"Saya juga terkesan atas kejernihan dan keteduhan dalam berpikir serta kesediaan untuk ikut mengatasi persoalan bangsa dengan pendekatan dan cara yang mulia dan bermartabat. Jika pikiran, komitmen, dan tindakan seperti itu juga dimiliki segenap komponen bangsa, insya Allah negeri kita akan semakin maju," kata Presiden.
Sebelumnya, Presiden SBY berharap muktamar ini membawa kebaikan bagi Islam, umat, bangsa dan negara, serta dunia. Atas nama negara dan pemerintah, SBY menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada pimpinan dan keluarga besar Jam`iyyah Ahlit Thareqah Al Muktabarah An-Nadliyah atas pengabdian, partisipasi, dan kontribusi selama ini.
"Tradisi, pendekatan, dakwah, dan perilaku sufi yang dijalankan oleh kaum thariqah yang teduh, jernih, substantif, mendidik, dan tanpa kekerasan terasa paling tepat untuk meningkatkan pembangunan bangsa menuju Indonesia yang makin maju, adil, dan sejahtera," kata Presiden.
Tradisi dan pendekatan kaum tarikat, lanjut SBY, juga dirasa tepat untuk mengatasi berbagai perselisihan, konflik, dan bahkan benturan dalam kehidupan bangsa dan negara. "Indonesia adalah bangsa yang amat majemuk, kehendak dan aspirasinya amat banyak serta beragam. Terlebih saat ini dalam era demokrasi, kekebasan, dan keterbukaan. Akibatnya tuntutan masyarakat kita amat dinamis. Benturan dan kekerasan bisa terjadi setiap saat," Kepala Negara menambahkan.
Menurut Presiden, kita harus bisa mengelola perbedaan sehingga tidak terjadi berbagai benturan seperti akhir-akhir ini. Perbedaan harus dikelola dengan arif, bijak, dan tepat. Namun, Presiden menegaskan, setiap pelanggaran hukum harus ditindak tegas.
Usai memberikan sambutan, Presiden SBY didampingi Rois Aam Jam`iyyah Ahlith Thariqah Habib M Luthfi Ali memukul beduk tanda dibukanya Muktamar ke IX Jam`iyyah Ahlith Thariqah Al Muktabarah An-Nadliyah. Muktamar akan berlangsung hingga 14 Januari 2012 dan bertemakan `Dengan Thariqoh Kita Perkokoh Keberadaan Umat dan Bangsa Untuk Perdamaian dan Kesejahteraan Dunia`.
Mendampingi Presiden dalam acara ini, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Menag Suryadharma Ali, Mendikbud Muhammad Nuh, Seskab Dipo Alam, Panglima TNI Laksamana Agus Soehartono, dan Kapolri Jendral Timur Pradopo. Hadir pula Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Ketua Umum PB NU Said Agil Syiraj.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Membacanya dan tolong kasih Komentarnya.