesia kini pun secara tak sadar telah digiring dalam suasana hidup spekulatif dan konsumtif. Konsumtif lantaran cepat sekali membuang suatu produk yang masih bisa bermanfaat bagi kehidupan keseharian namun barang yang dimiliki diabaikan. Tanpa menyebut nama suatu produk, ia menjelaskan bahwa membuang barang yang masih bermanfaat sama saja dengan perbuatan mubazir.

"Perbuatan mubazir sama dengan berteman dengan setan," katanya dengan disambut gelak tawa hadirin.
Percaya yang sifatnya spekulatif, menurut Nasaruddin Umar, dapat dilihat dari tawaran menabung. Gerakan menabung adalah perbuatan baik. Sayangnya gerakan itu ikut diwarnai dengan iming-iming hadiah yang mendorong para nasabah melakukan tindakan spekulatif.

Hadiah telepon genggam, mobil, hadiah umroh dan barang lainnya menggiring nasabah kepada perbuatan irasional dan menjauhkan umat dari agama. Padahal, hadiah tersebut merupakan akumulasi dari bunga bank para nasabah yang dikembalikan ke nasabah lagi. Amerika Serikat saja sebagai negara maju tak mengajarkan nasabah bertindak spekulatif melalui promosi hadiah untuk menabung, ia menjelaskan.

Terkait dengan kelompok sempalan, ia menyatakan prihatin. Pasalnya di era reformasi ini, dengan mengatasnamakan hak asasi manusia, mudah sekali menggiring umat kearah perpecahan. Dicontohkan saat penentuan awal 1 Syawal, atau Idul Fitri. Tanpa menggunakan sistem dan parameter yang berlaku dalam Islam, mereka berani menetapkan Lebaran tiga hari lebih cepat dari ketetapan Sidang Istbat yang dilakukan pemerintah.

Bahkan ada yang menetapkan lebih lama lagi dari ketetapan pemerintah. Ia khawatir jika fenomena itu berlangsung terus, bisa jadi pertengahan Ramadhan nanti bisa ada umat Islam menyelenggarakan Lebaran. "Ini bisa melukai perasaan umat, karena keyakinannya diacak-acak," tegasnya.

Pihak Kementerian Agama, untuk menetapkan awal Ramadhan dan Lebaran, sudah melakukan pendekatan dengan pakarnya. ITB dan lembaga astronomi dilibatkan. Belum lagi melalui kajian ulama. "Jadi, saya pun telah mengingatkan kalangan pemuka agama, ulama dan pimpinan tarekot untuk mengindahkan aturan dari kementerian agama," jelasnya.

Dari banyaknya kasus yang merugikan umat Islam, peran tokoh agama dan pendidikan agama harus dikedepankan. Kesenjangan sosial harus diatasi melalui pemberdayaan zakat, mengoptimalkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). (ant/edy)
READ MORE - Wamenag Sinyalir Praktek Mistik dan Dukun Laris di Pilkada

Kemenag Beri Penghargaan Pada Mantan Presiden BJ Habibie

Jakarta (Pinmas)--Dalam rangka Hari Amal Bhakti ke 66, Kementerian Agama menganugerahkan penghargaan kepada mantan Presiden BJ Habibie. Selain itu memberikan penghargaan kepada para kepala daerah yang menaruh perhatian besar terhadap pendidikan agama serta kepada para pelaku pendidikan agama Islam yang berkiprah di pondok pesantren dan madrasah maupun guru agama di sekolah umum.
Demikian disampaikan Ketua Panitia kegiatan HAB ke 66, Affandi Muchtar kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/1) didampingi Kepala Pusat Informasi dan Humas, Zubaidi menjelaskan peringatan HAB ke-66 yang jatuh pada hari Selasa, 3 Januari 2012.
Menurut Affandi yang juga Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, para kepala daerah baik gubernur, bupati atau walikota diberikan penghargaan karena mampu memajukan dan mengembangkan daerahnya melalui pendidikan Islam. "Mereka ini memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan agama dan pendidikan keagamaan dengan mengalokasikan anggaran yang memadai," ujarnya.
Diantara lembaga pendidikan yang akan menerima penghargaan dari Kemenag, kata Affandi, yaitu Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Lembaga pendidikan ini meskipun mendidik santri belajar ilmu agama, namun juga memberikan pendidikan umum, sehingga memberi kesempatan kepada santri untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. "Hasilnya banyak santri yang bisa menuntut ilmu di perguruan tinggi bergengsi seperti ITB, UI dan sebagainya," terang Affandi.
Adapun kegiatan lain pada HAB ke 66 yang mengusung tema "Memperteguh komitmen untuk membangun Kementerian Agama yang bebas dari korupsi" dan motto "Ikhlas, Integritas dan Bersih" adalah tema upacara peringatan pada tanggal 3 Januari secara serempak di seluruh Indonesia.
Pada malam harinya, lanjut Affandi, dilaksanakan tasyakuran, seraya memberi penganugerahan kepada para tokoh antara lain mantan Presiden Prof Dr Bacharuddin Jusuf Habibie, mantan Menteri Agama Prof Dr KH Tolchah Hasan, Gubernur Lampung Sjachroedin dan Gubernur Maluku Karel A Ralahalu.
Kegiatan lain adalah seminar, bazar dan kegiatan donor darah yang akan diikuti sekitar 100 orang pendonor. Selain itu, pertandingan pelbagai cabang olahraga seperti tenis meja, futsal dan lain sebagainya. (ks)
READ MORE - Kemenag Beri Penghargaan Pada Mantan Presiden BJ Habibie

Media Dunia Islam Perlu Kembangkan Diri Sejalan dengan Perkembangan Dunia Internasional

Jakarta (Pinmas)-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa media dunia Islam perlu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan dunia internasional. Hal ini disampaikan Staf Khusus Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, dalam keterangan pers usai mendampingi Presiden SBY menerima Delegasi Liga Muslim Dunia, di Kantor Presiden, Jumat (16/12) pagi.
Dalam pertemuan tersebut Sekjen Rabitha Alam Islamy melaporkan hasil dari konferensi Internasional Media Islam kedua kepada Presiden dan menjelaskan bahwa salah satu hasil konferensi adalah mencatat arti pentingnya media Islam dalam konteks perkembangan dunia internasional saat ini. "Dalam respon hal tersebut, Bapak Presiden menyampaikan memang ada keperluan bagi dunia Islam untuk lebih melakukan pengembangan-pengembangan diri dalam menyikapi perkembangan dunia internasional, terkait media," ujar Faiza.
Presiden SBY mengambil contoh pada saat adanya konflik antara dunia Islam dan non Islam akibat penebitan kartun di Denmark. Presiden menjalankan intermediary dialog untuk mencoba menjembatani kesalahpahaman dan salah persepsi antara dunia Islam dan dunia non Islam.
"Disamping itu mereka menyebutkan bahwa konferensi telah berhasil dengan sukses dan tindak lanjutnya akan dimintakan kerja samanya dengan kementerian agama untuk menghasilkan program-program yang konkrit," lanjut Faiza. Selain itu, dalam pertemuan tadi melalui perwakilan para delegasi Presiden juga meminta bantuan kepada negara-negara Islam untuk membantu proses perdamaian Afghanistan.(sby.info)
READ MORE - Media Dunia Islam Perlu Kembangkan Diri Sejalan dengan Perkembangan Dunia Internasional

Kaum Perempuan Mempunyai Peran dalam Merebut Kemerdekaan

Jakarta (Pinmas)--Kaum perempuan Indonesia mempunyai peran dalam merebut kemerdekaanntuk mewujudkannegara Indonesia yang bersatu, aman, tentram dan damai.Hal ini disampaikan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar saat Upacara memperingati Hari Ibu di Halaman Kantor Kemanterian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat, Kamis (22-12/11).
Dalam sambutan yang dibacakan Kabalitbang Kemenag Abdul Djamil, Meneg PP dan PA juga memberi apresiasi kepada para tokoh perempuan yang telah berjuang, baik bagi kaum perempuan, maupun kepada negeri ini.
"Sudah saatnya, kaum laki-laki dan perempuan bekerja sama. Mari, kita tingkatkan kemitraan perempuan dan laki-laki untuk membangun ketahanan ekonomi rumah tangga menuju kesejahteraan bangsa, mari kita wujudkan, keadilan dan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara. Mari, kepada lembaga, baik pemerintah maupun non pemerintah, untuk meningkatkan produktivitas ekonomi perempuan, termasuk industri rumah tangga guna menanggulangi kemiskinan� seru Meneg PP dan PA.
Meneg PP dan PA juga menyampaikan, bahwa peringatan Hari Ibu Tahun 2011 ini, difokuskan pada aspek ekonomi, sehingga kaum perempuan Indonesia yang nota bene-nya mempunyai latar belakang budaya, agama dan status sosial yang berbeda, mampu melakukan instropeksi terhadap upaya dan perjuangan, terutama pada bidang tersebut di atas.
"Tujuannya jelas, dalam partisipasinya, terutama dibidang ekonomi, perempuan mampu memperjuangkan kesetaraan gender, terutama di negeri tercinta ini, agar ke depan, negara kita, bisa menjadi lebih baik� lanjut Meneg PP dan PA
"Ibu, lanjut Meneg PP dan PA, mempunyai kewajiban untuk menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang saling menghormati, mampu dan sanggup berbagi antara laki-laki dan perempuan, bersikap positif dan produktif, serta memberi kesempatan kepada kaum perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara. Hal ini sesuai dengan amanat hasil kongres Perserikatan Perempuan Indonesia Kedua di Jakarta pada Tahun 1935� Terang Meneg PP dan PA.
Pemerintah RI, sesuai PP RI No 316 tahun 1959, menyatakan bahwa hari 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu dan merupakan Hari Nasional bukan hari libur.
Kementerian Agama memusatkan upacara peringatan Hari Ibu di Halaman Kantor Kemanterian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat. Tak kurang 1.500-an pegawai di lingkungan Kemenag Pusat mengikuti upacara hari Ibu tersebut.(G-penk)
READ MORE - Kaum Perempuan Mempunyai Peran dalam Merebut Kemerdekaan

Wamenag Janji Majukan Tenaga Pendidik PTAI


akarta(Pinmas)--Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar berjanji akan memperjuangkan tenaga pendidik di sejumlah perguruan tinggi agama Islam (PTAI) dalam dua tahun, dengan menghapus sejumlah kendala yang dihadapi, sehingga ke depan karirnya dapat setara dengan dosen perguruan tinggi negeri lainnya.

"Masa tugas saya dua tahun. Saya harus mengoptimalkan itu," katanya di Jakarta, Selasa.

Sebelumnya pada pertemuan dengan tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Qasim atau UIN Sulthan Syarif Qasim atau UIN Suska,Pekanbaru, Senin, Wamenag Nasaruddin Umar mengingatkan bahwa perguruan tinggi Islam itu harus mampu "menjual" seluruh kemampuan yang ada. Mulai kemampuan tenaga pengajarnya hingga dukungan fasilitas akademik di universitas bersangkutan.

Bukan hanya tingkat regional, tetapi juga menapak maju ke jenjang internasional. Dukungan ke arah itu sangat terbuka berupa teknologi informasi. Jejaring sosial atau internet sudah begitu luas digunakan kalangan akademik. Hal ini perlu dioptimalkan untuk mendukung seluruh aktivitas para tenaga pengajar, ia mengingatkan.

Wamenag melihat ada perbedaan mendasar tenaga dari PTAI dengan dosen dari perguruan negeri atau swasta nasional. Perbedaan itu terletak pada aktivitas keseharian.

Seorang dosen dari PTAI memiliki jam mengajar lebih panjang di luar dan dalam kampus. Bahkan di luar kampus berperan sebagai tenaga konsultan keagamaan. Ia kadang menjadi dai.

"Yang jelas, kehidupan sehari-hari lebih banyak melayani banyak orang," katanya.

Terkait dengan optimalisasi tenaga pengajar, Nasaruddin Umar mengakui banyak tenaga pengajar dari PTAI kesulitan membuat tulisan karya ilmiah. Pasalnya, dosen bersangkutan waktunya lebih banyak terserap melayani orang banyak. Dia banyak terlibat dalam kegiatan pelayanan umat.

Untuk itu, perlu dicarikan cara lain agar dosen PTAI tak dirugikan dalam karirnya. Sebab, banyak dosen terhambat untuk meraih gelar doktor karena waktunya banyak dicurahkan untuk kepentingan lebih besar, yaitu pelayanan umat. Jadi, sangat tidak adil seorang calon doktor yang banyak mencurahkan tenaga untuk kepentingan besar lantas terhambat karirnya.

"Kita harus menyingkirkan hambatan itu," ia menegaskan.

Hambatan yang dihadapi bukan hanya yang terjadi di UIN Sulthan Syarif Qasim atau UIN Suska, tapi juga pada PTAI lainnya. Persoalan ini harus segera diselesaikan.
"Saya memiliki tugas singkat," ia menjelaskan.

Pada kesempatan tersebut Wamenag juga menyampaikan pujian terhadap seluruh pengelola perguruan tinggi Islam tersebut, karena hubungan antarmahasiswa dan dosen, dan sesame tenaga pengajar terjalin dengan baik. Kendati demikian ia pun mengingatkan para mahasiswa agar tetap dijaga dari berbagai pengaruh buruk, sehingga citra UIN tetap harum.

"Lingkungan kos, pergaulan di dalam kampus hendaknya dijaga dengan baik," harapnya.(ant/ess)
READ MORE - Wamenag Janji Majukan Tenaga Pendidik PTAI

Kemenag Akan Miliki Grup Band


Jakarta (Pinmas)--Kementerian Agama dalam waktu dekat akan memiliki kelompok band yang diharapkan membawa pengaruh bagi cita rasa dan pemupukan etika, estetika yang pada akhirnya memberikan kontribusi positif bagi lingkungan kerja di Kementerian Agama.

"Dengan adanya grup band diharapkan karyawan dapat meningkatkan pemupukan etika, pikiran, estetika dan raga," kata Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat saat membuka lomba Pop Singer, qosidah dan marawis dalam kaitan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama ke-66 di Jakarta, Rabu.

Grup Band itu bernama Demora. Makna dari nama kelompok itu akan dijelaskan bersamaan dengan acara peluncuran dalam waktu dekat.

Untuk itu, pihaknya tengah mempersiapkan sarana pendukung misalnya merombak lantai dua gedung sasana amal bhakti untuk tempat karyawan mengisi acara seni bernuansa Islam dengan dukungan grup band.

"Jika mendengar lagu, lupa urusan kantor. Kalau tak memberi sambutan, saya lebih suka mendengar lagu," ucap Bahrul Hayat di atas podium ketika mengawali sambutannya pembukaan lomba seni tersebut.

Ia menambahkan, kadang seseorang mengalami stres karena itu perlu rileks dengan lagu untuk olah fikiran, olah qolbu, rasa dan raga.

"Kita pun perlu keseimbangan. Karena itu seni juga menjadi penting dalam kehidupan," ujarnya.

Agar kegiatan seni lebih optimal, menurut Bahrul, pihaknya juga akan mengoptimalkan kelompok paduan suara 45 dari Nusa Tenggara Timur dan kelompok seni lainnya dari Lampung.

Dalam acara pembukaan yang dihadiri Ketua HAB bidang seni, Euis Sri Mulyani dan Ketua Panpel HAB ke-66 Afandi Muchtar itu, dijelaskan pula bahwa lomba ini merupakan ajang adu prestasi seni. Karena itu diharapkan seluruh karyawan dapat memberikan dukungan demi suksesnya kegiatan itu. (ant/ess)
READ MORE - Kemenag Akan Miliki Grup Band

Optimalkan Masjid Sebagai Pusat Pemberdayaan Umat



Solok(Pinmas)--Wakil Menteri Agama Prof Dr Nasaruddin Umar mengimbau umat Muslim di tanah air memanfaatkan masjid tidak sebatas sebagai tempat shalat, namun mengoptimalkan fungsi masjid sebagai pusat pemberdayaan umat dalam berbagai bidang baik ekonomi, sosial maupun budaya.
"Para takmirul masjid hendaknya memanfaatkan potensi masjid, karena pusat pemberdayaan umat Islam pertama kali adalah masjid," kata Wamenag saat meresmikan Masjid Agung Al Muhsinin kota Solok, Sumatera Barat, Jumat (16/12).
Menurut Wamenag, saat ini di Indonesia ada 800 ribu masjid dan surau, tentu menyimpan potensi umat yang sangat besar. Jika digerakan secara optimal, akan meningkatkan kesejahteraan umat. Pemberdayaan ekonomi berbasis masjid sangat diperlukan, misalnya membuat minimarket di masjid seperti yang ada di masjid-masjid di Turki.
Bahkan di masa lalu masjid dijadikan sebagai tempat kontrol sosial. "Menara-menara masjid di masa lalu bukan sekedar sebagai tempat muazin memanggil orang shalat, tapi juga dari ketinggian menara melihat rumah-rumah umat berasap atau tidak. Jika tidak apalagi berhari-hari ini bisa jadi ada masalah, karena tidak ada yang dimasak," papar Wamenag.
Bahkan lanjut dia, hampir semua universitas besar lahir di dalam masjid seperti Universitas Al Azhar, Mesir 1000 an tahun lalu. "Kini masjidnya di dalam universitas," imbuhnya.
Wamenag juga berharap propinsi Sumbar menjadi pelopor pemberdayaan masjid, apalagi di daerah ini cukup banyak masjid yang indah dan megah. "Masjid yang baru diresmikan ini kalau di tempat lain sebagai masjid tingkat propinsi. Tapi disini tingkat kabupaten," kata Wamenag.
Peresmian Masjid Agung A Muhsinin kota Solok juga dihadiri Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Walikota Solok Irzal Ilyas, Kepala Kanwil Kemenag Sumbar Ismail Usman, Anggota DPR Efriyadi Asda, Staf Khusus Menteri Agama RI Hj. Ermalena. Masjid ini pertama kali dibangun tahun 1984, namun akibat peristiwa gempa bumi di wilayah Solok, 6 Maret 2007 mengakibatkan kerusakan berat sehingga tidak layak dipergunakan.
Pembangunan ulang menelan dana sekitar Rp35 miliar, mampu menampung lebih dari tiga ribu jamaah di bagian dalam dan tiga ribu jamaah di bagian luar. Dengan penggunaan fasilitas yang serba bagus, diharapkan masjid ini mampu menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kota Solok dan Sumbar, kata Irzal. (ks)
READ MORE - Optimalkan Masjid Sebagai Pusat Pemberdayaan Umat
Biografi dan Profil Tokoh TerkenalRumah Yatim, Anak Yatim, Panti Yatim, Panti Asuhan, Panti Sosial, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, Baitul Maal, Sedekah, Zakat, Infaq, Wakaf, Hibah, Donatur, Badan, Amil Zakat, Lembaga Amil Zakat, Dompet Peduli, Pondok Yatim, Pecinta YatimToko Online Aksesoris wanita no.1 di Indonesia-Aini's CollectionFree automatic backlinks exchangeAuto Backlink Gratis Indonesia : AUTO BACKLINK Teralis, Railing Tangga, Railing Balkon, Kanopi, Pintu Besi, Pintu Pagar, Pagar Besi, Pintu Garasi, Tangga BesiALAT BANTU SEX- OBAT KUATDaftar PTC Indonesia pilihan yang selalu membayar Ptc indonesia terbaru,ptc indonesia terpercaya,daftar ptc terpercaya,list ptc indonesia terpercaya,situs ptc indonesia yang bisa dipercaya Free Automatic Backlinks ExchangesFree Automatic Backlinks ExchangesFree Automatic Backlinks ExchangesAqillah Aziz indian classifieds, india classified ads, free classified ads, buy sell free classifieds from india, classified yellow pages, indian ads, post free ads, indian advertisements, free advertising, post sell ads, post buy ads, free job postings, free matrimonial ads, car classifieds, auto classifieds, used stuff, local ads, ads for sale, local classifieds india, click india, property for sale, sell used cars, education institutes, travel deals, mumbai real estate, new delhi restaurants, hotels in bangalore, online classifieds india, buy sell free classifieds, online ads, free ads, indian ads, where can i post free ads, post free business ads, post free employment ads, free online ads posting, how to post free ads, post free banner ads, post free ads internet, free business advertising, local classified ads, free internet classified ads, post free dog ads, placing free ads online, free online advertising sites, where to place free classified ads, used cars classified ads, submit free classified ads, sites to post ads for free, kijiji, free classifieds nyc, post free classified ads no registration, sell car free ads, free online advertising sites, autos, ads for, one india, free classifieds in keralagrahafenomenahati. ALBUM KELUARGA H.M SOEKARNO Rt.04/03 PATIKRAJADownload Mp3 Lagu Religi Mawar Biru Keris adalah budaya asli Indonesia BACKLINK OTOMATIS GRATIS Fenomena Hati . download-aplikasi-gratisbanyumas Pustaka Link Fenomena Hati download-aplikasi-gratisbanyumasdownload-aplikasi-gratisbanyumasSAHABAT UNGU Ciptaan Terbaik Tuhan
Ratu Galunggungarinmawarbirukita download-aplikasi-gratisbanyumas
Kumpulan Artikel Islamiperjalananjihad Daftar Lagu Islami Desa Patikraja. Solusi hosting gratis dari Google Code CHANNEL---TV---DESA PATIKRAJA 10 000 000 Backlinks. 10 000 000 Backlinks. Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. Media-Aisah Bella  Arin Mawar Rindu (Puisi Biru)Link Exchange/Tukar Link. CHANNEL---TV---Ugiarti Pratiwi AISAH BELLA Exchange/Tukar Link. CHANNEL---TV---AISAH BELLA  Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. Majalah Roro Mendot  cewek cantik Indonesia   Arin Mawar Rindu (Puisi Biru)Link Exchange/Tukar Link. Bunda Watie  Link Exchange/Tukar Link. NYAI Roro Mendot-AISAH BELLA  AISAH BELLA Exchange/Tukar Link.

submit your site