"Masa tugas saya dua tahun. Saya harus mengoptimalkan itu," katanya di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya pada pertemuan dengan tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Qasim atau UIN Sulthan Syarif Qasim atau UIN Suska,Pekanbaru, Senin, Wamenag Nasaruddin Umar mengingatkan bahwa perguruan tinggi Islam itu harus mampu "menjual" seluruh kemampuan yang ada. Mulai kemampuan tenaga pengajarnya hingga dukungan fasilitas akademik di universitas bersangkutan.
Bukan hanya tingkat regional, tetapi juga menapak maju ke jenjang internasional. Dukungan ke arah itu sangat terbuka berupa teknologi informasi. Jejaring sosial atau internet sudah begitu luas digunakan kalangan akademik. Hal ini perlu dioptimalkan untuk mendukung seluruh aktivitas para tenaga pengajar, ia mengingatkan.
Wamenag melihat ada perbedaan mendasar tenaga dari PTAI dengan dosen dari perguruan negeri atau swasta nasional. Perbedaan itu terletak pada aktivitas keseharian.
Seorang dosen dari PTAI memiliki jam mengajar lebih panjang di luar dan dalam kampus. Bahkan di luar kampus berperan sebagai tenaga konsultan keagamaan. Ia kadang menjadi dai.
"Yang jelas, kehidupan sehari-hari lebih banyak melayani banyak orang," katanya.
Terkait dengan optimalisasi tenaga pengajar, Nasaruddin Umar mengakui banyak tenaga pengajar dari PTAI kesulitan membuat tulisan karya ilmiah. Pasalnya, dosen bersangkutan waktunya lebih banyak terserap melayani orang banyak. Dia banyak terlibat dalam kegiatan pelayanan umat.
Untuk itu, perlu dicarikan cara lain agar dosen PTAI tak dirugikan dalam karirnya. Sebab, banyak dosen terhambat untuk meraih gelar doktor karena waktunya banyak dicurahkan untuk kepentingan lebih besar, yaitu pelayanan umat. Jadi, sangat tidak adil seorang calon doktor yang banyak mencurahkan tenaga untuk kepentingan besar lantas terhambat karirnya.
"Kita harus menyingkirkan hambatan itu," ia menegaskan.
Hambatan yang dihadapi bukan hanya yang terjadi di UIN Sulthan Syarif Qasim atau UIN Suska, tapi juga pada PTAI lainnya. Persoalan ini harus segera diselesaikan.
"Saya memiliki tugas singkat," ia menjelaskan.
Pada kesempatan tersebut Wamenag juga menyampaikan pujian terhadap seluruh pengelola perguruan tinggi Islam tersebut, karena hubungan antarmahasiswa dan dosen, dan sesame tenaga pengajar terjalin dengan baik. Kendati demikian ia pun mengingatkan para mahasiswa agar tetap dijaga dari berbagai pengaruh buruk, sehingga citra UIN tetap harum.
"Lingkungan kos, pergaulan di dalam kampus hendaknya dijaga dengan baik," harapnya.(ant/ess)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Membacanya dan tolong kasih Komentarnya.